Celi versi 2 [27]

4K 536 78
                                    

Happy reading!

__________

"Itu ayah kamu?"

Celi yang awalnya menahan sebal lantas menoleh dengan cepat, wajahnya terlihat jutek sekali.

"Enggak dia papa babi." Ujarnya asal.

Sekilas Celi membaca nametag gadis yang mengajaknya berbicara. Anis, itulah namanya.

Awalnya Anis agak terkejut mendengar jawaban tak terduga dari Celi, kemudian terkekeh pelan ketika telah menyadari sesuatu. "Lagi marahan sama papanya?"

Celi merengut sebal, sok akrab sekali gadis ini pikirnya mulai tidak nyaman. Tanpa mau membalas Celi kembali mendial kontak seseorang, setelah terhubung suara heboh seorang gadis cilik langsung mengganggu pendengarannya.

"Celi kamu kemana aja! Intan sama Dirga baru aja foto foto di sekolah setelah ambil nilai."

Oh, Celi baru ingat mereka hari ini mengadakan acara kelulusan. Sayang sekali dia melewatkannya.

"Kata papi Intan nanti masuk ke sekolah baru lagi, Yeay!" Intan tampak menepuk nepuk wajahnya didepan layar ponsel. "Nanti kita  sama sama lagi ya sekolahnya, biar Intan ada teman."

"Gak bisa."

Dua kata yang terucap dari mulut Celi langsung membuat Intan melemas. "Kenapa?" Tanyanya murung.

"Aku udah pindah." Ucap Celi dengan santai, dia membalikkan kamera dan memperlihatkan banyaknya buah rambutan di sekelilingnya. "Cantik kan?"

Mata Intan tampak berbinar binar. "Woah! Buahnya banyak Celi! Intan mau kesana juga! Nanti Intan bilang sama mami papi."

"Gak boleh."

Di seberang sana Intan cemberut, dia mengerucutkan bibirnya sebal. "Kenapa? Intan mau sama Celi terus." Memang benar, Intan sudah menganggap Celi sebagai sahabatnya. Seperti yang dikatakan maminya, setiap orang suatu saat akan menemukan sahabat sejati dan Intan rasa Celilah sahabat sejatinya.

"Pokoknya gak boleh. Intan disana aja, nanti Celi yang datang kesana. Kita sekolah sama sama lagi tapi waktu Celi sama Intan udah besar ya."

Intan langsung kembali ceria. "Janji ya?" Anak itu menunjukkan jari kelingkingnya di depan kamera.

Celi lantas melakukan hal yang sama. "Janji."

"Intan, ayo sayang kita mau berangkat." Terdengar suara wanita paruh baya yang tidak asing lagi di telinga Celi. "Iya mami! Intan ijin dulu sama Celi."

"Yaudah cepat ya."

"Celi, Intan matiin telponnya ya? Intan mau pergi." Intan memajukan wajah kedepan kamera.

"Iya hati hati."

Tut.

Siapa yang mematikan telponnya? Tentu saja Celi, dia memasukkan ponselnya kedalam saku bajunya. Dibuat menoleh kepada Anis yang masih setia duduk di sebelahnya.

"Kakak ngapain?"

Binar kegemasan terlihat jelas di mata gadis itu, tanpa diduga tangannya terulur menjepit kedua pipi tembam Celi sembari menjerit pelan.

CELI versi 2 [On Going]Where stories live. Discover now