#16

20.9K 1K 28
                                    

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan yang sepi. Di dalamnya Arzaf tengah mengemudi dengan senyum yang tak luntur dari awal.

Sesekali remaja itu bersenandung seraya mengetuk-ngetuk stang kemudi dengan jemari panjangnya.

Setelah cukup lama laki-laki itu mengemudi,akhirnya ia sampai di sebuah rumah yang cukup besar namun jauh dari kata layak.

Arzaf memasuki rumah tersebut dengan santai dan senyum yang masih bertahan di wajah tampannya.

"Bagaimana?" Tanya arzaf pada laki-laki yang duduk di sofa yang berada di dalam rumah tersebut.

Laki-laki itu mendongak ke arah arzaf lalu mengangguk pelan "ya gitu" jawab laki-laki itu singkat.

"Terimakasih,dan" ucap arzaf kepada laki-laki yang bernama dandi tersebut.

Dandi kembali mengangguk "di kamar"

Arzaf tersenyum kilas lalu beranjak dari sana untuk menemui seseorang yang sangat ia nantikan,ia berada di kamar dan arzaf akan menemuinya.

****

Arzaf membuka pintu kamar dan mendapati clara yang sedang terlelap. Ia berjalan tanpa suara lalu mengambil tempat di samping istrinya.

Clara menggeliat kecil kemudian memeluk tubuh arzaf seperti memeluk guling. Laki-laki itu tanpa sadar tersenyum dan menepuk-nepuk pelan punggung clara.

Ia sangat senang jika berada di dekat clara seperti ini,menurutnya sangat nyaman dan tenang. Tapi ia sadar jika gadis itu masih menjaga jarak darinya meski tidak sepenuhnya tapi masih bisa ia rasakan jarak itu.

Setelah beberapa menit laki-laki itu ikut terlelap, mereka tertidur dengan posisi yang masih sama.

****

Sudah hampir dua bulan clara menjalani pengobatan mengenai psikologisnya, kini ia sudah bisa di nyatakan sembuh dari traumanya,meski belum sepenuhnya tapi sudah lebih baik dari pada dulu.

Hubungannya dengan arzaf pun juga semakin baik sekarang. Bicara soal arzaf, laki-laki itu sangat sering membolos sekolah selama pengobatan clara, alasannya selalu sama yaitu ingin menemani dan melihat perkembangan dari pengobatan istrinya.

Menurut clara, arzaf sangatlah kekanak-kanakkan tapi juga bijak. Tak salah jika remaja itu mempunyai banyak sekali penggemar meskipun dia polos dan lugu, atau justru itu adalah daya tarik dari seorang arzaf ?.

"Lu bolos lagi?" Tanya clara pada arzaf.

Arzaf mengangguk bahkan wajahnya terlihat sangat bahagia.

Clara menghembuskan nafas jengah "kalo lu sering bolos gini, mau ngasih makan gua sama anak gua apa nanti?"

Arzaf mengalihkan pandangannya dari televisi menjadi ke arah clara "kakak mau punya anak?" Tanyanya membuat pipi clara bersemu malu.

"H-hah?!"

"Arzaf tanya, kakak mau anak?" Ulang laki-laki itu dengan wajah polosnya.

Bibir clara terasa susah bergerak,rasanya seperti semua kata-kata yang selama ini ada di otaknya hilang di telan alam. Ia merutuki pertanyaan arzaf barusan,bagaimana dia bisa menanyakan hal seperti itu.

"E...s-setiap perempuan kan pasti pengen punya anak" jawab clara gugup.

Arzaf mengangguk faham lalu kembali menatap pada layar televisi "arzaf mampu kok nafkahin kakak sama anak kita nanti dan hidup dengan layak".

Blush!

Pipi clara memerah dan bibirnya rasanya sangat sulit untuk di kontrol agar tidak melengkung ke atas mendengar perkataan yang sederhana tersebut.

BERONDONG POLOSKU  [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя