Celi versi 2 (28)

1.7K 255 41
                                    

Hii;)
Apa kabar?

Happy reading!!
___

"Celi?"

Gadis kecil berseragam merah putih yang sedang sibuk membereskan buku di atas meja belajar menoleh.

"Ya nenek?" Sambil berjalan Celi membenarkan posisi poninya yang acak acakan.

Riana tersenyum, menyingkirkan tangan Celi dari atas rambut anak itu dan menyelipkan poni gadis kecil itu ke daun telinga. "Bentar lagi terlambat loh, dasinya mana? Belum di pasang juga?"

Anak itu cemberut, dia membuang wajah ke samping, enggan melihat neneknya.

"Marah?" Wanita paruh baya itu bertanya lembut, dia menekuk kedua lututnya dan mensejajarkan tingginya dengan Celi. "Papamu sudah dewasa, dia bisa mengurus dirinya sendiri."

Celi menatap neneknya. "Bukan itu."

Riana terkekeh gemas. "Terus apa?" Dia pura pura tidak menyadari hal apa yang membuat cucunya marah.

"Kenapa nenek gak bilang kalau Celi udah di daftarin sekolah disini? Terus Celi tinggal disini selamanya? Celi gak mau nenek, nanti kalau papa disana nikah lagi. Terus papa punya anak, terus papa ga sayang lagi sama Celi karna papa udah punya anak baru, siapa tau nanti istri papa jahat. Pokoknya gak mau, Celi gak mau papa nikah lagi. Celi harus ada deket papa terus."

Riana menggeleng pelan melihat cucunya yang berbicara tanpa jeda. Dia memegang kedua pundak gadis cilik itu dan berkata. "Siapa yang bilang papamu akan menikah?"

Wajah Celi perlahan berseri, dia memeluk neneknya sambil tersenyum. "Nenek janji ya? Nenek gak akan kasih papa izin nikah."

Wanita paruh baya itu menelan ludah pahit, anak laki lakinya juga berhak menikah. Berhak memilih pasangannya di masa depan, tidak mungkin anaknya tidak menikah. Pasti suatu saat nanti Rion akan menemukan pasangan hidupnya di masa depan. Anaknya juga butuh pendamping yang akan menemaninya di masa masa tua nanti saat anaknya telah dewasa.

Sementara Riana juga tahu cucunya ini tidak ingin kasih sayang ayahnya terbagi kepada anak lain. Apa lagi cucunya ini hanya memiliki sosok ayah, ibunya sudah meninggal saat melahirkannya.

"Celi, papa juga berhak bahagia sayang." Wanita itu membelai kepala Celi. "Udah, ayok kamu harus berangkat sekolah."

Celi terdiam, dia menatap wajah Riana tanpa berkedip. "Apa Celi jahat gak bolehin papa nikah? Celi takut, Celi cuma punya papa."

Riana berkacak pinggang. "Jadi kamu gak nganggep nenek gitu? Terus gunanya nenek disini apa?"

Anak itu menunduk sembari memilin ujung baju dia berceletuk. "Gak ada yang tau perubahan hati seseorang."

__________

"Perkenalkan namaku Celi." Dia tersenyum singkat dan kembali duduk.

Perkenalan nama itu berlanjut hingga sampai pada bangku terakhir di kelasnya. Celi tidak mendengarkan itu, dia malah sibuk dengan pikirannya sendiri.

Jika papanya menikah lagi otomatis papanya punya anak lagi dong. Nah, Celi yakin kasih sayang papanya akan terbagi, atau mungkin papanya akan melupakan dirinya disini? Tidak! Celi tidak akan membiarkan itu. Tapi papanya juga butuh pendamping hidup, tidak mungkin papanya tidak pernah menikah seumur hidupnya. Tidak! Kasian papanya.

CELI versi 2 [On Going]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin