23

762 94 0
                                    

Cahaya matahari menyorot kearah wajahnya sehingga ia terbangun. Dalia terkejut karena ketika tersadar ada selimut yang menghangatkannya. Dalia tak berpikir panjang, ia mengira semua tahanan mendapatkan selimut masing-masing, meskipun tidak mungkin mereka sebaik itu sampai memasangkana selimutnya pada tubuh para tahanan.

Setelah dalia melipat selimutnya, ia meminta penjaga untuk membukakan pintunya karena ia ingin ke kamar mandi. Jaraknya tidak jauh dari selnya karena ia berada diujung lorong. Dalia tak sendiri, ia diantar penjaga sampai depan kamar mandi, lagi pula ia tak berniat kabur seperti adegan-adegan yang ada di film.

Kamar mandi penjara luar biasa kotornya, bau nya bahkan kalau bisa menahan ia memilih tak buang air selama-lamanya, tapi mau bagaimana lagi, niat awalnya ia ingin membersihkan tubuhnya juga pagi ini, tapi sepertinya niatnya ia urungkan kembali.

Dalia kembali ke sel penjara lantas duduk merenung sampai salah satu penjaga menyodorkan makanan dengan kasar dari bawah jeruji, para tahanan benar-benar diperlakukan seperti hewan.

Dalia belum makan dari kemarin siang, lagi pula ia tak merasakan lapar, mungkin ia sudah kehilangan rasa laparnya.

Dalia terkekeh sendiri seperti orang gila, ia tak menyangka bahwa akhir hayatnya akan ia habiskan di sel penjara yang bahkan bukan didunia aslinya, takdir benar-benat tak bisa ditebak.

Dalia tak merasa sedih berada di sel penjara, hanya saja ia merasa kosong. Entah apa yang hilang darinya padahal ia biasa melakukan banyak hal sendirian. Tapi kali ini rasanya berbeda, batin dalia lantas menghela nafas berat.

***

Raja leander mendapat laporan ada selimut di dalam sel dalia, ia sudah menebak pasti perlakuan salah satu anaknya meski entah siapa.

Seseorang menghampirinya, ia adalah salah satu anaknya dan sudah dipastikan suatu hal yang menyangkut dalia.

"Aresh menghadap ayah" ucap aresh sambil membungkuk hormat. Raja hanya berdeham karena ia sudah mengetahui keinginan anak bungsunya ini.

"Ayah.. aku tau dalia berbohong, tapi ia tidak melakukan kejahatan apapun" ucap aresh sudah mengganti panggilan elena menjadi nama asli gadis itu yakni 'dalia'.

"Bagaimana kau tau ia tak melakukan kejahatan?" Tanya raja sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi agungnya.

"Kemarin aku mengirim surat ke walikota negara tetangga, tempat elena tewas.." ucap aresh, raja masih menyimak tanpa mengucapkan sepatah kata sama sekali.

"Ia sudak mengecek dokumen kematian elena yang disebabkan karena siksaan dari ayah angkatnya. Elena hilang karena diculik lantas diperjual belikan, sampai ia mendapat majikan yang ia sebut sebagai ayah" lanjut aresh menjelaskan, ia berharap hati ayah nya terketuk untuk menghilangkan hukuman atau mungkin meringankan hukuman untuk dalia.

"Bukan kah menipu juga termasuk kejahatan?" Ucap sang ayah kembali melontarkan pertanyaan. Aresh menghela nafas berat, untuk yang ini ia tak bisa mengelak karena memang kesalahan dalia dan adiknya.

"ayah bahkan tak mempertanyakan alasannya dalia berbohong, bahkan asalnya saja belum benar-benar diketahui dengan jelas." Ucap aresh pasrah.

"Apa kau akan mempercayai dongengnya itu, bukankah kau type orang yang selalu berfikir dengan logis, apakah menurutmu itu logis?" Raja membungkam aresh. Aresh sendiri tau itu hal yang tak logis.

"Suatu hal yang tak logis bukan berarti tak mungkin terjadi ayah" balas aresh membuat raja menghela nafas, ini kali pertamanya ia mendapatkan persoalan yang diluar nalar selama masa jabatannya, ia juga bingun bagaimana cara menghadapinya.

"Aku berharap lebih pada ayah." Ucap aresh

"Aku pergi" lanjutnya sambil membungkuk hormat lantas meninggalkan raja leander.

Raja leander menghela nafas berat, setelah kepergian anak bungsunya. Tak lama kemudian muncul seseorang kembali masuk keruangannya.

"Lapor yang mulia" ucapnya sambil membungkuk, sementara itu raja hanya mengangguk membalas hormat.

"Lapor bahwa elena tewas karena.." kalimatnya terpotong oleh raja yang sudah mengetahui informasinya.

"Disiksa ayah angkatnya yang membelinya di pasar jual beli manusia" ucap raja leander, mata-mata itu terkejut karena sudah mengetahui informasinya lantas ia mengangguk membenarkan.

"Data tentang dalia?" Tanya raja leander.

"Kami sudah mencari didata seluruh warga Avantazia namun tidak ada data tentang Dalia Azalea, kami juga sudah mencari data di lima negara tetangga, namun tetap tidak ditemukan warga bernama Dalia Azalea bahkan ciri-ciri yang mirip dengannya juga tidak ada." Jelas orang itu, setelah berbincang sebentar ia pun kembali meninggalkan raja.

****

"Kau percaya transmigrasi?" Tanya aresh pada kaka tertuanya.

"Entahlah itu terdengar tak masuk akal" jawab sbastian sambil mengigit batang daun di sela giginya.

"Aku tau kaka sudah merasakan elena seperti tidak mengetahui apa-apa tentang dunia ini" ucap aresh.

"Maksudku dalia" koreksi aresh.

"Hmm, mungkin itulah alasan waktu itu ia terlihat seperti tidak fokus dengan pikirannya, mungkin karena separuh jiwanya bukan berada di tempat ini" sbastian kembali mengingat saat pertama kali ia berbincang malam-malam dengan dalia sambil melihat langit menjadi kebiasaan mereka berdua.

"Itu juga alasan kenapa aku mengatakan bahwa 'elena' sekarang seperti berbeda dari 'elena' yang kita kenal dulu, aku mengatakannya saat kita berlima memanjat pohon di tebing." Ucap aresh kembali mengingat, padahal itu masih awal pertemuan mereka tapi aresh sudah merasakan hal yang mengganjal.

"Aku pernah memancingnya dengan berbincang tentang transmigrasi di perpustakaan waktu itu, aku tau saat itu dalia pura-pura terlihat tenang" lanjut aresh tak menyangka jika tebakannya benar.

"Bagaimana pendapat kaka tentangnya?" Tanya aresh pada sbastian karena sedari tadi sbastian hanya menyimak ucapannya.

"Entahlah, aku mencoba untuk tak ambil pusing tapi wajahnya selalu muncul diingatanku" ucap sbastian pasrah, ia bahkan sampai tak bisa tidur karena terus memikirkan dalia.

Aresh juga dibuat bingung, meskipun ia terlihat biasa saja dibandingkan ketiga kaka nya, tapi sebenarnya ia selalu mengagumi dalia dalam diam, apalagi mengingat saat dalia membuatkannya minuman menyegarkan yang entah namanya apa ia lupa, pelafalannya hampir seperti bola. Ia menyukainya, minuman dan yang membuatnya.

Maaf banyak typonya

Jangan lupa vote, komen&follow... jangan lupa mampir di ig @callista_ra 
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang