CELI versi 2 [16]

6.6K 976 112
                                    

Happy reading!

Suara bel pertanda jam istirahat mengalun sangat indah di telinga Celi, gadis kecil itu langsung saja mengemasi barang barang miliknya.

"Ayo jajan sama sama Celi!"

Intan meraih tangan Celi dan menariknya pergi, mendapat perlakuan begitu gadis kecil itu hanya pasrah. Membiarkan dirinya di tarik keluar dari kelas dan menjelajahi beberapa jualan milik orang kantin.

"Kita beli gulali!" Tanpa sepertujuan Intan membawa Celi kedepan seorang ibu kantin pemilik gulali yang berjejer sangat banyak.

"Bu! Gulalinya tiga!" Intan menunjukkan tiga jarinya. "Satu untuk Intan, satu untuk Celi dan satu lagi untuk Dirga!"

Setelah mendengar perkataan terakhir Intan, Celi baru menyadari bahwa mereka tidak hanya berdua saja. Seorang bocah yang menurut Celi agak aneh di dalam kelas ternyata ikut dengan mereka.

Dirga adalah bocah laki laki yang sering mengucapkan kata kata yang membuat para guru di taman kanak kanak ini terdiam seribu bahasa. Namun, Dirga masih dapat di tolerir para guru karena sikap anak itu masih dalam batas wajar anak anak ingin tahu, tapi Celi tentunya sudah melewati batas dari itu. Tak jarang Rion di panggil menghadap kepala sekolah karena dia yang sering keceplosan.

"Kenapa gulali ini bisa terasa manis? Bibi pake apa ke gulali ini?" Setelah memasukkan satu gumpalan gulali kemulut, anak itu bertanya kepada ibu kantin.

"Ibu membutanya pake gula." Jawab sang ibu kantin yang mendapat pertanyaan polos dari anak laki laki itu.

"Terus, kenapa gula rasanya bisa manis?" Dirga kembali memberi pertanyaan, Celi mendengus dan memukul belakang kepala anak laki laki itu gemas.

"Terlalu banyak tanya!" Ujarnya sebal, dia membuang tangkai gulalinya kedalam tong sampah. Punyanya sudah habis, anak itu bergeser ke dagangan yang lain.

Tangannya menunjuk satu buah jajanan yang berukuran besar, Intan menutup mulutnya menggunakan kedua tangan.

"Itu besar banget! Celi mau bagi bagi sama Intan? Atau sama Dirga?"

Celi berdecak, dia memutar bola matanya malas. "Itu untuk aku seorang, gak ada bagi bagi." Ucapnya sarkas.

"Pelit." Dirga mencibir, Celi tidak peduli.

"Ini uangnya pak." Celi menyerahkan uang lima puluh ribu setelah jajanan itu sudah berada di tangannya. Saat hendak menerima kembalian Celi protes.

"Kembaliannya empat puluh ribu lagi pak! Ini harganya sepuluh ribu, uang Celi lima puluh ribu, berarti kembaliannya empat puluh ribu lagi, bukan dua puluh ribu!" Celi kesal, mentang mentang dirinya anak kecil mau dikibulin begini? Oh tidak bisa, Celi tidak akan membiarkan hal itu terjadi. "Jangan suka menipu anak kecil pak, nanti dapat karmanya baru tahu rasa." Sambungnya setelah menerima kembalian yang sesuai.

"Woah... Celi pinter!" Intan menatap kagum pada Celi.

"Bapak tukang penipu!" Sorak Dirga pada bapak bapak penjual itu. "Kita jangan belanja disini lagi, nanti ditipu bapak bapak penjualnya lagi."

Bapak bapak penjual hanya dapat menganga melihat Dirga menghasut anak anak yang lain, sementara Celi hanya santai memakan jajanannya.

CELI versi 2 [On Going]Where stories live. Discover now