Chapter 5

6.7K 518 0
                                    

Happy reading
Maaf kalau ga nyambung
Semoga suka

****

Di Festival

Abel sangat antusias melihat banyak makanan yang dijual di pinggir jalan terlihat menggiurkan

Sedangkan Kaisar Xavier dan Aldrich terkekeh pelan melihat Abel sangat antusias menatap makanan yang dijual disana

" Abel apa yang ingin kau beli "

" Abel mau itu " Ucap Abel menunjuk orang yang berjualan kue

" Tidak boleh "

Sebelum Aldrich menjawab Kaisar Xavier sudah memotong ucapannya

" Tenapa tidak boyeh? "

" Itu tidak sehat "

" Cehat tok pwease " Ucap Abel dengan menunjukkan pupy eyesnya

" Baiklah " Ucap Kaisar Xavier menahan agar tidak mencubit pipi gembul Abel

Sedangkan Aldrich memalingkan wajahnya memerah malu

" Bibi atu mo beli ini "

" Mau yang rasa apa nona manis "

" Mau lasa cokat "

" Ini nona manis "

" Papa bayal "

" Ayo tak Aldlich tita pelgi "

" Papa ditinggal? " Tanya Aldrich yang diangguki Abel

" Ayo " Ucap Aldrich semangat karena dia bisa bersama Abel

" Ck anak itu ini uangnya "

****
" Huft akhirnya kalian ketemu "

" Sekarang ayo kita pulang "

" Tapi Bel mau yihat mbang api duyu "

" Itu masih malam lebih baik kita pulang "

" Tapi "

" Bagaimana jika kita melihat kembang apinya dari istana? "

" Emang bica? "

" Bisalah "

" Talau begitu ayo pulang "

" Hei bodoh kau ingin melihat dari mana? " Tanya Kaisar Xavier bisik-bisik

" Dari atap " Jawab Aldrich dengan polos

" Kau gila bagaimana jika Bel terjatuh " Kaisar Xavier melotot kaget mendengar jawaban anaknya

" Tenang itu tidak akan terjadi " Jawab Aldrich dengan santai karena dia juga tidak akan membiarkan adik kecilnya terluka

" Papa sama tatak napa bicik-bicik? "

" Tidak papa " Ucap Aldrich dan Kaisar Xavier bersamaan

Sedangkan Abel kesal karena tidak diberitahu

" Tan Bel mau tau "

Kaisar Xavier tersenyum tipis melihat kekesalan anaknya

" Bel apa ada yang ingin kau beli lagi? " Tanya Kaisar Xavier mengalihkan pembicaraan

" Tidak  Bel mo bobok "

" Baiklah ayo papa gendong "

" Tidak biar aku saja "

" Papa ndong "

" Ayo "

Kaisar Xavier menatap ke Aldrich seolah-olah bilang aku menang

Sedangkan Aldrich yang ditatap seperti itu melayangkan tatapan tajamnya

" Awas kau "

****
Malam ini seperti yang dijanjikan mereka akan melihat kembang api di istana

Lebih tepatnya di atap yang merupakan ide gila Aldrich

" Papa mbang apinya tapan muyainya "

" Mungkin sebentar lagi "

" Apa kau lelah "

" He'em "

" Bagaimana jika kita melihat kembang apinya besok saja "

" Ndak mau "

" Papa yihat mbang apinya bagus "

" Papa yihat mbang apinya bagus "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Iyha bagus "

Tanpa sadar Kaisar Xavier menitikkan air matanya melihat itu semua dia rindu dengan permaisurinya

Aldrich hanya diam melihat ayahnya menangis karena ia tau ayahnya merindukan ibunya

" Papa napa nangic? "

Kaisar Xavier hanya tersenyum membalas perkataan Abel kemudian memeluknya

Aldrich yang melihat ayahnya memeluk adiknya hanya mendengus kesal tak urung dia juga ikut memeluk Abel

" Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan ayah "

Kaisar Xavier hanya acuh mendengar bisikan Aldrich

****

The Bar-bar Princess ( HIATUS ) Where stories live. Discover now