Bab 18 Hukuman Yang Mengerikan

2.3K 364 452
                                    

Assalamu'alaikum...
Hai lama bgt ya gak update. Wkwk... kalian apa kabar?

Kangen gak sama Gus Irham?

Bab ini panjang banget

Banget

Pakek banget

Harap siapkan cemilan biar enak bacanya. Wkwk...

Happy Reading...

BAB 18

Jum'at pagi ini kantin pesantren masih sibuk seperti biasa, para santri sedang antri untuk mendapat jatah sarapan. Adapula yang sekedar nyemil. Hari libur seperti itu biasanya digunakan untuk sidak asrama. Terkhususnya oleh ning Adzkia yang saat ini sudah bersiap untuk menggeledah asrama putri.

"Mau kemana?" tanya Irham pada adiknya.

"Biasa a', sita menyita barang yang dilarang di pesantren ini."

"Jangan sekarang."

"Lah, kenapa? Udah jadwalnya kok."

Irham tahu sudah waktunya sidak, masalahnya ia belum bisa membujuk sang istri agar memberikan ponsel lelaki itu. "Temenin ke Mall mau gak?" bujuknya.

"Mau!" jawab Adzkia kegirangan. "Tapi, habis dari asrama ya, A'?"

"Ya udah aku pergi sendiri saja." Jangan sampai Adzkia curiga jika ia hanya ingin melindungi gadis itu dari masalah.

"Ish, a' Irham mah gitu. Ya udah tunggu bentar."

"Kamana?"

"Siap-siap dululah."

"Oke, sip." Usai menjawab demikian Irham berjalan menuju parkiran. Sembari menunggu sang adik berdandan ria, ia memutuskan untuk muraja'ah.

Lain Irham, lain pula dengan Adzkia. Gadis itu masih sempat-sempatnya menemui para petugas agar melanjutkan pemeriksaan dadakan itu meski tanpa dirinya. Sehabis itu barulah ia menyusul Gus Irham. Lagipula untuk apa ditunda? Santri di pesantren ini jarang ada yang melanggar peraturan.

"Yuk, A'. Tumben Aa' ngajak Kia shoping. Biasanya kan A' Irham paling pelit." Kia mengomel ketika sampai di mobil.

"Kenapa? Gak mau?"

"Ish, maulah A',"

Tanpa jawaban lagi lelaki itu melajukan mobilnya menuju ke Mall terdekat, ia bersyukur adiknya tidak bertanya macam-macam. Tinggal bagaimana caranya memaksa Hasna menyerahkan ponsel itu setelah ini.

***

Pukul 08,30 WIB sebagian santri putri berkumpul di depan salah satu kamar karena petugas berhasil menemukan sebuah ponsel yang disembunyikan di bawah kasur. Para santri sudah sangat heboh berbisik-bisik, bergosip dan mencemo'oh. Berbeda dengan Rindu dan Bulan yang saat ini menunduk takut di depan petugas, keduanya diinterogasi karena mereka berdua yang berada di kamar saat itu.

"Cepat katakan milik siapa ini?!" gertak salah satu Ustadzah.

"Ka-kami tidak tahu, Ustadzah," jawab Bulan terbata.

"JANGAN BOHONG!"

"Afwan, Ustadzah.. kami benar-benar tidak tahu."

"Penghuni yang lain ke mana? Hasna, Kenanga, dan Rima?"

"Kenanga sedang mengantar Hasna membeli obat di klinik pesantren, kalau Rima belum balik pondok, Ukh." Salah satu santri menjawab.

"Panggil Hasna dan Kenanga sekarang!" titah Petugas keamanan pada salah satu santri.

"Na'am, Ukh."

Tak lama kemudian santri itu terlihat kembali dengan menggandeng dua gadis yang salah satunya diduga tersangka dari pemilik HP tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pangeran Pesantren [New Version]Where stories live. Discover now