Bab 11 Akad Tanpa Jejak

2.8K 637 208
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
.
Jangan lupa baca Al-Kahfi juga ya..

Happy Reading 🤍

اكو اخلاص مسكي سوليت.
كرنا اكو تاهو ساسواتو ياڠ حيلاڠ اكان الله غنتي داڠان ياڠ لابيه بائيك.

Pangeran Pesantren

Sudah hampir tiga puluh menit Billy menatap Irham tanpa jeda, ia sudah seperti seorang ayah yang posesif terhadap putrinya. Setelah mendengar kejutan dari mereka berdua Billy sontak saja membawa Irham ke rumahnya. Ia merasa tidak aman jika harus membiarkannya bermalam di rumah yang sama dengan putri kakaknya itu.

"Apa alasan njenengan meminang putri kami?"

Alasan yang sejak tadi mengganggu pikiran Billy. Ia tidak tenang sama sekali mendengar kenyataan seorang Gus pesantren besar, meminang putri mereka yang sudah seperti.... Ah, sudahlah. Semua orang tahu bagaimana ponakannya itu.

"Apa tidak boleh?"

Billy langsung menegakkan tubuhnya kikuk. Ah, tidak. Mana mungkin tidak boleh. Malah saya bersyukur, tapi apa alasan sebenarnya? Pertanyaan itu masih tercetus dalam hati Billy.

"Saya ingin tahu alasannya, kenapa Gus mau dengan Hasna yang sudah seperti...."

"Brandal, suka berkelahi, suka memukul orang, tidak beretika, suka bicara kasar, minim akhlak, dan...?"

"Tapi dia baik." Billy memotong cepat, seakan tidak suka Gus itu menyebut semua keburukan Hasna.

"Saya juga tahu itu. Di balik kasarnya dia, sebenarnya Hasna pemilik hati yang lembut dan tulus," sebut Gus Irham.

"Jika tahu sekian banyak keburukan putri kami, kenapa Gus masih mau menikahinya?!" tanpa sengaja Billy menaikkan suaranya.

Seakan sadar, ia berdehem dan kembali berkata dengan lembut. "Maaf, saya lupa diri. Tapi, saya benar-benar perlu tau alasannya?"

Pertanyaan itu membuat Gus Irham terdiam sejenak, dia tidak bisa bohong. Tapi, dia juga tidak bisa jujur alasan yang sebenarnya.

"Hasna itu seperti gelas dengan air yang keruh, saya hanya ingin jadi teko yang terus menuangkan air jernih hingga air keruh itu jadi bening. Bapak mengerti, 'kan maksud saya?"

Billy mengangguk-angguk paham. "Tapi, kenapa harus memilih Hasna yang tidak baik untuk dinikahi? Diajari di pesantren kan bisa. Ini aneh sekali. Gus seorang ahli agama, seharusnya tahu apa yang dilihat dari seorang perempuan jika ingin dinikahi. Ada empat perkara, hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan...."

"Agamanya," sambung Irham.

"Jika Gus tahu kenapa memilih Hasna yang agamanya buruk?"

"Dia tidak buruk. Dia hanya salah bergaul selama ini. Seperti kata saya, saya akan ganti air keruh itu jadi air bening. Mungkin tidak akan mudah, tapi saya ahli dalam hal itu." Gus Irham tersenyum lembut.

"Hasna juga bukan keturunan orang kaya, apalagi orang yang alim sep-"

"Hasna berasal dari keturunan orang-orang baik seperti Bapak dan keluarga, itu sudah cukup buat saya."

Billy tidak lagi dapat bertanya apapun, jawaban Irham selalu berhasil menggetarkan hatinya. "Baiklah. Samean istirahat di kamar depan. Sudah saya bersihkan."

***

Dinginnya desir angin malam yang menusuk kulit membuat Irham terbangun dari lelapnya yang hanya beberapa menit, semalam ia lupa menutup jendela.

Pangeran Pesantren [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang