Bab 6 Pertemuan Dan Salah Sangka

2.8K 652 405
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
.
.
Tekan bintang dulu pojok kiri bawah.

Seneng gak?

Happy Reading 💚💚

جاڠن تكبّور...
چنْتيك دي دونيا بالوم تنتو چنتيك دى أخيراة
ڭاچنتيكان دونيا حڽـاسامنْترا، ياڠ كاكل ايتو اخلاق اونتوك أخيراة

Pangeran Pesantren

Sepi, itulah hal yang tergambar dalam keheningan malam ini, tidak ada suara apapun kecuali jangkrik yang berderik. Dinginnya angin malam yang menyapu permukaan kulit tak mampu mendinginkan suhu tubuh seorang gadis di dalam kegelapan.

Gadis itu memakai rok plisket hitam dengan kaos lengan panjang berwarna biru. Ia tengah mengendap-endap di tengah kegelapan. Wajahnya berkeringat sampai membasahi kerudung segi empat yang ia kenakan. Tampak jelas kepanikan serta cemas dari air mukanya.

Padahal waktu sudah tengah malam ketika ia keluar dari kamar para tahanan tempatnya tinggal. Sejak tadi ia berjalan menuju keluar pesantren namun tak juga menemukan titik akhir. Yang ada dia harus main petak umpet dengan petugas jaga malam.

"Ck, tempat ini bukan mirip penjara lagi. Tapi, udah kaya labirin tanpa jalan keluar," keluhnya baru sadar. Ini percobaan kelima setelah empat kali gagal kabur.

Jika kali ini dia masih gagal, maka esok harinya akan dia lakukan lagi. Pokoknya dia harus keluar dari pesantren ini, tidak peduli apapun dan bagaimanapun caranya.

"Ya Allah, tolong kali ini aja. Hamba harus keluar dari tempat ini, hamba harus tahu kemana orang tua hamba pergi. Tidak mungkin mereka tiba-tiba meminta Paman Billy menjaga hamba, sedangkan mereka tidak menemui hamba sedikitpun."

Gadis itu bermonolog sendiri sembari celingukan memperhatikan sekitar. Ia kembali berlari, lalu bersembunyi ketika tanpa sengaja bertemu dengan para petugas jaga malam.

Dari kejauhan lelaki yang sejak tadi memperhatikannya tersenyum simpul, lalu menghampiri gadis tersebut. Entah kenapa lagatnya mirip seseorang yang ia kenal di masa lalu. Perlahan kakinya beranjak menghampiri. "Mau kemana?"

Hasna langsung berbalik ketika suara itu terdengar di belakangnya. "Astaga! K-kamu siapa?" gadis itu terkejut.

Irham mengernyitkan alisnya, tidak aneh sih kalau banyak yang tidak tahu dirinya, karena selama ini yang sering muncul di depan satri itu Ilham bukan dirinya. "Saya tanya kamu mau kemana?"

"Mau pulang. Gue gak bisa di sini terus, gue harus ketemu orangtua gue," gumamnya pelan. Jika Pamannya benar, kenapa mereka berdua tega sekali pergi tanpa mengajaknya dan meninggalkannya di sini. Bahkan tanpa pamit sama sekali. Tiba-tiba mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Dari pancaran matanya ia terlihat frustasi.

Irham tahu, santri ini sudah setahun lebih tinggal di pesantren, dan ini kali kelima ia tertangkap basah mencoba kabur dari pesantren seminggu terakhir. Entah kenapa, padahal dia bukan santri baru lagi.

Setelah mendapat laporan dari pengurus asrama putri jika ada santri yang kabur, ia langsung ikut mencari.

"Nama kamu Hasna Az Zahra kan?"

Mata sedikit sipit milik gadis itu langsung membulat. Dari mana lelaki ini tahu? Ah sudahlah, itu tidak penting. Yang penting sekarang aku mau pulang. "Tolong izinin gue pergi. Jangan bawa kepengurus lagi ya, please...." Gadis itu menangkupkan tangannya.

"Tidak, saya tidak akan membawamu ke pengurus."

Gadis itu sontak mengangkat wajah, matanya menyipit, pernyataan apa itu? Melenceng dari keadaan sekarang, siapa sih lelaki ini? Bukan anggota pengurus kah? Biasanya saat ketahuan dia akan langsung diseret oleh pengurus santri putri lalu disidang depan Kyai atau Umi.

Pangeran Pesantren [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang