CELI versi 2 |3|

12.7K 1.6K 74
                                    

Jangan lupa tandain kalau ada typo.

Happy reading!

🐾🐾🐾

"Appa!" (Papa!)

Celi berlari dengan tangan terbentang hendak memeluk Rion yang baru saja pulang sekolah dan langsung menjemputnya di mansion keluarga Bramata.

Sepertinya keinginan kecil Celi itu harus dia telan bulat bulat. Rion menahan kepala Celi saat tubuh keduanya tinggal beberapa jengkal lagi. Hal itu menyulitkannya untuk bergerak lebih dekat lagi agar bisa menggapai tubuh jangkung Rion.

"Ih Appa! Atu au eluk Appa auk." (Ih Papa! Aku mau peluk papa tauk.) Dengus Celi mencoba menyingkirkan lengan Rion yang masih asik bertengger di kepalanya.

"Lo bau keringet." Ketus cowok itu melewati Celi begitu saja dan menyalim lengan Riana tak lupa berpamitan.

"Appa yang au elingat! Tuh, iat! Aju Appa asah!" (Papa yang bau keringat! Tuh, liat! Baju Papa basah!) Telunjuk Celi terangkat menunjuk baju basket Rion yang setengah basah di banjiri oleh keringat.

Rion tak membalas, dia hanya mendelik saja kepada Celi.

Riana menggeleng. "Sama anak sendiri aja gengsinya gede banget. Kurang kurangin, Yon. Nanti nyesel baru tau rasa."

"Siapa juga yang gengsi. Orang bener kok kalau si bocil bau keringet." Elak Rion enggan menatap kepada Riana.

Riana mengerling pada Rion. "Masa?" Tanyanya terdengar main main.

Rion mendengus. Dia mengambil tas yang berisi mainan dan baju Celi, berjaga jaga jika dirinya lama menjemput atau miliki urusan lain. Kemudian meraih lengan kecil Celi menuntunnya menuju mobil.

"Hati hati di jalan! Jangan berantem terus sama anak sendiri."

"Iya mih, iya. Rion pamit dulu ya." Sekali lagi Rion menyalim lengan Riana dan masuk kedalam mobil.

Celi yang sudah duduk anteng di kursi penumpang di sebelah supir lantas menoleh ketika Rion masuk dan duduk di belakang kemudi. Dia senyam senyum tak jelas sembari menatap Rion.

"Kenapa Lo?" Rion bertanya judes, dia menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan pekarangan mansion.

Walupun begitu Celi tetap tersenyum lebar. "Acih Appa. Adi Appa antal oly te umah Nenek!" (Makasih papa. Tadi Papa antar Moly kerumah Nenek!)

Rion berdehem saja. Dia fokus menyetir tanpa menoleh kepada Celi.

Celi yang di abaikan memberengut, dia beralih menatap keluar jendela. Namun karena tubuhnya yang terbilang kecil dan pendek, terpaksa Celi harus berdiri dengan lutut yang di jadikan tumpuan.

Mata bulatnya terus menyusuri setiap gedung gedung ataupun pepohonan yang mereka lewati. Hingga matanya terpaku pada gedung bertingkat cat pink dan memiliki gambar yang menarik perhatian Celi.

"Elenti Appa!" (Berhenti Papa!) Jerit Celi melengking membuat Rion sesaat hilang kendali. Untung saja dia sigap berbelok dan berhenti di bahu jalan.

Rion menatap tajam kepada Celi. "Jangan berisik!"

Celi sendiri tercengir, dia tidak boleh marah sebelum keinginannya tercapai. "Atu au estlim." (Aku mau es krim) pintanya memelas.

Rion kembali menyalakan mesin mobil, mengabaikan Celi yang masih memelas di tempatnya.

"Gak ada es krim." Ketusnya hendak menjalankan mobil tapi di tahan oleh tangan mungil gadis kecil di sebelahnya.

"Ada Appa, itu i cana." (Ada Papa, itu di sana.) Tangan tangan mungil Celi membingkai sisi wajah Rion dan memaksa cowok itu menoleh dan menatap gedung ber cat pink yang ada di bahu jalan.

Rion menatap gedung itu, sedetik kemudian dia menoleh datar kepada Celi. "Males."

Mata Celi berkaca kaca. Dia menarik lengannya yang membingkai sisi wajah Rion dan kembali duduk di tempatnya semula, kepala gadis itu tertunduk dengan tangan yang saling bertaut di atas pangkuan.

Rion menghela nafas, ia kembali mematikan mesin mobil dan keluar dari mobil. Cowok itu menyebrang menuju gedung yang di tunjuk Celi. Beberapa menit kemudian Rion kembali dengan sekantong kresek berisi es krim.

"Nih."

Rion meletakkan kresek itu di pangkuan Celi dan kembali menyalakan mesin mobil. Dia melajukan mobilnya sesekali melirik Celi yang tersenyum lebar sembari melahap es krimnya.

"Makannya pelan pelan aja! Jangan kayak babi." Cowok itu membersihkan bibir Celi yang belepotan.

"Talo atu abi, Appa uga abi dong!" (Kalau aku babi, papa juga babi dong!) Celi membalas santai. Dia tidak peduli Rion yang sudah tersedak air liurnya sendiri.

🐾🐾🐾

Sorry pendek. Lagi gak mood ngetik.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Bye👋

CELI versi 2 [On Going]Where stories live. Discover now