Bab 1 Pembuat Onar

12.8K 1.1K 239
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh...

Wajib jawab salam ya🤭

Syarat baca cerita ini..

1. Tekan bintang di pojok kiri bawah.

2. Komen yang banyak, spam juga boleh, kalo perlu komen tiap paragraf. Wkwkwk

3. Follow akun pengagum_pena biar babnya lengkap.

4. Absen nama kota.

5. Dapat cerita ini dari mana?

HAPPY READING❤❤

تيداء سموا اوراڠ اكان مڽـوكائمو دان ماڠڠ غفمو برحرڭا.
مسكي باغيتو تاتفلاه منجادي بائيك. كرنا كاموبرحرڭااونتؤ اوراڠ-اوراڠ ياڠ مڽـاياڠيمو.

👑
Pangeran pesantren

"HASNA!" Suara melengking milik seorang ibu berumur 40an itu menggema di ruang makan. Ia berteriak sebab anak gadisnya masih terbuai lembutnya selimut frozen hadiah ulang tahunnya bulan lalu.

Gadis dengan nama lengkap Hasna Az-zahra Alfatunnisa, atau yang akrab di sapa Hasna ini pemilik lesung pipi termanis searea kompleks. Wajahnya sangat cantik, meski pipinya sedikit tembem tetap tidak mengurangi kecantikan yang dia miliki. Bibirnya yang tipis bersemu kemerahan, hidungnya yang mancung, serta matanya yang menawan tak pelak membuatnya menjadi rebutan para lelaki.

"Hasna, bangun!" wanita itu menggedor kamar putri semata wayangnya.

Tak kunjung mendapat jawaban wanita itu meraih kunci serep, lalu membuka kamar yang sudah bau iler kerbau tersebut.

Byur! Satu gayung besar ia siramkan pada putrinya yang masih asik meluk guling.

"Astaga, banjir! Ibuk banjir! Buk banjir bandang, bangun!" gadis itu sudah duduk meraba-raba kasur, tapi matanya masih terpejam.

Jedug! Gayung hijau dengan gambar kartun Moana itu sudah menyeruduk kening Hasna dengan keras. Sang ibu menggetok kepala Hasna yang selalu ngebo kalau tidur.

Mata Hasna kontan terbuka merasakan ngilu di jidatnya. "Ya ampun, ibuk! Sakit tahu. Aku kira sudah banjir bandang."

"Tau ah, kesel ibuk sama kamu. Gak ada bagus-bagusnya jadi cewek. Harus-"

"Harusnya jadi cewek itu bangunnya pagi, bersihin kamar, bantuin masak." oceh gadis itu meneruskan omongan ibunya yang sudah dia hafal.

Hasni sang ibu langsung menyiram wajah putrinya lagi dengan sisa air di gayung. Biar sadar gak cuma ngomong.

"Ish, ibuk. Dingin tahu." Hasna memeras kaos yang ia kenakan. "Ibu gak capek apa hampir tiap hari jemur kasur Hasna?"

Membuang napas lelah, lalu berucap. "Ibu lebih capek bangunin kamu tiap hari! Bisa-bisa ibu struk tiap hari kamu giniin."

"Lagian ibuk sih, ngapain coba bangunin aku pagi-pagi gini?"

Mata si ibu melotot. "Pagi kamu bilang?! Ini sudah siang, Hasna! Kamu gak mau sekolah?"

Hasna mengucek matanya. "Emang jam berapa sih, bu?"

Pangeran Pesantren [New Version]Där berättelser lever. Upptäck nu