Chapter 17

2.4K 235 5
                                    

Selamat malam guys

Kalian malming ngapain nih?

Ini aku sempetin up walau pendek. Ya kalian tahulah kalau aku lagi ujian apalagi aku udah mau lulus.

Happy reading

Tandai kalau ada typo

Maaf kalau ga nyambung

****

Peristiwa malam itu masih membekas di ingatan Abel terutama soal laki-laki misterius yang menyelamatkannya.

Untuk pelakunya sudah dibebaskan oleh Kaisar Xavier tapi masih tetap diawasi dengan prajurit bayangan.

Meskipun, Kaisar Xavier merasa ada sedikit kejanggalan bagaimana putrinya bisa selamat? Karena pada waktu itu lampu yang hampir mengenai putrinya berada tepat di atas kepala Abel. Tapi dia bersyukur karena putrinya selamat.

Saat ini Abel sedang bermain di taman belakang dan tentunya ditemani dengan para abang tersayang.

Jangan lupa sama cemong yang senantiasa mengikuti Abel kemanapun. Masih ingat cemong kan?.

Sejujurnya author juga lupa

                          ( cemong kucing pungut )

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                          ( cemong kucing pungut )

" Kakak ayo kejar Abel " Teriak Abel seraya berlari menjauhi kakaknya

" Jangan lari Abel " Teriak Aldrich panik melihat adiknya panik

" Dapat " Ujar Alvin menghalangi jalan Abel

" Ih kakak larinya cepet  banget " Kesal Abel lantaran kakaknya berlari sangat cepat kaya macan

" Iya dong kan kakak olahraga terus "

" Kalau gitu Bel juga mau olahraga lihat ni perut Bel gede banget " Ujar Abel sambil melihat perutnya yang kaya ibu hamil

" Bel sih kalau makan banyak banget "

" Bel makan banyak wajar kan masih tahap pertumbuhan "

" Iya kalau makan banyak itu wajar tapi ngambil makanan orang itu kurang ajar " Sindir Aldrich

Seakan merasa tersindir Abel langsung menanggapi ucapan Aldrich

" Kakak kok ngomong gitu sih "

Sedangkan Aldrich tidak peduli dan melengos pergi

Hua hua hua

Abel menangis dengan kencang karena Aldrich tidak mempedulikannya. Dia sudah terbiasa dan mulai bergantung pada kakaknya.

" Cup cup cup Bel jangan nangis dong " Niatnya hanya bercanda tapi malah nangis

" Hua kakak udah ga sayang Bel lagi "

" Kata siapa kakak udah ga sayang Abel? Kakak akan selalu sayang sama Bel sama putri kecil kakak "

" Janji? "

" Janji "

Akhirnya mereka berpelukan seperti teletubbies

" Ekhem "

" Pengganggu " Batin Aldrich menatap tajam kakaknya

****

" ABEL " Teriak Xander di depan gerbang istana

Bayangin aja masih pagi ada orang teriak-teriak bahkan ayam aja yang mau berkokok ga jadi denger suara Xander

" Tu anak ngapain sih ga ada kerjaan emang? " Gerutu Aldrich melihat Xander berteriak seperti orang gila

" Siapa sih? " Tanya Alvin

" Tu calon mantunya ayah " Ujar Aldrich seraya menunjuk kea arah jendela

" Calon mantu? Kayaknya ayah ga seleksi dulu deh. Masa suami Bel kaya orang gila " Jawab Alvin heran dengan pilihan ayahnya

Sedangkan di bawah Xander sedang berusaha membujuk para pengawal yang berjaga di depan untuk membukakan gerbang

" Pengawal aku perintahkan cepat bukakan gerbang untukku "

" Maaf pangeran tapi Kaisar Xavier tidak mengizinkan anda masuk "

"  Beraninya kau "

" Ada apa ini? " Suara bas nan tegas milik Kaisar Xavier mengalun di telinganya

" Maaf yang mulia tapi Pangeran Xander memaksa ingin masuk "

" Ayah mertua izinkan aku masuk " Mohon Abel

" Siapa yang kau panggil ayah? Lagi pula aku telah menjodohkan putriku dengan pria lain "

" Apa. Siapa orangnya aku akan membunuhnya " Syok Xander dan menodongkan pedangnya mengancam

" Dia adalah "

Tiba-tiba ada suara asing yang menyapa telinga Xander

" Aku "

****

The Bar-bar Princess ( HIATUS ) Where stories live. Discover now