13. Want Me

72 12 3
                                    

Sakti berulang kali mondar-mandir di kamarnya sejak tadi. Bayang-bayang soal Shila berulang kali mengganggu pikirannya sejak semalam. Ia melihat pantulan dirinya sendiri di cermin, nampak jelas lingkaran hitam di bawah matanya seakan membesar karena sulitnya ia untuk tidur semalam.

Pertemuannya dengan Shila membuatnya tidak fokus selama perjalanan pulang sehingga berulang kali ia harus mendengar Wisnu yang mengingatkannya untuk fokus karena Sakti hampir menyerempet mobil lain. Sakti tidak bisa berbohong, Shila semakin menarik, semakin cantik, dan suaranya yang lembut itu tiba-tiba menguasai dirinya kembali. Semalam mereka hanya berinteraksi di meja kasir saja, selebihnya pikiran Sakti sudah keburu berkecamuk duluan, tidak tahu bagaimana menguasai keadaan.

Seakan ia tertarik kembali ke masa lalu, masa-masa ketika ia masih menjadikan Shila segalanya di hidupnya.

Sakti menggigiti kukunya sambil akhirnya duduk di meja kerja disamping tempat tidurnya dan membuka laptop, berusaha untuk fokus saja dengan kerjaan. Beberapa notifikasi email-nya otomatis masuk, ia hanya membaca sekilas dan lagi-lagi ia hanya bisa menghela napas karena ia diminta untuk meeting kembali ke Head Office. Ia dengan cepat membalas permintaan dari direktur operasional itu sambil beralih ke beberapa file yang harus ia siapkan takut-takut akan ditanya nanti. Ia membuka file satu persatu di laptopnya lalu mencoba membuka email lamanya karena ada beberapa file yang masih tersimpan di Drive dengan email yang ia pakai semasa magang.

Ia terhenti ketika membuka salah satu folder masih tersimpan rapi disana.

ma chérie

Sakti berulang kali menggelengkan kepalanya dengan cepat, memaksa diri untuk fokus namun ternyata ia masih belum bisa. Ia bergegas berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan pikiran sambil tangannya mengambil hp dan dengan cepat menelepon Wisnu, "Bang Sakti mau ke HO lagi. Mau bareng?"

Wisnu perlahan memeriksa kamar kakaknya yang masih tertutup rapat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wisnu perlahan memeriksa kamar kakaknya yang masih tertutup rapat. Semalam Wendi memang pulang terlambat sehingga mungkin ia mau bangun sedikit lebih siang. Wisnu kemudian mendatangi ibunya yang sudah sibuk di dapur memasak sarapan untuk keduanya.

"Bu, aku berangkat sama Bang Sakti ya, jadi biar aja Kak Wendi tidur dulu,"

"Iya lagian masih pules kayaknya. Ini kamu makan dulu nasi sama sopnya," ujar ibunya dengan tangannya menyerahkan semangkok sup yang uapnya mengepul di udara.

Wisnu menerima mangkok itu sambil tangannya masih sibuk dengan dasi yang belum juga terpasang dengan benar. Ibunya dengan cepat ikut duduk bersamanya lalu membantunya dengan dasi itu, "Sakti kerja di Jakarta lagi ya?"

"Iya kayaknya emang lagi sibuk. Ibu gimana, jadi ambil penerbangan jam berapa? Besok aja sih pulangnya pas weekend biar aku bisa anterin,"

Ibunya masih berfokus dengan penampilan lelaki itu, tersenyum puas melihat anak lelakinya yang kini sudah tumbuh semakin gagah, "Itu toko seminggu ditinggal, Ibu khawatir udah kayak kapal pecah takutnya. Tahu sendiri Mas Wahyu sama Mbak Marni kalau sibuk sama pelanggan suka lupa beberes," ia lalu mengalihkan perhatiannya pada hp yang ia taruh diatas meja, membuka aplikasi pemesanan tiket, "Jam 6 sore ini, nanti Ibu pesen taksi bisa,"

Into The Light (Seungwoo X Wendy) | COMPLETEDWhere stories live. Discover now