Bab 9 Kabar Duka

2.4K 764 146
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
.

Happy Reading❤

Kalau bisa
Bantu ubah ke aksara peghon👇

Perihnya kehilangan akan terasa lebih menyakitkan ketika seseorang itu telah pergi untuk selamanya. Terlebih saat kita terlambat menghargai keberadaannya.

👑
Pangeran Pesantren

Mesin mobil hitam tempat Hasna bersembunyi berderu nyaring. Hasna yang bersembunyi di bawah jok belakang sampai terjeduk ke pintu mobil saat gas mobil diinjak dengan kuat.

Selama mobil berjalan Hasna tidak berani bangun ataupun bersuara. Tak lama dari itu kendaraan roda empat itu berhenti. Tidak ada aktivitas atau suara apapun, membuat Hasna penasaran. Ia menegakkan tubuh. Mencoba memeriksa apa orang yang tadi membawanya sudah keluar. Saat menoleh....

"Aaaah!" Hasna berteriak ketika wajah seorang lelaki nyembul ke belakang. Gadis itu mendorong tubuhnya lalu mundur dan duduk di sudut kursi belakang, menempel pada jendela.

Hasna mengusap dadanya yang sempat kaget. "Gus, kenapa sih ngikutin aku mulu? Heran. Gabut kali hidup kau, bah! Uupss," ringis Hasna merutuki kerusuhan mulutnya yang tak pernah ada rem. Ingat Hasna, dia Gusmu. Berbicaralah dengan sopan. Oke, lembut dan sopan.

"Mau kemana?" tanya Irham.

"Hah? Ana, Gus?"

"Iyalah, masa dedemit."

"Allahu akbar. Ana ini juga manusia Gus."

"Makanya jawab mau kemana?"

"Pulang. Izinin ya, Gus. Bentar aja. Habis itu ana langsung balik lagi kok ke pesantren."

"Oh iya? Yakin tidak akan kabur?"

"Ana janji, Gus!" balasnya lantang.

"Baiklah."

"Alhamdulillah, terimakasih Gus."

"Gus memang lelaki paling cakep sedunia." pujinya peres, namun dalam hati ia berkata.... Tapi, bo'ong. Lelaki paling cakep itu yang kek abang Rayyan yekan? Baik, ramah, suka menolong. Tampan, rupawan, menawan, bikin hati tertawan. Eeaaa! Hasna senyum-senyum sendiri.

"Saya yakin kamu lagi menghayal jadi istri saya ya?"

"Hah?"

"Tidak perlu malu, semua perempuan juga pasti berpikiran seperti kamu jika bertemu saya." Gus Irham tersenyum bangga.

"Allahu akbar! Hahaha...." Hasna tertawa geli. Lihat betapa pe-denya
Gus satu itu.

"Iya, kan? Jujur saja."

"Iya! Terserah Gus saja. Ana pergi dulu." Hasna menarik gagang pintu lalu mendorong pintu mobil. Tapi, usahanya tak membuahkan hasil. Pintunya terkunci. "Mon maap, jangan sampe ana anggap Gus manusia paling burik sedunia karena suka ingkar janji. PINTUNYA MASIH TERKUNCI, ALLAHU AKBAR!" Hasna frustasi.

Tanpa mau mendengarkan Hasna yang mengamuk Gus Irham menyalakan mesin mobil lalu membelah jalan raya yang sudah di penuhi kendaraan bermotor. Melaju dengan kecepatan sedang sambil sesekali menutup lubang kuping yang hampir budek karena omelan gadis di belakangnya.

Saat lampu merah Irham mengambil kesempatan untuk mengerem mendadak. Namun bukannya berhenti, gadis itu justru berteriak minta tolong pura-pura diculik. Ajaib memang.

Pangeran Pesantren [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang