(31)

986 111 3
                                    

Seminggu berlalu namun belum ada tanda tanda kalo Rose bakalan bangun dari komanya itu bahkan kondisinya masih belum stabil. Jane setia disamping Rose dan semua pekerjaannya itu diuruskan oleh sekertarisnya.

Selama seminggu itu juga Jane terus disamping Rose dan dia ikut menginap dirumah sakit. Baju bajunya dibawa oleh sang mommy yang juga khawatir sama kondisi menantunya itu.

Waktu makan siang akhirnya tiba namun Jane sama sekali tidak berganjak untuk kekantin rumah sakit.

Ceklekk

Pintu ruangan Rose dibuka dan masuklah Jisoo yang membawa bungkusan plastik makanan"Ini gue beliin nasgor sama iced latte. Mendingan lo makan sekarang aja"ujar Jisoo

"Gue tidak ada selera Ji"sahut Jane

"Lo harus makan. Pipi lo aja udah tirus tuh. Kalo lo sakit,lo harus istirahat dan lo tidak bisa jagain Rose. Emangnya lo mau tinggalin Rose?"bujuk Jisoo

Jane menghela nafasnya dengan kasar. Dia berganjak ke sofa dan mula memakan makanan yang dibawa Jisoo itu"Tumben lo sendiri aja. Yang lain kemana?"tanya Jane

"Limario lagi diperusahan papa nya. Dia yang bakalan mengambil alih perusahan itu jadi dia harus belajar deh. Irene sama Seulgi masih punya kelas. Entar malam mereka kesini"jelas Jisoo

Jisoo beralih menggenggam tangan Rose"Lo udah mengelap badan Rose?"

Jane mengangguk"Bahkan gue udah menggantikan pakaiannya"

Jisoo tersenyum"Lo emang suami yang baik. Dan Rose emang berhak untuk mendapatkan cinta elo"

Jane yang mendengar penuturan Jisoo itu ikut tersenyum namun senyumannya luntur setelah mendengar bunyi mesin detak jantung Rose bersamaan dengan badan Rose yang kejang.

Tit tit tit tittttt

"R-Rose!"dengan tangan gementarnya Jisoo menekan tombol merah yang ada diheadboard kasur.

Jane menghampiri Rose. Dia mengelus kepala istrinya itu"R-Rosie,jangan seperti ini. Jangan pergi. Kamu harus bertahan"dengan suara gementarnya Jane berucap.

"Permisi"Dokter Chanwoo menghampiri mereka dengan panik. Dia langsung aja menyuntikkan satu cairan kedalam infus Rose membuatkan berhenti dari kejang namun anehnya Rose kelihatan seperti kesulitan untuk bernafas. Dadanya naik bersamaan dengan tarikan nafasnya seaakan oksigen tidak ingin memasuki paru parunya.

Tittttttt

"D-Dok"Jane menatap Dokter Chanwoo dengan mata berkaca kaca. Mesin itu kembali berbunyi dengan nyaring sambil menunjukkan garis lurus bersamaan dengan Rose yang udah berhenti bernafas

"Siapin defibrillator !"arah Dokter Chanwoo

Para suster bergegas menyiapkan alat kejut jantung itu. Dokter Chanwoo mula menempelkan defibrillator didada Chaeyoung membuatkan dada Chaeyoung ikut terangkat"Tinggiin kuasanya!"ujar Dokter Chanwoo

Nafas Jane seakan tercekat"Ayo Rosie,kamu tidak boleh tinggalin aku"gumamnya menahan sesak. Jisoo bahkan udah menangis dipojok ruangan. Dia tidak sanggup untuk melihat semuanya.

Tit tit tit

Helaan nafas lega Dokter Chanwoo itu kedengaran. Dia menyimpan defibrillator itu dan beralih menatap Jane"Seperti yang anda lihat,detak jantung Roseanne-ssi sempat terhenti namun sekarang detak jantungnya kembali walaupun masih lemah. Maafin saya,saya udah coba yang terbaik namun kondisi Roseanne-ssi memburuk"Dokter Chanwoo menjeda kata katanya.

Dia menatap Jane dengan sendu"Dia sekarat"

Deg

"S-sekarat?"ulang Jane

Dokter Chanwoo mengangguk"Luka dikepalanya itu membuatkan otaknya mati. Pihak rumah sakit udah tidak bisa ngapa ngapain. Hanya ada 2 pilihan untuk anda"

"A-apa pilihannya Dok?"tanya Jane

"Anda menandatangani surat pelepasan alat penunjang hidupnya atau menunggu sisa sisa akhir hidupnya"

Jane membeku. Itu pilihan yang sulit. Dia tidak mau kehilangan Rose namun disatu sisi yang lain juga dia tidak mau menyiksa Rose. Rose pasti udah benar benar kesakitan.

Dengan langkah pelannya Jane menghampiri Rose. Dielusnya pipi chubby yang kini udah menjadi tirus itu dengan perlahan lahan"A-apa kamu benaran mau beristirahat?"lirih Jane

"Andwae Jane! Hiks Rose tidak akan pergi!"isak Jisoo

Jane memejamkan matanya dengan erat. Menghela nafas dengan kasar dan membuka matanya. Tangannya beralih mengelus kepala Rose"Tunggu aku di Syurga. A-aku mengikhlaskan kamu pergi"









  Tidak semua kisah cinta berakhir dengan kebahagiaan👏

Fyi: Belum end !!!

   Tekan
   👇

PLAYGIRLSÉ✅Where stories live. Discover now