5. Your Smile and You

83 14 0
                                    

Dengan sekali helaan napas, Wendi mulai melangkah masuk ke area VIP. Segala macam reaksi dari temannya mulai ia duga tapi ternyata mereka masih sibuk sendiri-sendiri. Sampai akhirnya kedua mata Wendi tertangkap oleh salah satu dari mereka.

"WENDI!"

Tidak sampai hitungan detik, perhatian mereka semua kini teralih pada Wendi yang mulai dipeluk Irene dan Celine secara bergantian. Sakti hanya memberi isyarat dengan tersenyum setiap kali mereka menyapa lelaki itu.

"Gila lama banget sih nggak ketemu? Sibuk banget sih lo!" seru Irene sambil menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu.

Irene menatap Sakti yang berdiri disamping Wendi dengan tatap menyelidik. Wendi sepertinya tahu arah pembicaraan ini kemana, "Jadi ini pangerannya?"

Wendi hanya tertawa kecil sambil mundur dan menggenggam tangan Sakti kembali. "Sakti namanya, punya gue loh jangan digodain!"

Irene dan Celine kemudian saling pandang sambil tersenyum menggoda mereka berdua. Sakti bergegas mengulurkan tangannya yang bebas lalu menyalami keduanya bergantian. "Sakti, punyanya Wendi katanya,"

"Duh ampun, gemas amat. Kalian kenal dimana?" sahut Irene dengan tampang gemas.

"Satu kantor sama dia. Teman kuliahnya Juna,"

Celine mengangguk-angguk cepat, "Udah lama kalian pacaran?"

"Baru tiga tahun ..." ujar Wendi berhati-hati karena ia tahu reaksi apa yang akan terjadi setelahnya.

"Lama banget, udah ngapain aja?" tanya Celine sembrono yang langsung ditanggapi Irene dengan mata melotot.

"Cel ... Berarti kapan nih nyusul kita? Udah siap banget kan?"

Tuh kan. Dengan canggung Wendi memberikan gestur dengan tangannya, "Belum lah, belum kok,"

"Udah siap banget dong kalian harusnya. Cocok kok kalian nunggu apalagi?"

"Iya pacaran jangan lama-lama kayak KPR aja ..." sahut Celline menanggapi kata Irene sebelumnya. Wendi hanya menggerak-gerakkan tangan, isyarat tidak ingin lebih lanjut membicarakan ini. Ia sudah mulai mual.

"Eh... gimana kalau kita duduk dimana gitu?" ujarnya mencoba mengalihkan perhatian dan kepalanya celingukan memperhatikan sekitar. Sakti mengetuk pundaknya perlahan.

"Wen, nggak ambil cemilan dulu aja?" sahut Sakti tiba-tiba.

Oh my god. Sakti, kamu tahu banget aku butuh kabur dari situasi ini. Tangan Sakti begitu kuat menggenggamnya dan sepertinya sudah memberi isyarat kuat untuk kabur dari sini. Ia menatap Wendi penuh arti, sepertinya juga mulai jengah dengan situasi ini.

Tapi ternyata, kode itu tidak tertangkap oleh dua gadis lainnya sehingga kini dengan cepat Irene menahan tangan Wendi yang bebas. "Kita kan lama nggak kumpul. Sakti ambil dulu aja cemilannya terus balik lagi kesini, okay?"

Sakti menatap keduanya secara bergantian. Ia menatap mata Wendi dengan pasrah tidak tahu lagi harus bagaimana di situasi ini, "Ya udah, aku ngantri dulu ya."

Wendi hendak menahan tangannya namun dengan cepat Sakti pergi meninggalkannya yang seperti terjebak di sangkar macan. Irene dan Celine dengan sigap menuntun Wendi ke kursi terdekat dengan bersemangat.

Ini adalah puncaknya. Ini adalah puncak panggung sandiwara hari ini.

 Ini adalah puncak panggung sandiwara hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Into The Light (Seungwoo X Wendy) | COMPLETEDWhere stories live. Discover now