part 8

35 9 4
                                    

Anindya pulang menggunakan angkot, ia pulang dengan keadaan tas yang masih penuh dengan tepung dan bau busuk dari telur.
Di dalam angkot Anindya malu karena banyak orang yang memperhatikan anindya dengan tatapan yang sangat tajam. Mereka juga menutupi hidung mereka karena bau dari tas nya. Bahkan beberapa menyindir nya.

"Duh ganggu aja deh, kalau mau pake kendaraan umum jangan kasih polusi dong" sindir ibu-ibu yang duduk di samping anindya.

"Iya nih, mana bau lagi, cewe cantik si tapi jorok, bau banget" balas ibu- ibu lainnya.

Anindya yang merasa tersindir pun tak enak hati dan memilih untuk turun.

"Pak, kiri ya" ucap anindya.

"Ibu bapak saya mohon maaf ya karena ketidak nyamanan nya, sekali lagi saya minta maaf" ucap anindya sebelum turun dari angkot.

Matahari sangat terik siang ini, anindya memutuskan untuk berjalan kaki hingga kerumah nya, ia tak mau mengendarai kendaraan umum lagi karena takut mengganggu kenyamanan penumpang yang lainnya.

Karena jarak yang cukup jauh, anindya merasa  pinggang kiri nya nyeri, ia tau jika penyakit nya akan kambuh untuk kesekian kali. Namun ia masih merahasiakan dari ibu nya. Anindya masih merasa bisa menahan sakit itu sehingga tidak menambah beban fikiran batari yang saat ini banting tulang untuk mereka berdua.

Anindya memutus kan untuk beristirahat terlebih dahulu, ia meminum air mineral yang ia bawa dari rumah. Pandangannya kosong kedepan mengamati mobil dan motor yang berlalu lalang.

"Aku mendengar bahwa banyak anak perempuan yang menyandarkan kepala mereka pada bahu sang ayah, mereka dapat menangis sepuasnya dan mencurahkan isi hati mereka.
Namun ayah, kenapa bahu mu sangat jauh untuk aku bersandar?" Ucap anindya lirih.

Setelah merasa nyeri nya berkurang, anindya melanjutkan perjalanannya. Setelah 10 menit berjalan, ia sampai di rumah nya.

Anindya langsung mencuci tas nya sebelum sang ibu pulang, ia tak mau kejadian tadi sampai di ketahui batari. Anindya merasa ia dapat menyelesaikan masalah nya sendiri sehingga tidak terus bergantung pada sang ibu.

Setelah itu ia memasak dan membersihkan rumah, ia mau batari pulang kerja dan melihat rumah nya rapi dan makanan telah tersaji di meja makan.

Anindya sangat menyayangi ibu nya, sedari kecil batari yang selalu membela bahkan menyelamat kan nya dari amukan sang ayah.
Bahkan anindya melihat bagaimana dharma menampar dan menjambak batari karena membela dirinya.

Ingatan itu sangat jelas tercetak dalam memori kelam anindya, entah kenapa kejadian itu tak pernah hilang atau anindya lupakan. Bahkan ia selalu bermimpi bagaimana keras nya dharma menyiksanya selama ini.

🌼🌼🌼

Batari pulang jam 5 sore, setelah nya ia mandi dan membersihkan diri. Batari sangat bangga karena putri nya dapat membereskan pekerjaan rumah bahkan memasak, anindya sangat mandiri dan itu sangat membantu batari.

 Batari sangat bangga karena putri nya dapat membereskan pekerjaan rumah bahkan memasak, anindya sangat mandiri dan itu sangat membantu batari

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Setelah menunaikan sholat magrib bersama, anindya dan batari menuju ke meja makan.

"Nak, bagaimana penyakit mu? Apa akhir-akhir ini masih kambuh?" Tanya batari di sela makan malam nya.

"Uhuk...uhuk...uhuk..." anindya yang kaget mendengar pertanyaan itu pun tersedak makan malamnya.

"Ya ampun nak, pelan-pelan dong makannya, sampai keselek gitu...."

"Hehhehe maaf bu, soalnya laper banget" bohong anindya.

"Duh,, kamu ini ada-ada aja.
Gimana, tadi kan ibu tanya tentang penyakit kamu apa masih kambuh?" Tanya ulang batari.

"Nggak kok bu, anindya sehat, usah lama juga ga kambuh, kayak nya udah sembuh deh buk" jawab bohong anindya untuk kedua kali nya.

"Jangan bohongin ibu ya, pokoknya kalau sakit lagi bilang, biar kita kontrol kerumah sakit" ucap batari.

"Iya ibu ku sayang, siap laksanakan nyonya...." bohong anindya ketiga kalinya.

"Tadi gimana sekolah nya? Temen-temen semua baik kan sama kamu? Suka ga sama sekolah nya? Katanya sekolah nya bagus ya nak? Elite gitu, ibu bangga banget kamu sekolah disitu, pasti cara ngajar dan pola pendidikannya lebih maju dan modern. Iya kan?" Tanya batari.

"Emm iya buk, sekolah nya baguussss bangettt. Megah, mewah, fasilitas nya bagus, apalagi teman-teman anindya, baik terus cantik-cantik semua" bohong anindya ke empat kali nya.

"Syukur alhamdulillah kalau kamu suka, harus rajin belajar ya nak, biar nanti kerja nya mudah, ga kayak ibu"

"Iya ibu ku sayang"

Ibu maafin anindya, anindya udah bohongin ibu malam ini, anindya cuma ga mau nambahin beban fikiran ibu, ibu udah banting tulang buat anind, usia ibu juga udah gak muda, bagaimana pun kesehatan ibu juga penting, anindya ga mau ibu banyak fikiran terus sakit
Ucap anindya dalam hati.





Ada yang mau kasih masukan buat anindya gak nih?
Atau masukan buat batari?
Jangan lupa vote dan komen ya😘😘

LARAYNNAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant