Chapter 18: Sadari lakui

125 24 1
                                    

"Tapi?"

"?"

"Kenapa dengan tapi mu itu?"

"Itu.. ten-"

"..aish! Pikiranku jadi kembali serasa terombak-ambik olehmu, Hali. Rencanaku mungkin juga berubah karena perubahan drastis ini." Cengkraman mengerat dengan tubuh Hali yang kupojokkan pada dinding secara kasar. Kutatap mata merahnya yang sedikit terang, lalu memperdalam kefokusan.

"I ... really miss your child self."

Aku ... benar-benar rindu jiwa masa kecilmu.


"Where you're more mature than all your siblings. You never hurt anyone as much as before and also not childish and harsh."

Di mana kau lebih dewasa dari kesemua saudaramu. Kau tidak pernah menyakiti siapapun sebanyak sebelumnya dan juga tidak kekanakan dan kasar.


"You apologize fast too."

Kau meminta maaf dengan cepat juga.


"And you now? Everyone? Always need me for sure. If only i'm not here, Thorn would suffer until die. You--them WOULD NEVER REALIZED THE TRUTH!"

Dan kau sekarang? Semuanya? Selalu membutuhkan aku secara pasti. Jikalau aku tidak di sini, Tborn akan menderita sampai mati. Kau--mereka TIDAK AKAN PERNAH MENYADARI YANG SEBENARNYA!


Tidak ada jawaban yang mampu Hali berikan. Bukan hanya Hali, dua ruh di belakangku pun terdiam.

Tapi jujur saja ini melelahkan .. dan menyebalkan. Tck..

"..lebih baik ku pergi." Tidak mau menghabiskan waktu, langsung cengkraman tangan kulepas, lalu memberi lambaian singkat dengan dinginnya. Segera diriku keluar dari ruangan itu tanpa memberi jejak. Hilang entah kemana.

Ah tidak, tentu kembali ke Thorn.

Aku memang menyayangi Hali, tapi tingkah sangat kekanakannya ini memalukan. Lebih sudi ku bersama seorang yang mau berubah dan punya semangat dibanding yang seperti ini.

..hah, my emotion. It's ... almost on my limit.

..hah, emosiku. Itu hampir pada batasnya.

(Hampir habis)


~Reverse Pov end~

Sangat mengejutkan nan menusuk. Segala ucapan tak terhentikan tadi berhasil membuat Hali tercengang. Ia merasakan bahwa apa yang Reverse katakan itu semua benar.

Blaze dan Gempa sebagai seorang ruh pun hanya memilih memperhati sejenak, lalu bergerak meninggalkan.

"Rev serem bat..," ujar Blaze cukup ketakutan.

"Savage guy juga. Otomatis kalah debat sih kalau dia sudah berbicara."

"Pastilah!"

"Mana ucapannya serasa benar semua."

"Ya.. hahah."

"Eh tapi tunggu- apa kau mengingat apa yang Reverse katakan tadi?"

"Yang mana?"

"Child self.. anak kecil diri-"

"Hih, itu mah bermaksud kepribadian masa kecilnya. Eh.."

"Nah.. jadi?"

Saling bertatapan, lalu sama-sama menyipitkan mata. "Aku jadi bingung."

NWNE 2: Tell Me The TruthWhere stories live. Discover now