CELI versi 2 [25]

4K 572 26
                                    

Happy reading!

"Mami!"

Rion yang baru saja masuk kedalam rumah berteriak memanggil maminya. Sekarang sudah pukul 03:42 pagi, cukup lama waktu yang termakan untuk sampai ke rumah.

Seorang pelayan tampak berlarian menuju Rion.

"Maaf tuan muda, nyonya dan tuan sedang tidak ada di rumah."

Kepala Rion terasa sangat panas. Dia menggertakkan gigi kesal sekali setelah mendapat informasi yang tidak dia inginkan.

"Kapan mereka pergi?"

"Sekitar satu setengah jam lalu tuan muda." Pelayan itu menunduk tidak berani menatap wajah Rion yang sedang di lahap emosi.

"Brengsek!"

Rion mengambil ponsel yang ada di saku celana. Mendial nomor maminya dengan perasaan dongkol. Entah apa yang terjadi sehingga maminya nekat membawa putrinya tanpa seizin dari dirinya.

Sepertinya Rion harus tinggal secara terpisah dari mami dan papinya. Membatasi interaksi maminya dengan putrinya. Dia tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi, namun kedaan Celi belum membaik. Rion harus sabar menunggu sampai keanehan yang terjadi pada anaknya terselesaikan.

Tut. Tut.

Nomor yang anda tuju seda-

Brak!

Ponsel mahal itu langsung pecah berkeping keping setelah Rion mendengar suara seorang wanita. Kali ini Rion yakin ada sesuatu yang terjadi, tidak mungkin maminya senekat itu membawa anaknya pergi.

Tanpa kata Rion berjalan menuju ruang cctv, dia harus mengecek apa yang terjadi sebelumnya. Saat membuka pintu, Rion langsung menemukan seorang pria yang bertugas untuk mengawasi cctv.

"Tunjukkan rekaman cctv dua jam lalu." Titah Rion tanpa basa basi.

Kening Rion mengerut ketika melihat Celi yang sepertinya sedang menangis, kemudian masuk ke kamar orang tuanya. Dia mendengus pelan sudah tahu apa yang sepertinya terjadi.

"Anak itu." Memijit pangkal hidungnya, Rion keluar dari ruang cctv menuju ke kamarnya.

Tidak bisa berkata kata lagi. Akhirnya Rion memutuskan untuk tidur, biarlah maminya membawa putrinya pergi. Untuk beberapa hari saja, jika suda lewat dari tenggat waktu yang Rion tentukan, dia akan menjemput Celi. Setidaknya Rion bisa fokus menyelidiki keluarga Nareswara.

———

"Nenek, kenapa kita harus pergi jauh?"

Riana yang sedang memejamkan mata menjawab tanpa membuka mata. "Biarkan saja, nenek ingin memberi sedikit pelajaran pada papamu, kita akan berlibur."

"Papa gak nenek ajak? Kasian papa gak ikut." Celi cemberut, bukan ini yang dia inginkan.

Seharusnya Riana memarahi papanya saja, bukan malah membawanya kabur seperti ini. Jujur saja Celi tidak mau berada jauh dari papanya, dia sudah sangat terbiasa berada di dekat pemuda itu dan bergantung padanya.

"Tidur sayang, sebentar lagi pesawat kita akan mendarat." Kata Riana mengingatkan, wanita itu terlihat masih mengantuk.

Sepertinya Celi sudah mengganggu waktu tenang neneknya. Dia menghela napas dan memejamkan mata, masih sedikit tidak terima akan keputusan neneknya. 

CELI versi 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang