Chapter 4: Harapan

196 40 26
                                    

"Haih"

Mengambil perlengkapan pembersih, lalu segera memasuki ruangan untuk membersihkan.

"Andai masih ada Gempa dan Hali disini.., aku bisa rebahan aja," ujar Ice terpaksa harus membersihkan sekitar yang berdebu karena tidak dibersihkan selama setidaknya seminggu.

"Ihh kak ice! Orang berharap mereka disini supaya bisa membuat momen yang lebih, kakak malah berharap supaya mereka saja yang membersihkan," sindir Solar dengan tingkah menyebalkan kakaknya itu.

"Ya.., mau gimana lagi? Aku males bersih-bersih," entengnya. Segera ia mendekat ke Solar, lalu memberikan sapunya. "Mau?"

Solar menatap sapu itu. "Ha-"

Ice terdiam sejenak dengan wajah kesal.

"Uh-"

"Semakin lama, kau semakin bodoh, Sol."

Tersentak. "Wehhh kak! Aku masih jenius seperti dulu loh! Belum dilihatin aja~" dengan seringai narsisnya, membuatkan Ice rasa jijik melihat kelakuan memalukan adiknya itu.

"Hahah, jadi sekarang kau tau apa yang harus dilakukan?" Sambil memberikan sapu ke tangannya.

Menoleh lagi, lalu mengambilnya. "Tentu!" seru Solar lalu berjalan, membersihkan sela sekitaran ruangan.

"Bagus." Segera ia meninggalkan lokasi dengan senyuman. "Memang bodoh"

Taufan yang memperhati mereka sedari tadi seketika terdiam tidak sangka. "Permainan yang.. menakjubkan," pujinya dalam hati.

Segera ia berlari memasuki kamarnya agar jika Solar menyadari, ia tidak harus menjadi tumbalnya.

Mengintip kembali tanpa ketahuan. Tepukan tangan pun dilaku dengan tawa. "Pintar~"

"Tapi licik!"

"Ehe, tapi bagus aja sih. Demi keuntungan pribadi~"

"Astaghfirullah."

"Alhamdulillah."

"Tobat."

"Dah telat."

"..bener uga."

"Ehe~"

▪▪▪

Memperhatikan dari kejauhan. Berharap sang pemilik kamar pergi dari ruangan. "Keluarlah hali..."

"Oh keluarlah~" bernada seakan ia sedang menyihir atau mungkin bernyanyi suka-suka.

Bukan sulap, bukan sihir- pintu ruangan terbuka! Hali berjalan keluar dari ruangan itu tanpa menoleh ke arah kanan ataupun kiri dengan tujuan ruang makan.

..lagi?

Ruangan itu lagi?

Secinta itukah Hali dengan ruang makan sampai lokasi yang ia datangi setiap kali keluar dari kamarnya adalah ruangan itu?

"Akhirnya!" seru Fang dalam hati. Segera ia berlari menuju kamar Hali tepat setelah sang pemilik hilang dari penglihatan.

Laptop tertutup, namun diletakkan tepat di atas kasur. Disebelah kasurnya, ada meja kecil yang diatasnya terdapat kertas dengan.. coretan membingungkan.

Bukan hanya itu, ada sedotan tahan karat juga yang dipastikan digunakan untuk menghirup air di dalam botolnya.

Namun, dimana botol itu berada?

NWNE 2: Tell Me The TruthWhere stories live. Discover now