15. Ada Tamu... Siapa?

902 165 20
                                    

          Suasana rumah malam itu berubah tegang dan dipenuhi dengan kasak-kusuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

          Suasana rumah malam itu berubah tegang dan dipenuhi dengan kasak-kusuk. Awalnya, sih, enggak ada yang peduli dan memilih duduk tenang di dalam kamar; main gim atau mengerjakan tugas sekolah yang belum rampung, tapi mulut lamis Riki menjadi pemicu aksi menguping berjamaah pada malam tersebut.

Semuanya bermula dari bel rumah yang berdering dengan nyaring. Harusnya, enggak ada paket datang atau ojek online yang mengantar makanan sebab semua jejaka di rumah itu baru selesai makan malam. Hesa yang sedang mengambil minum di dapur, melirik Riki yang berada di depan televisi dan sontak berteriak, "Bukain pintunya, Ki! Lihat siapa yang bertamu?"

"Halah, Abang!" Riki memberengut, memprotes titah dari Hesa dengan bersedekap—meskipun abangnya itu enggak melihat apa yang kini ia lakukan karena posisinya yang membelakangi. Ia berkata merajuk, "Filmnya lagi seru, Abang aja yang bukain!"

"Heh, disuruh kok malah ganti nyuruh!" Hesa mendecak. "Buruan buka, kali aja Kang Galon datang. Air minumnya tinggal dikit, nih," ujar Hesa memaksa.

Riki mengentakkan kakinya, tapi tetap berangkat juga daripada enggak bisa minum nanti malam jika kehabisan air. Dengan wajah jutek luar biasa, masih sembari melirik ke layar televisi yang menayangkan aksi kungfu Paman Jackie Chen, Riki menyeret kakinya menuju pintu depan. Malas-malasan, ia membukanya tanpa melihat yang datang. Sekonyong, Riki justru berkata, "Masuk, Mas, langsung ke dapur aja."

Tetapi, sosok yang bertamu hanya bergeming di depan pintu sembari menahan lengkungan senyum. Deham kecil mengudara, lalu dengan suara pelan ia bertanya, "Jendranya ada?"

Riki seketika meneleng. Sejak kapan Kang Galon punya suara merdu layaknya penyanyi dangdut yang sedang naik daun dan dibicarakan di semua stasiun TV begini? Medapati seorang gadis cantik, tinggi semampai, dengan rambut hitam panjang bergelombang berdiri di depan pintu rumahnya, Riki lantas termundur sambil mengerjap tak percaya.

Siapa? Apa ... ini cewek yang menolak Bang Hesa waktu itu? Tapi kok nyari Bang Jendra? Apa ia salah dengar?

Riki menggeleng kecil. "Tadi ... Kakak ini cari siapa?" tanyanya berubah sopan.

"Najendra Arnawama," jawab si cewek rikuh. "Benar ini rumahnya?"

"Benar kok, Kak, saya adiknya," balas Riki, melempar cengiran yang membuat cewek di depannya ikut tersenyum menanggapi. Si bungsu lantas membuka pintu kian lebar. "Silakan masuk, Kak. Bang Jendranya ada di dalam. Adek panggilin dulu, ya?"

"Iya, makasih." Cewek tersebut lantas berjalan masuk dipandu oleh Riki. Ia masih tersenyum ketika berujar, "Kamu lucu banget, deh. Namanya siapa?"

"Riki." Si bungsu menatap dengan mata berbinar-binar. "Kakak sendiri, siapa namanya?"

"Elodie, tapi dipanggilnya Odi."

"Oh, Kakak temannya Bang Jendra, ya?"

Elodie mengangguk singkat. "Iya, teman sekelas," jawabnya.

BUNGSUWhere stories live. Discover now