(29)

868 113 21
                                    

Jane bersama sekertarisnya akhirnya tiba di bandara. Setelah menerima panggilan dari Limario,dia langsung aja membatalkan semua meetingnya dan kembali pulang ke Korea menggunakan pesawat peribadinya"Sajangnim,taksi yang saya pesan udah tiba"ujar Kai

"Kita ke apartment saya duluan"sahut Jane berganjak memasuki taksi diikuti oleh Kai

Taksi yang dinaiki oleh mereka akhirnya meluncur laju ke apartment Jane. Jujur aja firasat Jane tidak enak dan dia hanya mampu berdoa agar istrinya tidak kenapa napa.

:
:

Bunyi bel yang menggema di apartment itu sontak membangunkan Rose dari mimpi indahnya. Dilihatnya jam dinakas yang menunjukkan pukul 3 pagi. Siapa yang bertamu di jam 3 pagi? Sejujurnya Rose takut untuk keluar namun bunyi bel itu terus aja mengganggunya.

Akhirnya Rose berganjak keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri pintu. Dengan gementarnya Rose membuka pintu itu.

"Hai eonnie"

Deg

"Haejin?!"Rose berseru kaget setelah melihat sosok yang berdiri dihadapannya itu.

Baru aja Rose ingin menutup pintu apartmentnya,Haejin langsung mendorong Rose dan memasuki apartment itu. Tidak lupa juga Haejin kembali menutup pintu apartment agar tidak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan kepada Rose.

"Lo mau apa hah bocah?!"marah Rose

Haejin bersmirk. Dia mengeluarkan pisau yang tadinya tersimpan disaku celananya itu. Dapat dia lihat kalo wajah Rose udah pucat menandakan yeoja dihadapannya itu ketakutan"Eonnie takut sama aku?"tanya Haejin santai

"A-apa elo yang ngirim surat itu?"tanya Rose

"Ya jelas aku dong. Ah,rasanya pasti seru pas pisau tajam ini menancap di perut eonnie"Haejin mengusap pisau yang ada ditangannya itu dengan langkahnya yang terus menghampiri Rose.

Rose udah mundur ketakutan. Dia bisa aja melawan Haejin namun saat ini dia tidak memegang apa apapun ditangannya itu"Lo jangan gila ya!"ujar Rose

Haejin terkekeh sinis namun sedetik kemudian raut wajahnya menjadi datar. Dia mencekik leher Rose yang udah bersandar di dinding itu"L-lepasin gue sialan!"ujar Rose memegang salah satu tangan Haejin yang mencekik lehernya.

Haejin memainkan pisau lipat yang dipegang ditangan kanannya itu. Dia cukup puas melihat Rose yang tercekik gara gara tangan kirinya. Haejin mendekatkan pisau itu dipipi Rose"Ada kata kata terakhir?"bisiknya

Brughhhh

Rose menendang perut Haejin membuatkan Haejin tersungkur jatuh. Rose mengusap lehernya yang udah kesakitan itu.

Haejin mendengus kesal. Dia bangkit secara tiba tiba dan menyambar tongkat besbol yang ada disampingnya itu.

Brughhh

"Akhh!"Rose terpekik kesakitan setelah tongkat besbol itu tepat mengenai kepalanya membuatkan darah segar mengalir didahinya"Dasar bocah gila!"umpatnya marah

"Lo tidak akan bisa melawan gue"sahut Haejin

Rose berusaha berdiri dengan tegap namun kepalanya benar benar sakit membuatkan dirinya menjadi oleng. Pandangannya buram namun dia masih bisa melihat Haejin mendekatinya.

Sama seperti tadi,Haejin memojokkan Rose kedinding dengan tangan kirinya yang kembali mencekik leher Rose"Udah cukup basa basinya"bisik Haejin

Jlebbbb







Pisau tajam itu akhirnya ditusuk kedalam perut Rose membuatkan Rose melotot merasakan sensasi nyeri diperutnya.

Uhukkk

Rose terbatuk dengan darah yang turut mengalir keluar dari mulutnya. Bukannya iba,Haejin malah tersenyum senang bahkan dia menusuk pisau itu semakin dalam membuatkan Rose memejamkan matanya merasakan benda tajam yang udah menyobek organnya.

"Yahhh,masa udah mau mati si. Ck,lemah banget"sinis Haejin mencabut pisau yang menancap di perut Rose bahkan dia udah melepaskan Rose membuatkan Rose terbaring kesakitan diatas lantai apartment.

Ceklekkk

"Rosie!!"teriakan histeris Jane kedengaran setelah dia melihat sang istri terkapar tidak berdaya diatas lantai

Haejin yang melihat sosok Jane itu langsung aja membuang pisaunya kelantai. Dia berusaha kabur namun langsung ditahan oleh Kai.

"Rosie"Jane menghampiri Rose. Dia memangku istrinya itu bahkan dia mengusap darah yang mengotori mulut Rose

"H-hubby"lirih Rose pelan. Dia bahagia. Akhirnya sosok yang ditunggunya itu pulang menemui dirinya.

"Kamu harus bertahan ya. Jangan tutup mata kamu"ujar Jane berusaha menahan darah di luka tusukan Rose"Kai,telfon ambulance sekarang!"teriak Jane

Kai yang udah mengikat Haejin dibangku itu langsung aja menghubungi ambulance.

Rose tersenyum namun sedetik kemudian dia mengernyit kesakitan. Tangannya sulit digerakkan membuatkan dirinya tidak bisa membelai wajah suaminya"H-hubby"suara Rose udah mula melemah

"Iya wifey,kamu bertahan ya"sahut Jane mendekatkan telinganya dibibir Rose untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh Rose.

"B-bukan kah k-kamu udah mengizinkan a-aku beristirahat?"bisik Rose pelan bersamaan dengan deru nafasnya yang udah mula melemah. Perlahan lahan mata Rose tertutup mungkin untuk selamanya.







   Tekan
   👇

PLAYGIRLSÉ✅Where stories live. Discover now