CELI versi 2 [05]

11.9K 1.4K 61
                                    

Happy reading!

Sorry lama, soalnya aku kemaren sakit☺️

Maafkan author yang punya fisik lemah ini🙃

🍃🍃🍃

Di sebuah kamar bernuansa monokrom terdapat dua orang manusia berbeda usia yang sedang asik terlelap di dunia mimpinya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 08:00 tapi tidak ada tanda tanda dari kedua orang itu untuk bangun.

Hingga tak lama mata bulat si gadis kecil yang berada di pelukan pemuda tampan itu perlahan terbuka, dia melepaskan lilitan tangan yang masih setia memeluknya dan menguap lebar.

Gadis kecil yang tak lain Celi itu baru ingat jika tadi malam dia datang kekamar Papanya dan meminta tidur bersama. Matanya melirik ke arah pemuda yang masih betah bergelut dengan dunia mimpinya. Tak lama mata gadis kecil itu naik melihat jam dinding yang terpajang di bagian atas kepala ranjang.

"Oh, jam elapan." (Oh, jam delapan.) Gumamnya santai, namun sedetik kemudian dia memekik.

"Jam elapan! Appa! Appa angun!!" (Jam elapan! Papa! Papa bangun!!) Suara Celi terdengar begitu cempreng dan menggelegar kesetiap sudut kamar.

Pemuda tampan yang tak lain Rion itu malah berdecak, dia membuka paksa matanya dan membungkam mulut Celi yang masih memekik tak jelas. Namun sedetik kemudian pemuda itu yang memekik keras lantaran tangannya yang terasa perih di gigit oleh anaknya yang tidak ada akhlak.

"Akh!! anak ngen-"

"Apa? Au omon asal Appa an?" (Apa? Mau ngomong kasar Papakan?) Celi langsung memotong ucapan Rion sambil melotot, dia sama sekali tak merasa bersalah karena telah mengigit tangan besar milik Papanya.

"Kalau iya kenapa? Sewot amat!" Ketus Rion sebal, dia meringis sembari meniup niup bekas gigitan anak setan yang tercetak jelas di bagian telapak tangannya.

"Teli aduin te nenek nih ya?" (Celi aduin ke nenek nih ya?) Gadis kecil itu sudah mengambil ancang-ancang ingin turun dari ranjang, tapi harus terhenti begitu mengingat sesuatu.

"Kok gak jadi? Gak berani ngadukan Lo?"

Celi menggeleng, dia menatap serius ke arah Rion.

"Appa Ndak tekolah?"(papa gak sekolah?) Gadis kecil itu memiringkan sedikit kepalanya melihat reaksi Rion selanjutnya.

Pemuda itu mendelik, dia melirik ke arah jam dinding dan seketika melotot. Dia turun dari ranjang sembari berteriak heboh.

"Anjirrr!! Gue ada rapat OSIS!!"

Rion buru buru masuk kedalam kamar mandi, sementara Celi hanya mengendurkan bahu acuh kemudian kembali merebahkan dirinya di atas ranjang. Dia kembali menarik selimut dan menutup mata.

Lima menit berlalu Celi hampir terlelap, tapi hal itu harus tertunda begitu mendengar suara teriakan Rion yang terdengar samar.

"Woy bocil! Tolong ambilin handuk! Buruan! Gue lupa bawak."

Celi membuka sebelah matanya dengan berat, kemudian membalas.

"Ambil cendili! Teli au idul!!" (Ambil sendiri! Celi mau tidur!!)

Rion yang sedang menunggu di balik pintu kamar mandi di buat mengelus dada sabar ketika mendengar penolakan dari Celi.

"Buruan elah!! Gue udah telat!!" Rion kembali berteriak, tapi kali ini suaranya dibumbui oleh rasa gemas. Iya, gemas. Gemas ingin menabok jidat mulus milik anak tidak berakhlak ya itu.

Celi berdecak, dia terpaksa membuka lebar lebar kedua matanya dan turun dari ranjang. Dia celingukan mencari keberadaan benda yang di maksud oleh papanya.

"I mana? Atu ndak au." (Dimana? Aku gak tau.)

"Di dalam walk in closet! Masuk aja kedalam! Nanti ada tuh tergantung di dekat rak baju!"

Celi masuk kedalam walk in closet, setelah mendapat benda yang dia cari gadis kecil itu langsung keluar dan berdiri di depan pintu makar mandi.

Tok, tok, tok.

"Ini Appa!!" (Ini Papa!!)

Pintu kamar mandi terbuka sedikit dan keluarlah sebelah tangan Rion, dia menengadah meminta benda yang dia maksud.

Celi memandang lengan Rion sejenak, kemudian beralih kepada handuk yang ada di genggamannya. Seketika dia tersenyum miring begitu mendapatkan ide jahil.

"Ini Appa!!" (Ini Papa!!) Gadis kecil itu berseru keras, tapi tangannya malah bergerak untuk menjauhkan handuk itu dari jangkauan tangan Rion.

Pemuda yang sudah kedinginan itu menggerakkan tangannya mencari keberadaan handuk yang dia butuhkan.

"Mana kampret!!" Seru Rion jengkel, dia terus menggerakkan tangannya tapi tidak menemukan juga.

"Ini Appa! Icinih!!" (Ini Appa! Disini!!) Balas Celi sembari cekikikan.

"Mana?!!"

Oke, sepertinya Papanya itu sudah sangat kesal. Akhirnya Celi memberikan handuk itu dan berlari keluar kamar sambil tertawa keras.

Rion yang baru saja mendapatkan handuk itu mengumpat dalam hati, dia melilitkan handuk kepinggangnya dan keluar dari kamar mandi. Memakai seragam sekolah dengan buru buru setelahnya keluar kamar.

Dia sudah menenteng tasnya, teringat sesuatu dia memutar langkah dan berjalan kearah kamar anaknya.

"Oi! Cepetan gue udah telat!!" Rion mengetuk pintu dan berteriak.

"Teli icinih Appa." (Celi disini Papa.)

Pemuda itu berbalik, dia mengerang frustasi ketika melihat baju tidur masih melekat di tubuh mungil itu.

"Mandi gak Lo?! Buruan!! Gue udah telat astaga!!" Rion mendorong tubuh mungil Celi masuk kedalam kamar.

Gadis kecil itu tampak memberengut, dia mengerucutkan bibirnya dan menatap sebal ke arah papanya.

"Cabal dong!" (Sabar dong!)

Rion memutar matanya malas, dia menutup pintu kamar itu dan menngacak rambutnya asal.

"Mana ada rapat lagi sepuluh menit lagi."

"Aaaaa!! Appaaaa!! Ada ang elbang elbang!! Teli tidik!!" (Aaaaa!! Papaaaa!! Ada yang terbang terbang!! Celi jijik!!)

🍃🍃🍃

Jangan lupa vote ya😢

Bye👋

CELI versi 2 [On Going]Where stories live. Discover now