part 7

36 11 3
                                    

Anindya kini telah berada di gerbang sekolah yang baru, gerbang yang kokoh dengan tulisan tercetak jelas di atas nya yang bernamakan SMA BINAR PRASAJA.

tiga hari sebelumnya, bhatari dan anindya telah mengurus pendaftaran masuk untuk anindya, dan hari ini anindya telah dinyatakan resmi siswi dari SMA ini dan dapat mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.

Dalam hati ia berdo'a semoga teman-temannya disini akan sama seperti teman SMP nya. Dia berharap semua nya akan baik-baik saja sampai ia lulus.

Ia berjalan dan menyusuri lorong sekolah mencari letak kantor. karena sesuai perintah, wali kelas nya yang akan mengantarkan anindya ke kelas nanti nya sekaligus memperkenalkan nya.

SMA binar prasaja telah melaksanakan proses belajar dan mengajar 1 minggu sebelumnya, ini lebih cepat dibandingkan sekolah SMA lainnya yang sebagian besar masih mengurus pendaftaran ulang.

Anindya mengikuti pak basuki selaku wali kelas nya kini dari belakang.

"Perhatian semua nya,, bapak akan memperkenalkan teman baru untuk kalian.
Anindya, sini masuk" ucap basuki menyuruh anindya masuk kedalam kelas.

"Ini anindya, dia lulusan dari SMP ANTARTA.  kebetulan ada sedikit keterlambatan dalam mengurus pendaftaran, jadi ia baru dapat bergabung sekarang.
Anindya, silahkan perkenalkan diri kamu" titah basuki.

"Perkenalkan nama saya anindya putri, senang bertemu kalian semua, saya harap kita dapat menjadi teman baik" ucap anindya dengan senyum manis nya.

Namun senyum anindya luntur perlahan, dia merasa aneh dengan wajah teman-teman yang ada di depannya kini. Mereka nampak tak suka dengan dirinya.

"Apa yang salah denganku? Aku memakai seragam, sepatu hitam, dan tas punggung yang normal. Kenapa mereka menatap ku seperti melihat keanehan dari ku?" Batin anindya.

"Anindya, kamu bisa duduk di bangku yang kosong disana" ucap basuki menunjuk bangku deretan nomor 3 dari depan.

"Iya pak terimakasih"

"Ya sudah, bapak tinggal ya, kalian harus akrab dengan teman baru kalian. Permisi" ucap basuki meninggalkan kelas.

Anindya merasakan banyak yang menatap nya sinis setelah mereka berbisik antara satu dengan yang lainnya.

Tak lama kemudian, ada seorang perempuan dengan rambut curly dan rok diatas lutut mendekati anindya.

"Eh, lo! Siapa yang nyuruh lo duduk disini!" Ucap tania salah satu cewe terpopular disekolah.

"Em, tadi pak basuki yang nyuruh aku duduk disini? Apa ini tempat duduk kamu?" Jawab anindya polos.

"Lo ngomong apa? Aku kamu? Lo kira kita akrab? Teman bukan! Pernah ketemu tidak! And you call me like that? Are you crazy?" Bentak tania tak suka.

"Oh maaf, kalau gitu, kita kenalan dulu, nama ku anindya" ucap anindya menyodorkan tangannya.

"Cih! Lo  tau, gua duduk di sebelah lo aja gak sudi, apalagi bersentuhan dengan kulit kotor lo itu! Asal lo tau, meja di sebelah lo itu tempat gua, dan gua gak mau lo deket-deket sama gua. Lo faham? Ucap tania dengan suara yang keras.

Anindya diam, dia tak tahu harus berkata apa. Dia takut dan gemeteran setelah mendengar bentakan dan suara keras dari tania. Anindya seolah trauma dengan bentakan dan suara keras sekarang, kejadian itu mengingatkan kembali memori hitam kelam yang terjadi dalam kehidupannya selama ini.

"Aku minta maaf, aku bakal pindah, tapi kemana? Bukannya bangku udah penuh semua?" Tanya anindya

"Andra! Lo pindah ke samping gua, biar ni anak yang di situ" ucap tania pada andra yang duduk di pojok belakang kelas.

"Eh... serius lo nyuruh gua? Dih dapat durian runtuh gua bisa duduk di samping cewe cantik" jawab andra.

" mending lo dari pada si cewe kampungan ini" jawab tania yang langsung membuang tas anindya kebelakang dan menghamburkan seluruh isi tas nya.

Semua anak yang berada dalam kelas pun tertawa melihat itu, mereka juga sangat sinis kepada anindya. Seoalah tak suka dan tak ada yang membela nya.

Anindya bingung, apa alasannya dia di perlakukan seperti ini? Bukan kah mereka belum pernah saling bertemu sebelumnya?
Pikir anindya.

Anindya berjalan memungut tas, buku serta barang-barang yang telah di lemparkan tania. Tak ada sepatah kata pun keluar dari bibir anindya, baru sehari ia masuk bahkan baru beberapa menit mendiami kelas baru nya ini, namun yang terjadi diluar pemikirannya.

Anindya berjalan menuju bangku pojok belakang, tempat andra sebelum nya.
Ia pun menuruh tas nya di dalam laci dan duduk dengan pandangan yang masih terus menunduk.

Ia tidak punya teman, ia sendirian, dan keberadaannya tidak di sukai. Anindya ingin menangis namun takut tangisannya justru membuat nya semakin dalam masalah.

Murid laki-laki maupun perempuan disini memang terlihat berkelas, dari tas dan sepatu nya terlihat bermerk DIOR, LV, PRADA, GUCCI dan merek terkenal lainnya.

Anindya masuk kesekolah ini atas instruksi dari bos batari, kebetulan bos batari merupakan salah satu penanam saham di sekolah yang cukup elite ini. Sehingga anindya dapat masuk sekolah ini dengan mudah sebagai bentuk hadiah atau bonus kinerja batari yang telah bekerja dengan giat dan membuat kantor mendapatkan laba yang lebih tahun ini.

Anindya mulai berfikir, apa karena ia tak sekaya mereka? Tak sekeren mereka? Tak memiliki barang bermerek dan bermobil seperti mereka?
Banyak pertanyaan yang mulai berkeliaran di dalam otak nya.

Tak lama anindya merasa ada yang aneh dalam laci nya. Ia pun langsung menarik tas nya keluar dari laci, sungguh tak di sangka tas nya penuh dengan tepung dengan telur yang berbau tak sedap, anindya kaget dan tersentak. Tepung nya basah sehingga menempel dalam tas anindya.

Karena kaget saat berdiri, anindya pun tak memperhatikan kaki nya, ia tersandung dan terjatuh di lantai, sontak membuat se isi kelas tertawa karena jebakan yang mereka persiapkan berhasil.
Anindya tak mampu lagi menahan tangis nya,
Ia menangis dalam diam, sekuat tenaga agar suara nya tak terdengar.

"Ayah,,putri mu di perlakukan tidak baik, apa ayah akan jadi super hero seperti banyak novel yang anindya baca? Bantu anindya ayah..." lirih anindya dalam benak nya.



Bantu vote ya temen-temen😘

LARAYNNAWhere stories live. Discover now