part 15

27 5 0
                                    

Next flash back on....

Anindya yang menerima banyak pertanyaan dari dharma dan batari membuat otak nya seakan ingin meledak, rasa panik, takut  dan sakit kepala nya seakan merobek setiap urat otak kepala nya.

Tak tahan akan rasa sakit nya, anindya teriak histeris dan justru membuat nya menerima tamparan keras dari sang ayah.

Plak

Suara tamparan mengenai pipi anindya dan membuat nya seketika tak sadarkan diri.

Bukan hanya batari dan para tetangga yang tersentak melihat kejadian itu, namun begitu juga dengan dharma, ia tak menyangka bahwa ia akan melayangkan sebuah tamparan pertamanya pada anindya.

"Kamu ini apa-apaan si mas! Anak kita ini sedang tertekan!" Ucap batari lalu menggendong sang anak untuk mencari pertolongan.

Setelah diam terpaku beberapa detik. Polisi datang untuk mencari tahu kronogi kecelakaan yang terjadi.

"Permisi, kami dari POLDA TRISATYA. Apa bapak orang tua clarissa dan anindya?"

"Iya pak"

"Baik bisa kami bicara sebentar?"

"Baik pak, mari"

"Begini pak, kami telah mengamankan supir truck, sesuai dengan penjelasannya, bahwa putri bapak lah yang menyebrang dan bermain di jalanan tanpa pengawasan, namun tidak adil bagi kami jika hanya menanyai salah satu pihak, apa bapak tau kronologi nya? Atau ada saksi?"

Dharma terdiam, pikirannya masih larut dalam kesedihan.

"Saya tak tahu pak" jawab singkat dharma.

"Pak saya saksi nya, saya melihat semua yang terjadi di depan mata saya, dan saya siap untuk mrnjelaskan kronologi yang sebenar nya" ucap ibu kios.

Setelah menjelaskan semua yang terjadi dan sejujur nya, kini polisi dapat menyimpulkan bahwa kesalahan bukan terletak pada supir truck. Namun akan tetap menjalani beberapa sanksi hukum sesuai yang berlaku.

Mendengar semua penjelasan ibu kios, dharma sangat marah hingga wajah nya memerah dan tangannya mengepal.

Rasa benci pada anindya di mulai pada detik ini. Ia menganggap bahwa anindya lah penyebab mati nya clarissa.

"Mulai detik ini! Jangan panggil saya ayah anindya!"

Dharma termenung di depan jenazah sang anak, anak perempuan yang sangat ia manja, dan sangat ia cintai, ia tak sanggup untuk menerima bahwa clarissa akan meninggalkannya secepat ini. Pemikirannya teralihkan pada abi, bagaimanapun sang anak lelaki nya itu sangat menyayangi kembarannya, bahkan rela melakukan apa saja demi saudari kembar nya itu.

"Bagaimana jika abi tau? Abi sangat menyayangi mu nak? Abi bisa depresi jika mengetahui ini semua. Bahkan mungkin ia tak akan rela melihat mu memasuki liang lahat nanti nya. Ayah tak tahu hal nekat apa yang akan dia lakukan terlebih sifat kekanakannya saat ini yang belum stabil"

Setelah berfikir keras, kini dharma memutus kan untuk pulang terlebih dahulu.

🌼🌼🌼

"Abi, mulai hari ini kamu harus mondok" .

"Apa ayah? Kenapa mendadak? Abi ga mau ninggalin clarissa".

"Abi dengar ayah. Clarissa juga akan mondok di pondok khusus putri hari ini".

"Tapi kenapa mendadak ayah?".

"Abi, ayah ga bisa menjelaskan semua nya sekarang, intinya ayah mohon, kamu nurut dan janji sama ayah, buat ngelakuin apa yang ayah katakan mulai sekarang, faham?"

"Hm.. faham ayah"

"Sekarang ayo kemasi semua barang, dan dokumen kamu"

"Tidak tunggu ibu, clarissa dan adik ayah? Abi kan belum pamit juga sama mereka"

"Ibu sama adik mu sedang mengurus keperluan clarissa, sedangkan kamu hari ini sama ayah, ayo cepat ayah bantu"

"Oke ayah"

Setelah 2 jam menyiapkan semua keperluan dan dokumen abi, kini dharma menelfon temannya yang seorang pengurus di salah satu pindok di luar kota itu.

"Abi, dengar ayah. Ayah ga bisa antar kamu sekarang, ayah minta maaf. Ayah akan pastikan kamu selamat sampai pondok, dan disana ada teman ayah yang akan menyiapkan semua keperluan kamu disana. Hari ini ayah akan sewa kan mobil buat antar kamu kesana"

"Emm ayah akan antar clarissa?"

"Iya, ayah akan antar clarissa, jadi karena kamu laki-laki, kamu harus lebih mandiri"

"Oke ayah, kalau demi clarissa abi mau kok ngalah"

"Pintar anak ayah"

Setelah nya sewaan mobil datang dan membawa abi pergi keluar kota menuju pondok nya.

"Ayah ga akan buat kamu hancur abi. Maafkan ayah"











Next flash back on....

LARAYNNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang