Chapter 3: Be Happy

224 40 10
                                    

"..big brother want me to forget everything about it?"

..kakak mau aku melupakan segala hal itu?

"Apapun itu?"

"..segalanya?"

"Apa kakak kira semudah itu?" menghela nafas, lalu berjalan seraya menuang teko berisi air dan bunga makam ke tempatnya.

"Kita telah kehilangan dua saudara untuk selamanya.., lalu dua saudara lagi yang.." diam sejenak, lalu segera melanjutkan kalimat dengan konteks yang berbeda. "dan kakak mau aku melupakan itu semua? Bahkan.., sedetikpun aku tidak bisa...," lirih bersuara.

Tangan yang kan terangkat seketika terjatuh ke bawah. "..haish.."

"Kita seharusnya sudah menyesal sejak awal bukan?" tanyanya seraya memberikan teko itu. ".." hanya diam, tak memberi sedikitpun jawaban dengan tangan yang lebih terfokus menjawab uluran teko itu.

"So thats everything's gonna be okey, right lil?" tanya seseorang dari belakang. Berjalan mendekati mereka dengan pesona tersendirinya.

Supaya segalanya akan menjadi baik-baik saja, benar dik?


"?"

"..ya, Kak Taufan benar...," jawabnya sangat setuju.

Lil, panggilan untuk yang muda dengan cara singkat. Membuatkan kita dapat mengetahui bahwa orang yang berbicara saat ini adalah Solar, bungsu keluarga elemental.

"I could just say, ini karma untuk kita," ujar Ice akhirnya membuka mulutnya lagi. Berjalan menuju kedua makam, lalu menuangkan isi teko itu satu persatu ke makam saudara, beserta orang tuanya.

Aku cuma bisa bilang,

Hanya diam dengan anggukan. Namun tak lama, salah satu mulai membuka suara lagi.

"But still.., aku tidak bisa berpikir positif secara menyeluruh"

Tapi tetap..,

"Coba"

"I just- ..were hope that i be the one who die right now, thats all"

Aku hanya- ..berharap kalau aku lah yang mati sekarang ini, itu saja


"WAIT WH-"

TUNGGU AP-


"Kalian tidak salah dengar. I mean.., ku tidak layak untuk hidup juga. Aku.. salah satu dari yang paling banyak membuatnya terluka, kak.." lirihnya menoleh berlainan dengan perasaan bersalah yang besar.

Maksudku..

Mereka terdiam. "Lagipula, hidup sudah.. tidak ada gunanya. Meski aku masih bisa bereksperimen pun, keinginan.. untuk melakukannya seakan.. telah menghilang. Sirna entah kemana"

"Y-"

"Like.." menoleh ke mereka dengan air mata yang seketika jatuh, mengejutkan diri yang menampak. "My body and mind say.. lets just die and stop do what i love"

Seperti..

Badan dan pikiranku mengatakan.. mari mati saja dan berhenti melakukan apa yang ku cintai

NWNE 2: Tell Me The TruthWhere stories live. Discover now