Chapter 8: Nyaman

161 30 14
                                    

"..kau senang hidup denganku?"

"TENTU~! Thorn pengen terus bersamamu!"

Terdiam. Jika dia saja sudah merasa senyaman ini, bukankah akan sangat sulit untuk mengubah pemikirannya. "Sesuka itukah?"

"Ya~!" tersenyum lebar nan lucu dengan kedua tangan yang ingin memeluk, namun seketika di tangkas. "Tiada pelukan."

"Huft!"

"Kenapa?" tanya Reverse tanpa merasa bersalah telah membuat Thorn sedikit kesal.

"Ya.., meskipun kaka-"

"Panggil saja Reverse, ya ampun. Mau berapa kali diajarkan baru kau terbiasa lagi?!" potong Reverse kesal dengan panggilan kakak yang cukup sering didapatkannya dari anak polos ini.

Thorn terkekeh imut. Jujur saja, ia senang sekali melihat Reverse kesal seperti ini. Masih dibatas wajar dan cukup membuatnya terlihat lucu!

"Ulang."

"Okie! Meskipun terkadang reverse.., ehe- menjadi menyeramkan karena marah apabila Thorn membuat kesalahan, bahkan sampai nakutin dengan kata terima atau mati, Thorn masih tetap merasa sangat nyaman. Karena! Bahkan sebesar apapun kau terlihat kesal dan tidak peduli pada Thorn, Thorn yakin di lubuk hati Reverse yang terdalam, kau sangat menyayangiku~" jelas Thorn dengan senyum lebarnya.

Terdiam lagi. "Sudah berapa banyak kata 'Thorn' yang anak ini katakan?" batinnya terheran-heran dalam ketidaksukaannya memperhati kepolosan Thorn yang kembali merajalela.

Wajah datar masih menempel tepat setelah mendengar penjelasan itu seakan tidak merasai apa-apa.

Tak lama dari itu, kepalanya lansung menoleh berlainan dengan wajah tidak suka. "Kau seperti anak tk yang baru belajar berbicara, kaku"

"I- heii, Thorn sudah remaja!"

"Apa kau membaca skrip?"

"Ha-"

"Tch, teks percakapan"

"Ouh itu.. Eh? Enggak kok! Thorn nggak baca skrip sama sekali."

"Bohong kah? Karena kau tidak terlihat mengatakan itu semua dari pikiranmu," enteng Reverse yang lansung membuat Thorn kesal dalam keimutannya. "Ihhhh, reverse nyebelin!"

"Y."

"Dah kek cewek pms."

"EXCUSE ME?" Lansung menoleh dengan wajah penuh amarah.

PERMISI?

"Giliran di sindir balik ngambek," sindir Thorn dengan wajah menyindir yang jujur saja menyebalkan sekaligus lucu.

Reverse yang mendengar memilih diam dalam kekesalan. Karena jujur saja Thorn ada benarnya, meskipun ia tidak berniat untuk menyindir duluan.

"Apa kau tidak rindu kakakmu, Hali?" tanya Reverse kembali membuka mulutnya dengan topik yang sudah pun berbeda.

NWNE 2: Tell Me The TruthWhere stories live. Discover now