part 21

12 4 0
                                    

anindya berjalan tak ber arah, menyusuri setiap jalan dan gang yang ada di ibu kota itu, pandangan nya lurus kedepan dengan tatapannya yang kosong serta air mata yang terus menetes. wajah nya pucat serta pakaian nya menjadi lusuh, ia sama sekali tak memperhatikan bagaiamana penampilannya saat ini telah membuat perhatian banyak orang yang di lewatinya.

"anak itu kenapa ya?"

"kasihan banget, kayak lagi sakit gitu, pucet"

"belum di jemput orang tuanya kali"

"kayak nya lagi banyak masalah deh "

ucap ibu-ibu maupun bapak-bapak setelah melihat anindya berjalan tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

anindya tak lagi merasakan sakit ginjal nya yang sedang kambuh saat ini, terlebih ia tidak konsumsi makanan sedikit pun hari ini dan juga melupakakan obat nya yang seharus nya ia minum tepat waktu.

pikiran nya kalut dalam kejadian beberapa tahun silam dimana kecelakaan clarissa tepat di depan matanya. mental nya hancur dan bergetar kembali ketika mengingat kata dan perlakuan ayah nya selama ini yang sangat membencinya dikarenakan kejadian itu.

"bukan kah aku juga anak ayah?"

"aku tidak sengaja melakukan itu, tapi kenapa semua membenci ku tuhan?"

"aku juga sangat menyayangi kak clarissa tuhan"

"kenapa saat itu, kau tak ambil saja nyawa ku tuhan"

"tolong kembalikan kak clarissa tuhan.... ambil saja aku"

"apakah belum cukup ayah yang membenci ku tuhan? kenapa kini kau kirim kakak yang paling  sayangi juga membenci ku?"

"apa kurang penderitaan yang selama ini aku alami tuhan?"

"apa aku harus mengakhiri hidup ku sekarang tuhan?"

ucap anindya dalam hati sembari berjalan menuntun nya kemanapun arah nya.

langit mendung menandakan hujan akan datang, anindya tak menyadari akan cuaca yang kini sedang berlangsung dihadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

langit mendung menandakan hujan akan datang, anindya tak menyadari akan cuaca yang kini sedang berlangsung dihadapannya. perlahan rintik hujan mulai turun membasahi tubuh nya, tas dan buku sekolah pun tak dihiraukannya. kini anindya benar-benar hancur.

ia tak tahu lagi bagaiamana kelanjutannya, fakta bahwa ia yang membunuh clarissa pun ia berikan pada dirinya. anindya mulai menyalahkan diri nya atas semua hal yang terjadi dan menganggap ia adalah anak pembawa sial.

"benar kata ayah, aku memang anak pembawa sial"

"aku adalah anak yang tak tahu diri"

"aku seorang pembunuh, wajar saja semua membenci ku"

"wajar saja selama ini kehidupanku semenderita ini"

"apa yang aku harapkan dari seorang pembunuh seperti ku?"

ucapnya anindya mengutuk dirinya sendiri dikala hujan mengguyur dirinya.

LARAYNNAWhere stories live. Discover now