#1

48.4K 2K 42
                                    

"Buk! Ibu udah gila ya?" Bentak seorang perempuan tepat di depan wanita yang tak lain adalah ibunya sendiri.

"Tolong ngertiin ibu nak, ini juga demi kebaikan kamu" ucap wanita paru baya tersebut, matanya sudah basah karena air mata yang terus keluar.

"Gak buk! Ara gak mau!" Tolak perempuan bernama clara atau yang biasa di panggil ara.

"Clara" panggil ibunya lirih.

"Ibu rela jual anak ibu sendiri demi utang ibu? Kalau memang itu masalahnya, ara bakal bantu cari uang nanti tapi ara gak mau nikah buk" clara masih teguh pada pendiriannya.

"Clara, bukan itu maksud ibu. Pak Zainald tulus ingin meminta kamu sebagai menantunya"

"Trus ibu setuju?"

"Itu demi kebaikan kamu nak, kamu akan hidup baik di sana nanti" ucap ibu clara.

"Clara gak mau nikah muda bu, apalagi anaknya pak Zainald itu lebih muda dari aku" tegas clara, ia hendak pergi menuju kamarnya, namun terhenti saat mendengar ucapan ibunya.

"Kalo kamu gak mau nikah, ibu akan bunuh diri" ucapnya, entah sejak kapan sudah ada pisau di tangannya.

"Kamu rela liat ibu mati di depan matamu sekarang?" Lanjutnya. Clara menguasap rambutnya frustasi " buk, buk, tolong jangan lakuin hal itu" clara mendekat berusaha membujuk ibunya agar tidak sampai melakukan hal bodoh tersebut.

Ibu clara menggeleng " tidak! Ibu cuman pengen lihat kamu menikah dengan anaknya pak Zainald, setelah itu ibu gak akan minta apa pun lagi clara" ucapnya.

"Aish! Okay okay, clara bakal nikah, tapi ibu janji gak boleh lakuin hal kaya tadi" putus clara,meskipun ia tak ikhlas, tapi bagai mana lagi ia rela melakukan apa pun demi ibunya ini.

Ibu clara tersenyum kemudian bergerak untuk memeluk clara. Ia mengusap sayang punggung anaknya itu, ada sedikit rasa bersalah pada hatinya, tapi ia harus tetap kuat demi masa depan anaknya, sudah tugasnya untuk selalu melindungi dan membahagiakan putrinya.

****

2 bulan kemudian

"Kak" panggil remaja laki - laki di ambang pintu. Tampan, tinggi,putih,tubuh atletis, sungguh sempurna.

"Hmm" balas perempuan yang sedang berbaring di atas kasur.

"Aku bawa baju buat kakak ganti" remaja itu berjalan mendekat ke arah sang perempuan. Di letakkannya satu setel baju di samping perempuan itu.

Perempuan itu mendudukkan tubuhnya, ia menatap remaja itu lekat, matanya sedikit memerah, seperti menahan kantuk.

"Lu ngantuk?" Tanya perempuan tersebut, remaja itu nampak gelagapan sendiri.

"Enggak kok kak clara" perempuan bernama clara itu pun hanya mengangguk pelan kemudian beranjak menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Arzaf,remaja yang sedari tadi mengajak ngobrol clara. Ia diam - diam mencuri pandang ke arah clara yang berjalan menuju kamar mandi.

"Zaf! Ke sini bentar, tolongin gue" arzaf terpelonjat dan dengan cepat ia menuju kamar mandi.

Ia melihat clara,perempuan yang kini menyandang sebagai istrinya itu terlihat tengah kesulitan membuka baju pengantinnya.

"Zaf bantuin gue elah" arzaf mendekat ke arah clara, dan tanpa bertanya lagi ia segera menarik resleting itu ke bawah. Matanya membulat saat tanpa sengaja melihat punggung clara yang polos.

"U-udah kak" ucapnya gugup,ia merasakan rasa yang aneh di bagian perut hingga dadanya, seperti ada sesuatu di sana.

"Udah sono lu keluar, trus tidur! Mata lu udah merah gitu" ucap clara, arzaf mengangguk kemudian pergi menuruti perkataan clara.

Setelah selesai dengan urusannya, clara berjalan menuju kasurnya. Ia berniat untuk tidur karena punggungnya seperti akan patah saja.

Saat tiba di sana ia mendapati arzaf yang sudah tertidur pulas, sepertinya dia juga sangat lelah. Clara mengambil beberapa bantal kemudian berjalan ke arah sofa yang bisa di bilang cukup lebar. Ia menata bantalnya kemudian merebahkan tubuhnya di sana.

Sesaat kemudian ia sudah menjelajah di alam mimpi.

05:00//

Clara menggeliat di tempatnya,matanya terbuka kemudian menutup lagi lalu terbuka kembali hingga beberapa saat, sampai akhirnya matanya benar- benar terbuka sempurnya.

Ia berjalan menuju kasurnya untuk mengembalikan bantal yang ia gunakan tadi, di liriknay sebentar suaminya yang masih setia menutup mata.

Tanpa niat membangunkan, clara berjalan keluar kamar. Alisnya menyatu saat mendapati keadaan rumah yang sangat sepi,padahal semalam sangat ramai,kemana perginya semua orang?.

Tak ambil pusing, kakinya perlahan melangkah menuju dapur, sesampainya di sana tangannya terulur untuk membuka lemari es. Kedua sudut bibirnya bergerak membentuk sebuah senyuman.

Tanya ingin waktu lagi dengan cekatan ia segera membuat sarapan untuk dirinya serta suaminya.

Setelah menata masakannya di atas meja, kemudian ia berjalan ke arah kamarnya. Ia berniat untuk membangunkan arzaf, meskipun ia menolak pernikahan ini, tapi tetap saja sekarang ia adalah seorang istri dan ia harus melayani suaminya dengan baik.

"Bangun!" Ucapnya singkat namun tegas.

"Hmmm" balas arzaf dengan suara serak hingga membuat clara mematung di tempatnya, suaranya berbeda dengan biasanya yang terkesan manis dan lugu.

"Gila! Berdamage!" Batin clara meronta.

Arzaf mengucek matanya kemudian duduk di kasurnya, ia masih berusaha memanggil semua nyawanya yang sedang berkelana.

"Buruan mandi, lu sekolah kan?" Ucap clara, lebih tepatnya perintah.

Arzaf menggeleng " kata papa aku udah di izin in 3 hari gak masuk"

Mata clara menyipit "3 hari?" Arzaf mengangguk.

"Lama banget" ucap clara sementara arzaf hanya mengangkat bahunya tak tau.

"Lu mandi dulu trus sarapan" tanpa menunggu jawaban dari suaminya clara langsung melenggang pergi dari sana.

Arzaf turun dari tangga dengan kaos polos dan celana selutut yang membuat kesan casual pada laki laki itu. Senyumnya tercipta saat melihat istrinya tengah sarapan dengan lahap seorang diri.

Ia mengambil posisi duduk tepat di depan clara, matanya menyelusuri makanan yang tersedia ia bingung harus makan yang mana pasalnya clara memasak cukup banyak makanan. Kegiatan itupun tak luput dari perhatian clara, perempuan itu menatap bingung ke arah arzaf.

"Gak mau makan?" Tanya clara.

Arzaf mendongak "mau"

"Terus kenapa gak makan?" Tanya clara lagi. Ia sedikit khawatir jika arzaf tidak menyukai masakannya.

"Bingun mau makan yang mana hehe" arzaf mengusap tengkuknya tak lupa senyum yang ia tampilkan.

Clara menghembuskan nafas lega ia fikir kalau arzaf beneran tidak menyukai masakannya "makan aja mana yang lu mau" ucapnya seraya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Arzaf mengangguk kemudian mulai mengambil beberapa makanan yang di masak oleh clara, walaupun sebenarnya ia ingin merasakan semuanya masakan clara namun ia sadar akan kapasitas perutnya yang sedikit.

Clara melihat arzaf yang memakan masakannya dengan lahap. Seenak itukah masakannya hingga suaminya ini makan dengan begitu lahap?

"Kak" clara mendongakkan kepalanya saat mendengar panggilan dari arzaf.

"Kenapa?" Tanya clara

"Tadi pagi ibunya kak clara telfon aku"

"Telfon lu?" Arzaf mengangguk menyahuti pertanyaan dari clara.

"Tumben, bilang apa ibu ke elu?" Lanjutnya, ia sangat penasaran mengapa ibunya lebih memilih telfon ke arzaf dari pada ke anaknya sendiri? Dan apa yang mereka bicarakan?

"Ibunya kakak nanya soal malam pertama kita"

BERONDONG POLOSKU  [END]Where stories live. Discover now