Chapter 14: Meningkat

146 27 8
                                    

Menapak, terus tertapak. Memasuki laboratoriumnya dengan kotak berisi es khusus dari sang kakak.

"..aneh," gumamnya menduduki kursi labornya. Kotak diletak, mata fokus arah penelitian. Tangan menyatu, berpetik dengan pikiran ke sana kemari. Terus mencoba memahami, serta mengingat maksud dari sang kakak sebelumnya yang seakan tidak berharap ia mendengarnya.

Seakan..

..Bagaimana ya..?

Apa ada yang salah dari Solar mendengar hal tersebut?

"Kenapa.. harus berbohong?" bingung Solar cukup kecewa. Ia ingin tau kebenaran dari perkataan samar yang kakaknya maksud itu, namun sayangnya tidak sedikit pun diberitahukan. Bertingkah layaknya itu tidak penting, lupakan saja.

Solar butuh kejelasan!

Namun sayang, Ice tipe orang yang sulit dibujuk. Membuat Solar rasa pasrah, memilih melanjutkan penelitiannya.

Meski begitu, dapat terlihat betapa ahlinya Solar membuat eksperimen walaupun dengan pikiran yang entah kemana arahnya.

???

"..our family being a mess. Without a great connection, i can be sure some of them hiding their broken heart."

..keluarga kita berantakan. Tanpa hubungan yang baik, aku bisa memastikan beberapa dari kita menyembunyikan kehancuran hatinya.


"Pakai bahasa Indonesia aja, ih. Juga, Setuju! Tapi ya.., mau bagaimana lagi?"

"Ya, Aku tau. Seakan karma bergejolak. Mengikat tanpa kendor, pembawa kehancuran tak terhitung."

"Uh.. ya?"

"Ya, meski kita termasuk beruntung, kau tau. Hanya punya perasaan, namun tak dapat dilaturkan. Keinginan untuk mati juga tidak akan pernah muncul lagi."

"Ya iyalah, nggak guna."

Berdehem menyetujui.

"Oh ya, pa, jujur ku pengen tau loh keadaan Hali sekarang."

"Heh, ku bukan papamu."

"Itu panggilan dari namamu loh~ Hayo merasa nih."

"Tck!"

"Dah ah, nggak usah bertingkah seperti Hali."

"Pakai kak, Ya Allah. Dia lebih tua darimu."

NWNE 2: Tell Me The TruthWhere stories live. Discover now