Chapter 22: Takkan pernah tau

242 32 32
                                    

"Kalian butuh sesuatu?"

"Sepertinya tidak."

"Aku! Belikan aku ayam."

"Ayam? Ayam goreng?"

"Bukan. Aku ingin memelihara ayam!"

"Ah ...."

"Thorn ngin onka."

"Uh ... lelaki tidak bermain dengan boneka, Thorn."

"Eish~ Aku lihat kakak bermain dengan boneka!"

"Aku ti- .....hh.."

"Hahah, kakak ketahuan!"

"Ya ya ya. Ada lagi?"

"Es krim."

"Ok--"

"Aku juga mau!"

"Thorn ja!"

"Mauuuuu."

"..boleh saja."

▪▪▪

"MAKASIH KAK HALI!"

"UWAH ICE CREAM!"

"SEMUANYA DAPAT!"

"OWYEAH!"

"HALI YANG TERBAIK!"

"TERBAIK!"

"Yang ... terbaik?"

.

.

.

.

.

Mata menatap ke arah pintu rumah, lalu mengetuk singkat namun kasar.

Pintu terbuka dengan cepat, mempelihatkan Gempa berdiri di dalam. "Datang berkunjung, Rev?" tanya Gempa sambil berkacak pinggang.

"Bisa dibilang begitu," jawab Reverse tanpa permisi langsung jalan memasuki rumah elemental.

"Eh- HEI!" Gempa terkejut dan sigap menghentikan. Namun, melihat keadaan kembali membuatnya memilih berhenti dan menerima kedatangan dengan tenang.

"Di mana yang lain?"

"Ice tidur di sofa, Taufan dan Thorn bersama Solar di laboratorium khususnya, dan Blaze sibuk dengan ayamnya."

"YEY! THORN MENANG!" Suara imut menggelegar Thorn terdengar dari ruang laboratorium yang tak jauh dari sana. Reverse tersenyum, mana kala Gempa hanya menatap tipis.

"Kau sendiri?"

"Menyambut tamu saja. Sebelumnya sempat menonton tv dengan Ice sebelum ia terlelap."

"Ok, rutinitas berjalan lancar saja ya ..."

"Ya, tapi tidak ketika sudah waktu makan."

"Ada kegaduhan?"

"Lebih kurang begitu. Bukan bertengkar intinya. Untung saja hanya antar tiga orang, bukan lima."

NWNE 2: Tell Me The TruthWhere stories live. Discover now