Celi versi 2 [21]

6.4K 892 68
                                    

Happy reading!

-------

Awan hitam yang mengepul di udara membuat setiap orang yang berbaring ranjangnya semakin menyamankan posisi menyelami alam mimpi. Hingga pukul 6:03 awan hitam itu menumpahkan tangisnya membasahi sebagian kota. Semakin menambah kenyamanan seorang gadis kecil yang masih bergelung di balik selimutnya.

Sementara itu seorang pemuda yang sudah rapi dengan hoodie biru tua miliknya berkacak pinggang melihat tidak adanya tanda tanda jika gadis kecil itu akan segera bangun dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

Tanpa banyak kata, pemuda itu mendekat dan duduk di pinggiran ranjang. Tangannya terulur menjepit hidung mungil gadis kecil itu menggunakan ibu jari dan telunjuknya.

"Bangun." Bisiknya pelan tepat di telinga kiri gadis kecil itu.

Akibat kesulitan bernapas, Celi membuka matanya dengan terpaksa. Dia mencebik menatap papanya yang malah belum segera melepaskan jepitannya dari hidung mungilnya.

"Lepas papa! Celi susah bernapas jadinya." Keluh anak itu menyingkirkan tangan Rion dari hidungnya. Apa laki laki itu tidak kasihan melihatnya yang sudah mangap mangap kesulitan mengambil napas?

Rion berdiri dari pinggiran ranjang dan bersedekap menatap tajam pada anaknya.

"Denger ya little pig pemalas!"

"Apa?" Celi memutar matanya malas, kesal sisi emak emak papanya mulai keluar.

"Kamu harus biasain bangun sendiri! Gak mungkinkan papa bakal terus ada buat bangunin kamu? Gimana nanti kalau kamu punya anak di masa depan, siapa yang akan bangunin anakmu atau mengurus anakmu untuk pergi ke sekolah nanti?!"

"Ya bapaknyalah! Kayak papa." Dengus Celi kembali menjatuhkan diri keatas ranjang.

"Jadi gunamu sebagai ibu apa? Bisa bisa suamimu di masa depan stres ngeliat istrinya yang gak berguna." Ujar pedas Rion yang mampu menghunus ulu hati Celi, anak itu yang hendak memejamkan mata jadi melotot garang pada papanya yang masa bodo.

"Papa jahat!"

"Mau mandi sendiri atau papa mandiin?" Tanya papa muda itu tidak memperdulikan pekikan penuh luka dari anaknya.

Celi cemberut, dia memunggungi papanya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dari ujung kaki sampai kepala. "Hujan. Celi gak mau sekolah, malas. Nanti basah basahan."

Rion gemas, dia menarik selimut itu lepas dari tubuh Celi sampai keseluruhannya dan membuang asal selimut itu.

"Naik mobil! Gimana mau basah? Jangan banyak alasan!" Rion meraih tubuh mungil Celi dan menggendongnya menuju kamar mandi.

Celi sendiri malah santai saja, anak itu menguap pelan dan mengalungkan kedua tangannya di leher sang papa.

"Pake air hangat." Lirih Celi pelan.

Rion menurut saja. Dia menyalakan kran air untuk mengguyur tubuh Celi setelah menanggalkan pakaian anak itu. Kemudian tangan Rion terulur meraih shampo dan menuangkannya ke tangannya.

Katakanlah Celi tidak tahu malu. Gadis itu tidak punya rasa malu sedikitpun walau dia ingat dulunya sudah tumbuh menjadi gadis remaja. Walau tubuhnya saat ini masih kecil, tapi jiwanya sudah dewasa. Rasa malas sepertinya sudah memutuskan urat malunya.

CELI versi 2 [On Going]Where stories live. Discover now