CELI versi 2 [20]

6.1K 792 24
                                    

H A P P Y R E A D I N G.
🦑

"Siapa?!" Suara lantang seorang wanita membuat mereka deg degan. Celi menunduk menyembunyikan wajah, dia baru saja terkena kasus. Masa mau kena lagi?

"Ini karena Dirga! Kamu yang jatuhin potnya." Tuduh Intan dengan suara tertahan, menatap tajam anak laki laki itu.

Dirga melotot sebal. Dia menarik kunciran rambut Intan menyalurkan kegondokan yang telah dia tahan sedari tadi. "Intan yang dorong Dirga! Yang jatuhin pot itu Celi! Tapi yang salah di sinikan Intan!"

"Akh- Sakit! Intan gak sengaja! Dirga aja yang terlalu lemah."

Tanpa sepengetahuan kedua bocah itu, Celi beringsut menjauh dan meninggalkan dua orang yang masih asik bertengkar.

Setibanya di belakang sekolah, Celi berjongkok di bawah pohon rambutan yang berbuah lebat. Anak itu mendesis pelan, jengkel sekali pada takdir yang membuatnya mengulang semua hal yang pernah dia alami di dunianya dulu.

Apa lagi dia harus masih terlibat dengan anak anak kecil yang emosinya masih labil. Anak anak naif yang mudah sekali di profokasi.

"Hai pemilik jiwa asing, kau merindukanku? Hihihi..."

Deg.

Celi menoleh ke asal suara. Pergerakan sendi di seluruh tubuhnya mendadak kaku. Matanya menajam menatap nenek tua yang kini tampak melayang tinggi di belakangnya. Rasa takut dan badan gemetar berusaha anak itu sembunyikan rapat rapat.

"Mau apa lagi lo nenek tua?" Desis anak perempuan itu pelan.

Nenek tua itu justrus tertawa. "Yang ku mau?" Seringaian menyeramkan itu membut Celi mengepalkan tangan. "Tentunya keinginanku darimu masih sama."

"Jangan harap!"

Nenek nenek itu malah melayang mendekat. Dia mengunci pergerakan Celi melalui tatapan mata. Tawa menyeramkan kembali mengudara.

"Setiap makhluk berhak memiliki harapan.''

"Setan kayak lo sama sekali gak pantas buat punya harapan!" Celi berdecih sinis.

"Benarkah?"

Dengan sekuat tenaga Celi mencoba untuk melawan, dia bergerak melangkahkan kakinya yang terasa sangat berat agar segera menjauh dari sana.

"Ingat, kasta manusia lebih tinggi dari setan." Batinnya menguatkan diri.

Secara mengejutkan tubuh gadis kecil itu yang semula kaku dan sulit di gerakkan tiba tiba terlepas dari kendali sang nenek tua. Tanpa aba aba Celi langsung berlari menjauh. Dan sialnya nenek tua itu malah mengejar.

Mengingat sesuatu, Celi buru buru menekan tombol darurat yang berada di kalung sabit pemberian Rion beberapa waktu silam.

"Papa, Celi butuh papa!" Jarinya menekan tombol agak lama agar suaranya terdengar jelas oleh papanya di sebrang sana.

Celi terus berlari tanpa melihat ke belakang sekalipun. Bahkan dia tidak mendengarkan seruan dari Dirga dan Intan yang memanggil namanya.

"Celi!"

"Sudah masuk kelas! Celi mau kemana?!"

Di mata kedua bocah itu, Celi hanya berlarian seorang diri. Berlari kencang seperti kesetanan tanpa ada yang mengejar. Padahal sebenarnya makhluk mengerikan pemakan jiwa itu sedang mengejarnya.

CELI versi 2 [On Going]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum