💑FR or DR?💑

21 7 0
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

<Happy reading>

💑

"Depan berhenti ya, Bang."

Fia langsung turun ketika taksi yang ditumpanginya berhenti di pinggir jalan. Setelah membayar ongkosnya dan taksi itu melaju pergi, Fia langsung menatap bangunan yang ada di depannya.

Fia menunduk menatap kedua kakinya. Semoga saja  keputusannya untuk mengiyakan ajakan Reno benar. Tapi, bukan karena Fia takut dengan ancaman Reno. Fia hanya ingin meluruskan urusannya saja dengan lelaki itu, sekaligus ingin tau apa yang ingin dibicarakan. Supaya nantinya, Fia bisa terbebas dari Reno dan tidak lagi ada urusan dengan lelaki itu.

Dan setelah itu, Fia akan menceritakan semuanya pada Dio dari mulutnya sendiri. Sempurna bukan? Fia menghela napasnya sebelum memasuki cafe itu. Tenang saja. Itu bukan cafe milik Reno. Yakali!

Fia menyapu pandangannya untuk mencari Reno. Reno bilang dia sudah ada di tempat. Tapi di mana?

Ting!

Terdengar satu notifikasi dari ponsel Fia. Fia segera membuka dan melihatnya.

Pojok kanan, kaos item.

Empat kata itu Fia paham. Kepala Fia mendongak dan mengarahkan pada pojok kanan. Benar saja, sudah ada Reno di sana dengan memakai kaos hitam dan tengah melambaikan tangan padanya.

Fia menghela napasnya sebelum kakinya melangkah ke sana.

"Duduk, Fi," kata Reno. Fia langsung duduk di depan Reno.

"Mau pesen apa, Fi? Makan? Minum?" tanya Reno beruntun.

"Langsung aja, Kak." Fia memotong.

Reno langsung tersenyum masam.

***

"Makasih, Bang." Dio menerima amplop dari Vero. Ia baru saja selesai tampil malam itu. "Oh ya, ngomong-ngomong, bang Reno kemana? Kok gak keliatan?" tanyanya saat menyadari Reno tidak ada bersama mereka.

"Reno lagi keluar. Ada urusan katanya," jawab Vero.

Dio manggut-manggut. "Ohh gitu. Yaudah kalo gitu saya pamit dulu ya, Bang." Vero mengangguk mengiyakan.

Setelah bersalaman dengan Vero, Dio langsung keluar dari cafe.

***

Dio menutup pintu mobilnya dan mengeluarkan ponselnya ketika sudah duduk. Membuka whatsappnya dan melihat ada pesan dari Fia 30 menit yang lalu.

Sorry, Yo. Gue gak bisa nemenin lo di cafe dulu. Gue ada urusan soalnya. Semangat!

Dio tersenyum tipis membacanya. Lalu mulai menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari sana.

***

"Eh, cantik. Mau ke mana?"

Rora mengeratkan pegangannya pada tali slingbagnya ketika dua orang pria menghampirinya dengan mata menilik pada penampilannya.

Rora baru saja dari rumah Manda dan ingin perjalanan pulang. Namun, ojek yang dipesannya tiba-tiba mogok di jalan. Rora terpaksa harus turun di pinggir jalan.

"Eh, Neng. Mulus amat." Satu pria yang lainnya berceletuk sambil mengamati kaki jenjang Rora yang hanya memakai celana jeans di atas lutut.

Rora mempercepat langkahnya untuk menghindari pria-pria itu. Namun dua pria itu tetap mengikutinya. Tangan Rora bergerak saat ingin mengambil ponsel di dalam tasnya. Mencari kontak untuk ia mintai bantuan.

"Mau ke mana, Neng? Abang anter yuk!"

"Jangan pegang-pegang!" teriak Rora sambil menepis tangan pria itu yang beraninya memegang lengannya.

"Aw. Oke-okey." Pria itu mengangkat tangannya di udara dan pura-pura bergerak mundur.

Tangan Rora sudah gemetar. Ia sudah menghubungi Reno, tapi tidak diangkat oleh lelaki itu. Sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di samping mereka.

"Rora!"

Rora langsung menoleh ketika ada seseorang yang memanggilnya. Dio?

"Ayok, Ra!"

Rora masih bingung maksud dari Dio. Tapi, saat melihat Dio menganggukan kepalanya, Rora jadi mengerti. Dengan cepat, Rora berlari dan menghampiri mobil Dio. Lalu masuk ke dalam. Dua pria itu hanya menatap kepergiaan Rora dengan mendengkus kecewa. Mungkin mereka mengira kalau lelaki itu adalah pacarnya.

***

"Gue anter, ya?"

"Gak usah, Kak. Udah pesen gojek." Fia menolak tawaran Reno yang ingin mengantarkannya pulang sambil menunjukkan ponselnya. Menunjukkan bahwa ia sudah memesan ojek online.

"Yakin? Gue anter aja yuk!"

Fia merasa risih. Namun di detik selanjutnya, Fia bisa bernapas lega karena ojek pesanannya sudah datang.

"Tuh. Ojeknya udah dateng. Duluan, Kak." Tanpa menunggu balasan dari Reno, Fia langsung berlari menghampiri ojeknya dan menyuruh abangnya untuk segera pergi dari sana.

Reno lagi-lagi hanya bisa menghela napas kecewa.

***

"Thanks banget, Yo udah nyelamatin gue. Gue gak tau jadinya kalo gak ada lo tadi."

Dio sekilas menoleh. Lalu mengangguk. "Sama-sama. Lagian gue tadi sekalian lewat kok, eh malah liat lo lagi digangguin sama bapak-bapak tadi."

"Ngomong-ngomong lo habis dari mana?" lanjutnya bertanya, sekilas Dio melihat pakaian yang dipakai Rora.

"Gue habis dari rumah Manda," jawab Rora dan Dio manggut-manggut dengan mulutnya menggumamkan kata 'o'.

"Sorry, tapi baju lo ...."

Rora yang menyadari perkataan Dio yang mengarah ke mana langsung tersenyum kecut.

"Sorry kalo gue bikin lo tersinggung," ujar Dio cepat saat menyadari raut wajah Rora yang berubah.

"Gapapa kok." Rora mengusahakan untuk tersenyum. Lagipula tidak ada yang salah, kan dari ucapan Dio?

"Gue gak tau kalo bakal pulang malem. Tadinya gue pikir, gue bakal main sampe sore aja, tapi taunya sampai malam. Ditambah, ojek yang gue pesen tiba-tiba mogok di jalan, dan makanya gue diturunin di pinggir jalan."

Suasana seketika hening setelah Rora menceritakan kejadian yang dialaminya.

"Oh ya, gue mau tanya sesuatu boleh?"

Dio menoleh, lalu mengangguk.

"Gue ... ada salah, ya sama lo?" tanya Rora dengan hati-hati.

Dio mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Enggak kok gak ada. Kenapa nanya gitu?"

Rora mengangguk dua kali. Lalu tersenyum tipis. "Ohh kirain. Soalnya lo ngeblok nomor gue. Gue kira gue ada salah."

Perkataan Rora sukses membuat Dio terdiam. Jadi Rora sudah menyadari kalau nomornya telah diblokir oleh Dio?

"Ohh itu." Dio menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung ingin menjawab bagaimana. "Enggak kok, gue gak marah."

"Oh." Rora perlahan manggut-manggut.

"Oh ya! Thanks juga, ya udah bantuin gue di sekolah tadi," ujar Rora ketika baru mengingatnya.

Kening Dio mengerut.

"Kata Manda, lo yang bawa gue ke UKS." Rora memberitahu saat Dio tiba-tiba lupa. Dio pun langsung teringat.

"Ohh itu. Iya sama-sama."

<Tbc>

💑

The Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang