10

1.4K 160 0
                                    

Malam ini dalia tidak bisa tidur, tubuhnya memang masih di dunia ini tapi tidak dengan pikirannya , seolah ia seperti mayat hidup.

Ia terus dimimpikan kejadiaan- kejadian di masa kecil nya, kejadian-kejadian dimana ia dibully yang pasti semua kejadian buruk yang pernah menimpanya.

Orang-orang pasti akan berfikir bahwa tempat ini bisa jadi tempat pelarianya. Tapi sebenarnya tidak sesederhana itu.

Dalia merasa bahagia disini, ia merasakan apa itu kasih sayang, apa itu cinta dan ia rasa hanya didunia ini ia bisa merasakannya.

Tapi tetap saja, terkadang rumah bilik lebih indah dari istana. Senyaman apapun rumah jika bukan tempatmu, kau akan tetap merasa ingin pulang. Dalia pernah berfikir mungkin jika ia pergi kesuatu tempat yang jauh, ia akan lebih memilih tetap tinggal disana dari pada ia harus tinggal di neraka seperti rumahnya.

Permasalahannya adalah tempat ini persis seperti mimpi, dalia justru lebih takut karena ia sadar bahwa kebahagiaannya disini hanyalah fatamorgana.

"Pulang... cuman itu yang gw pengen." Bisik dalia sambil menghembuskan nafasnya.

Dalia tengah duduk di teras depan kamarnya yang langsung menghadap taman. Ia mencoba bangun dan berjalan menghirup angin segar kearah taman bunga di belakang istana.

"apa gw semenyedihkan ini sampai mimpi selama ini cuman buat ngerasain bahagia?" batinnya.

Ia melihat seseorang tengah memainkan pedangnya tanpa memakai baju dan memperlihatkan tubuh atletisnya. Dalia mencoba berbalik arah agar tidak mengganggunya.

"Elena, kau kah itu?" Panggil nya menghentikan langkah dalia. Kemudian dalia menoleh lantas tersenyum sambil membungkuk hormat.

"Kemarilah" panggil pangeran sbastian sambil mengenakan kembali bajunya. Sementara itu dalia mau tak mau menghampirinya.

"Kenapa kau langsung pergi tanpa menyapaku?"tannya Sbastian sambil merenggangkan kakinya dan duduk di rerumputan yang terawat.

"Maaf pangeran, aku takut mengganggu latihanmu" balas dalia ikut duduk di rerumputan itu. Ini jauh lebih nyaman dari pada sofa ditambah sejuknya angin malam memanjakan tubuhnya.

"Aku tidak akan merasa terganggu jika itu kau" balas Sbastian. Selalu saja keempat pangeran ini membalasnya dengan kalimat itu, bagaimana jantungnya bisa aman selama disini.

"Kau tidak bisa tidur?" Tanya sbastian.

"Hmm.."

"Mau tidur bersamaku?" Tanya Sbastian sambil mengangkat salah satu alisnya. Dalia terkejut mendengar kalimat yang terlontar dari mulut sbastian, ia cukup dewasa untuk mengartikan kalimat itu. Ia rasakan pipinya menghangat, rona di pipinya terlihat jelas karena tak bisa menahan malu.

"Haha.. kau sudah dewasa ternyata" ucap sbastian mengacak-acak pucuk rambut dalia yang terurai karena tak kuasa menahan gemas saat dalia tersipu malu.

"Padahal dulu kau paling kecil diantara kita berempat, tak kusangka kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis.. yang begitu cantik" lanjut sbastian yang melemah diakhir kaliamatnya sambil menatap wajah dalia.

Dalia hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, karena ia tak mengetahui bagaimana masa kecil Elena.

Sbastian merebahkan tubuhnya di atas rerumputan sambil melihat luasnya langit, dalia hanya memperhatikannya. Wajah sbastian lebih dewasa dan berkarisma dari pada pangeran yang lain, jelas saja karena ia paling tua.

Sbastian Annora paling handal dalam merancang strategi. Jika Damaresh/aresh pintar maka Sbastian cerdas, ia juga paling tegas dalam membuat keputusan ditambah ia merupakan pewaris tahta kerajaan Avantazia, keadaan membentuknya menjadi pria yang bijaksana dan teliti, meskipun ia sedikit keras kepala.

"Kemari, rebahkan tubuhmu" ucap sbastian sambil menepuk-nepuk rerumputan disampingnya. Dalia hanya menggeleng menolak perintah Sbastian.

"Tenang saja aku hanya ingin kau melihat langit yang indah ini" balasnya sambil menunjuk langit. Dalia ikut menoleh keatas, memang benar malam ini langitnya begitu indah.Perlahan dalia mencoba merebahkan tubuhnya meski ragu.

"Tenang saja, aku tidak akan menerkammu.." ucap sbastian karena melihat dalia seolah begitu takut padanya.

"Lebih tepatnya, akan ku tahan agar tak menerkammu, berdo'a saja agar aku bisa menahannya" lanjut sbastian sambil terkekeh karena melihat wajah dalia yang berubah masam.

Dalia sudah merebahkan tubuhnya disamping Sbastian meskipun aga berjarak. Ia menatap langit yang cukup indah, ralat.. sangat indah. Banyak bintang malam ini.

"Kenapa kau terlihat seperti tak ada disini?" Tanya sbastian kembali membuka percakapan.

"Ragamu disini tapi tidak dengan pikiranmu" lanjutnya masih menghadap langit.

"Kau menyadarinya?" Tanya dalia.

"Tentu saja, kau meremehkan analisisku" balas sbastian.

Sunyi cukup lama setelah itu, mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing, menatap langit memang obat  penenang paling ampuh.

"Pangeran sbastian.."

"Hmm.." balas sbastian dengan suara berat nya.

Damn, gimana ini woyyy, jantung gw ga aman batin dalia menjerit.

"Apa kau pernah sangat bahagia sampai kau takut karena kau terlalu bahagia?" Tanya dalia setelah menstabilkan degupan jantungnya.

"Kau takut kebahagiaan itu hanya membohongimu benar?" Tanya nya balik.

"Ya.. sepertinya." Balas dalia pelan.

"Jika kau bisa menganggap "bahagia" itu sebuah ilusi, maka anggaplah "rasa sakit" juga sebuah ilusi, maka kau akan bahagia selamanya." Ucap sbastian sambil menghadapkan tubuhnya kearah dalia. Dalia belum mengerti maksud ucapan Sbastian, tapi ia akan ingat kata-kata itu.

"Jika kau bisa menganggap "bahagia" itu sebuah ilusi, maka anggaplah "rasa sakit" juga sebuah ilusi, maka kau akan bahagia selamanya." Batin dalia mengulang kalimat yang barusan sbastian ucapkan dan ia tulis dengan jelas di ingatannya.

"Pangeran..." panggil dalia lagi.

"Iya cantik.." balas Sbastian, lagi-lagi memporak-porandakan degupan jantungnya. Fuck boy kelas bangsawan ga ada obat emang..

"Apa yang akan pangeran lakukan ketika pangeran sudah diberikan istana, tapi ternyata bukan itu rumah untuk pangeran kembali?" Tanya dalia.

Maaf banget banyak typonya guys🙏🙏🙏

Jangan lupa vote&follow...
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

jangan lupa vote + komen+ follow sama mampir ke ig @callista_ra mari kita berkawan

BACA JUGA YOO CERITA ELEGA

Tentang Luan yang merupakan seorang penulis thriller action terkenal ditantang untuk membuat gebrakan baru dengan menulis novel genre romantis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tentang Luan yang merupakan seorang penulis thriller action terkenal ditantang untuk membuat gebrakan baru dengan menulis novel genre romantis.

Permasalahannya ia sama sekali belum pernah merasakan hubungan asmara selama 27 tahun semasa hidupnya. Jadi bagaimana ia bisa menulis novel dengan genre yang berlawanan dengan kisah hidupnya???

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Where stories live. Discover now