part 10

30 8 2
                                    

Anindya berjalan kembali menuju kelas setelah meninggalkan ruangan UKS, wajah nya masih pucat, sangat pucat, bahkan banyak siswa/siswi yang berada di koridor sekolah melihat nya saat dirinya berjalan ditengah-tengah mereka.

Anindya pun tersenyum pada mereka, dia tidak ingin di lihat dalam keadaan yang buruk, jadi dia selalu menegur dan tersenyum pada siswa/siswi itu.

Sesampai nya di kelas.

"Ehhh yooooouuu, ada kang lapor masuk kelas nih" ucap andra.

Andra berjalan menuju anindya dengan rahang mengeras, alis menyatu dan tatapan tajam.

Dia memegang rahang anindya dengan kasar, anindya yang merasakan kesakitan pun mulai memberontak, namun tak di sangka cengkraman pada rahang anindya semakin kuat.

"Lo! Udah buat masalah sama gua anindya, gua pastiin, sampai lo lulus, gua bakal buat hidup lo ga tenang di sekolah ini" ucap andra pelan namun menusuk membuat anindya bergetar saat mendengar nya.

Andra melepas kan rahang anindya dan mendorong nya, anindya yang lemas pun tak mampu menompang badannya, ia tersungkur dan naas kepala nya terbentur ujung meja.

Darah mengalir dari pelipis anindya, andra yang panik pun menarik anindya agar tak ada guru atau orang lain yang melihatnya.

Bukan, bukan untuk di obati, namun ia menyembunyi kan anindya dalam gudang belakang sekolah dan mengunci nya.

Andra takut anindya akan mengadukan nya pada pihak sekolah, jadi ia akan mengeluarkan anindya setelah pulang sekolah pikir nya.

Kepala anindya pusing, pinggang kiri nya sakit dan nyeri, dada nya sesak.

"To....tolong....tolong....." lirih anindya sembari memegang gangang pintu yang terkunci.

Sekuat tenaga anindya mencoba membuka, namun tak berhasil. Sekuat anindya teriak namun tak ada yang mendengar. Anindya terjatuh.

Keringat dingin mulai keluar dari tubuh nya.
Anindya takut gelap, walau kehidupannya penuh dengan kegelapan namun ruangan gelap itu mengingatkan nya pada kejadian masa kecil nya.

Flash back on

"Ayah, tolong maafin anindya ayah" teriak anindya berumur 7 tahun.

Plakkkk

Satu tamparan mulus mendarat pada pipi mungil anindya. Darah mengalir dari sela ujung bibir anindya.

"KAU ANAK PEMBAWA SIAL, AKU MEMBENCI MU!

"ayah, kenapa ayah sangat membenci ku? Aku putri ayah"

"BUKAN!KAU BUKAN LAGI PUTRI KU!"

"Tidak ayah, aku putri ayah. ayah maafkan anindya ayah, anin mohon ayah"

Dharma menarik anindya kedalam ruangan kosong tanpa lampu bahkan satu cahaya pun tak masuk kedalam ruangan itu

"Ayah, jangan kurung anind kedalam sana ayah, anind takut, anind janji ga akan nakal lagi ayah, anind ga akan masuk keruangan itu lagi ayah, anind janji"

"TERLAMBAT SIALAN, KAKI KOTOR MU ITU SUDAH MENGINJAK KAMAR ITU!"

"Ayah, tolong ayah"

Dharma menarik dan mendorong tubuh kecil anindya hingga menabrak tembok.
Dharma mengambil rotan yang berada di samping pintu ruangan itu.

Plasshhhhh

Plashhhhh

2 cambukan mendarat di punggung kecil anindya

Anindya tak lagi dapat mengeluarkan suara tangisannya. Dadanya begitu sesak menahan rasa sakit, perih dan panas di punggung nya.

Setelah itu dharma keluar dari ruangan itu dan mengunci anindya sendirian.

Tubuh anindya bergetar, dia sendirian dalam ruangan gelap gulita itu, ia merasa seakan hidup nya akan berakhir hari itu juga karena ia tak dapat melihat apapun.

Flash back off

Ingatan anindya kembali tertata dalam kepala nya.

"Ayah lalu Siapa putri mu? Mengapa aku bukan putri mu ayah? ruangan itu kamar siapa ayah? Kenapa kau bahkan sangat mengharamkan kaki ku memasuki nya?" Tanya anindya dengan air mata mengalir dan tangis sesegukan.

Darah di pelipis anindya mulai berhenti, kini jilbab dan seragam putih anindya penuh dengan darah, ia panik, ia bingung nanti bagaimana jika ibu nya mengetahui nya.

Anindya ingin berdiri dan berusaha membuka pintu itu kembali.
Namun seketika kepala nya sakit, sangat sakit.

Akkkkhhhhhhhh

Akhhhhh

Kepala kuuu....

Tolong.....

Teriak anindya memegangi kepala nya, sangat sakit hingga pandangannya hitam dan anindya pingsan kembali.











Ruangan apa tuh??
Ada yang tau?

1 kata buat dharma dong?

1 kata buat andra?

LARAYNNAWhere stories live. Discover now