Chapter 8

4.6K 400 0
                                    

Happy reading
Maaf kalau ga nyambung
Semoga suka

Guys kalau aku hiatus cerita ini gimana?

Lagi ga ada ide 😖😔😫

****

Di Istana

Saat ini Kaisar Xavier sedang mengamuk karena tidak bisa menemukan putrinya

" Dimana kamu sayang jangan tinggalkan papa "

Hanya itu yang dia ucapkan dalam keadaan mabuk

Persis yang dia lakukan saat kehilangan Permaisuri Anna

Sedangkan saat ini Abel dan Felix telah sampai di Istana

Mereka terkejut melihat keadaan Istana yang kacau kaya habis diterjang angin topan

" Pelix ini tenapa "

" Hamba juga tidak tahu tuan putri sebentar hamba tanyakan kepada prajurit lainnya "

" Hei kau apa yang terjadi? "

" Kaisar mengamuk karena tidak bisa menemukan tuan putri "

" Apa Kaisar mengamuk "

" Iya dan mungkin saat ini Kaisar sedang mengurung dirinya di kamar "

" Gawat " Batin Felix

" Baiklah kau boleh pergi "

" Tuan putri bagaimana jika menemui ayah tuan putri "

" Tetemu papa? "

Tanya Abel yang diangguki Felix

" Ayo "

Saat tiba di depan kamar Kaisar, Felix mendengar suara berisik yang dia pastikan bahwa Kaisar saat ini tengah mengamuk

" Pelix tenapa tamal papa belicik? "

" Saya tidak tahu tuan putri bagaimana jika tuan putri mengetuknya "

" He'em "

" Semoga setelah ini kepala ku masih aman " Batin Felix

Tok tok tok

" Papa buta pituna "

Sedangkan Kaisar Xavier yang mendengar suara putrinya sangat bahagia

" Apa kau itu Abel "

" Iya ni Bel "

" Papa buta "

Klek

Suara pintu terbuka dan nampaklah Kaisar Xavier dengan keadaan seperti orang gila

Saat akan memeluk Abel , Abel malah menjauh dan itu membuat hati Kaisar Xavier sedih

" Apa Bel tidak mau memeluk papa? "

" Mau tapi papa bau "

Mendengar perkataan putrinya Kaisar Xavier merasa malu

" Papa akan mandi sebentar dan Bel tunggu papa di ruang makan "

" Ote "

****
Seperti yang dikatakan Kaisar Xavier sekarang Abel sudah di ruang makan menunggu ayahnya

" Pelix papa tok belum dateng? "

" Mungkin sebentar lagi tuan putri "

" Bel lapel mo mam "

" Bel " Panggil Kaisar Xavier

" Papa lama Bel dah lapel "

" Maaf "

" Ndak papa cekalang Bel boleh mam tan? "

" Boleh mau papa suapin? "

" Ndak Bel mo matan cendili aja "

" Baiklah "

Kaisar Xavier hanya menatap Abel sambil tersenyum

" Papa Bel dah celecai "

" Kalau begitu sekarang waktunya kita tidur " Ujar Kaisar Xavier sambil menggendong Abel

Saat melewati Felix Kaisar Xavier membisikkan sesuatu yang membuat Felix menegang

" Bersiaplah dan tunggulah hukuman mu "

Glek

Sesampainya di Kamar

" Papa Bel ndak bica tidul "

" Lalu Bel mau apa hm? "

" Bel mo papa baca celita "

" Cerita apa? "

" Mama "

Deg

" Baiklah apa yang mau Bel dengar hm? "

" Mama tu cepelti apa cih? "

" Mama itu orang yang sangat baik dia selalu ramah kepada semua orang tanpa membedakan derajatnya. Dia juga sangat pintar dan ahli dalam memanah terkadang sifatnya membuat papa khawatir "

Tanpa sadar Kaisar Xavier meneteskan air matanya

" Sial aku tidak bisa menahannya "

" Kuharap kau tidak cepat tumbuh dewasa agar papa bisa terus bersamamu "

" Maafkan papa tidak bisa menjadi papa yang baik untukmu "

" Papa sayang kamu "

Ucap Kaisar Xavier sambil mengecup dahi Abel

****

The Bar-bar Princess ( HIATUS ) Where stories live. Discover now