24

766 88 2
                                    

"Alcen..." panggil seseorang lembut dari balik pintu yang masih terkunci dari luar.
Alcen tak menggubrisnya, iq masih terdiam menatap pemanfangan dibalik jendelanya.

Ratu athena membuka kunci pintu kamar alcen sambil membawa makan untuk anak ketiganya. Dari kemarin ia tak menyentuh makanan yang diberikan pelayan, ia harap kalia ini alcen mau memakan suapan darinya.

Sakit hatinya saat melihat keadaan anaknya yang terlihat kusut, kelopak matanya menghitam karena kuran tidur, ia bahkan tak menoleh sama sekali untuk melihat siapa yang tengah menghampirinya.

"Alcen.." panggil ratu athena sekali lagi sambil duduk di samping alcen yang tak menoleh sama sekali kearahnya. Alcen tau yang tengah menghampirinya saat ini adalah ibunya, karena tak ada yang memiliki suara selembut dan senyaman ibunya dan kaka keduanya.

"Kau belum makan dari kemarin" lanjut ratu athena. Alcen bukan tak mau menoleh, tapi berat rasanya ia menggerakan tubuhnya bahkan hanya sekedar untuk menolehkan kepala, ototnya melemas seolah ia tengah lumpuh tapi tidak.

Ratu athena menghela nafas lantas menyimpan makanannya di meja terdekat. Ia mengelus rambut alcen lembut lantas menaruhnya diceruk lehernya.

Alcen tak mengeluarkan suara sedikit pun, ia hanya terdiam sambil menyandarkan kepalanya diceruk ibunya, tatapannya tak beralih dari pemandangan dibalik jendela.

"Ayah sedang mencari informasi tentangnya, mau bagaimana pun itu demi kebaikan kita juga" ucap sang ibu. Tanpa sadar Alcen menitikan air matanya meski dengan tatapan kosong.

"Ibu...aku yang bersalah" ucap alcen pelan. Athena tak kuasa mendengar rintihan anaknya, ia tau alcen pasti merasa sangat bersalah.

"Kembalikan dalia, biar aku yang menggantikannya dipenjara" rintihnya lagi meski tatapannya kosong, air mata tetap mengalir dari kelopak matanya.

Athena membiarkan anaknya tertidur di ceruknya, tak ada makanan yang berhasil mengisi perut alcen. Athena terdiam sambil menatap kedepan, entah apa yang harus ia lakukan saat ini, ia hanya bisa berharap yang terbaik bagi semuanya.

****

Anak panah terus menancap ketarget bahkan menembusnya tapi reiga terus melesatkan anak panahnya meski dengan tatapan kosong.

Lingkar matanya hitam karena tak tidur seharian, tatapannya buram dan berbayang. Ia menghentikan kegiatannya lantas terduduk disalah satu dipan yang ada sambil meneguk air.

"Dalia.. elena.." siapa sebenarnya yang ia khawatirkan, batin reiga. Apakah elena sahabat kecil yang ternyata tewas mengenaskan atau dalia orang baru yang di tahan di penjara.

Apakah ia sedang dihianati saat ini, tapi ia tak merasa sakit karena itu. Apa sebenarnya yang menghantui pikirannya, reiga terus bergumam sendirian.

Pikirannya sudah kacau, ia merebahkan tubuhnya diatas dipan lantas memejamkan matanya berharap bisa sedikit lebih tenang.

"Semoga selimut itu bisa menghangatkannya." Bisik reiga sebelum ia benar-benar terlelap.

****

Matahari sudah berada ditengah, dalia yang berada di sel penjara merasa kepanasan, baru sehari ia sudah mati kebosanan, ia tak habis pikir bagaimana yang dipenjara puluhan tahun disini, mungkin ia akan lebih memilih mengakhiri hayatnya.

Dipenjara ini, para tahanan tak diperbolehkan keluar dari sel kecuali ke kamar mandi, makan pun diantar ke sel masing-masing. Mereka jadi seperti vampire karena tak pernah terkena sinar matahari.

Mereka juga hanya memiliki dua salin untuk ganti, tak ada olah raga atau sekedar kegiatan ringan, mereka benar-benar seperti anjing yang dikunci didalam kandang.

Dalia tak boleh melamun, karena ketika ia melamun akan muncul wajah alcen, sbastian, reiga dan aresh ia berharap bisa melupakan mereka semua termasuk ratu athena.

Ia sudah mengatakannya waktu itu, siapa pun elena, ia berterima kasih padanya karena ia dapat merasakan apa itu kasih sayang meski hanya sebentar, dan meski mereka menganggapnya sebagi orang lain bukan karena nya.

Ia terkekeh pelan sambil menitikan air mata. Terdengar tidak sinkron tapi itulah kenyataannya, ia menganggap semuanya seakan baik-baik saja tapi hati tidak bisa berbohong, ia hampa kesepian, ia seperti hidup tapi mati.

Cicitan hewan membuyarkan pikiran dalia, ia melihat seekor tikus melintas melewatinya, ia hanya tersenyum. Keadaannya sama seperti rumahnya di dunia asli, hidup berdampingan bersama tikus, kecoa dan serangga lainnya.

"Ya... anggap saja rumah sendiri" bisik dalia sambil terkekeh sendiri, ia rasa kewarasannya sudah hilang sekarang.

****
"Tuan, mereka mencari tau kasus perdagangan jual beli manusia, termasuk 'elena', apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya seseorang pada majikannya.

"Jangan sampai lengah!!, sampai mereka tau setitik saja informasi lainnya, jangan harap kalian bisa bernafas dengan tenang!!!" Sentak sang ketua membuat anggotanya bergetar ketakutan.

"Damaresh adalah yang paling pertama harus kau waspadai, ia bisa mendapatkan informasi tanpa jejak. Bahkan bayangannya saja tak akan terlihat, ingat itu baik-baik!!!!" Peringat sang ketua yang langsung diangguki olehnya.

"Merepotkan." Dengus sang ketua.

Maaf banyak typonya

Jangan lupa vote&follow...
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Where stories live. Discover now