Bab 5 Sama-sama Mencari

2.4K 635 261
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
.
.
Tekan bintang dulu sebelum lanjut baca.

نماڽـا ياڠ سلالوكوسبوت دالم دعاء
تاتفي ناماٱوراڠ لائين ياڠ جادي ڤندمفيڠڽـا


Pangeran Pesantren

BRAK!

Lelaki berbadan tegap dengan dada lebar menggebrak meja dengan keras, kontan saja langsung memecah pikiran Irham yang sejak tadi melamun. Tak mengindahkan tatapan intens Sang polisi Irham justru menatap ekspresi sang kakak yang sepertinya sangat kecewa.

"Apa benar Anda hanya salah kamar?" tanya polisi yang lain.

Irham kembali melihat Ilham yang yang mengisyaratkan agar mengangguk. Pikiran Irham rasanya kosong. Hanya raga yang tetap di sini, sedang hatinya seakan tertinggal di hotel itu.

Melihat gadis yang dulu menjadi pujaan, sekarang justru telah dinikmati banyak orang. Kenapa rasanya menyakitkan.

Sungguh hatinya tercubit dengan kenyataan itu. Ia benar-benar hancur. Apa ini salahnya? Jika saja ia kembali lebih cepat. Mungkin perempuan itu masih di pesantren.

Beberapa tahun lalu sebelum kuliah ke luar Negeri. Dia pernah menjanjikan perempuan itu sebuah pernikahan. Juga sebuah rumah dengan view alam yang indah. Rumah sederhana yang hanya ada mereka berdua dan anak-anak mereka kelak.

Irham tahu harapan itu sudah sirna ketika Annisa memutuskan menerima perjodohan dari orang tuanya. Janji yang tengah ia usahakan dipaksa ingkar. Tapi, kenapa harus begini hidupnya sekarang?

"BENAR ANDA TIDAK MENGENAL YANG NAMANYA ALEX?!" bentak polisi yang tadi menggebrak meja dengan nada tegas.

Irham mengangguk lagi.

"Lalu kenapa anda ke sana?" yang lain menimpali.

"Saya ingin bertemu teman saya."

Polisi itu mendesah kasar. "Baiklah, karena tidak ada bukti yang memberatkan anda. Anda bisa pulang setelah mengurus surat jaminannya."

"Alhamdulillah," Ilham bersyukur adiknya bisa lepas dari masalah ini. Jika tidak, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada keluarga dan pesantren karena seorang Gus terlibat prostitusi online.

"Sekarang jujur, kenapa kamu bisa di sana?" tuntut Ilham sesampainya mereka di mobil.

Dua jam yang lalu adiknya ini menghubunginya melalui nomor tak dikenal. Dan mengatakan jika tengah ditahan di kantor polisi. Ilham tidak mengatakan apapun pada siapapun. Karena dia tidak ingin ada yang khawatir.

"Aku bertemu Nisa." balasnya datar.

Ilham kontan menoleh. Bukankah Annisa sudah menikah? Umi Zulfa bilang Annisa sudah ikut suaminya ke Yaman. "Bukannya Annisa ikut su-"

"Bohong!" pangkasnya dengan nada sedikit tinggi. Deru napasnya memburu, ada kobaran amarah yang tertahan dalam hatinya.

Sebenarnya Ilham penasaran, tapi melihat Irham begitu kacau ia memilih melajukan mobilnya keluar dari parkir kantor polisi.

Pangeran Pesantren [New Version]Where stories live. Discover now