17

1K 114 0
                                    

Tak terasa sudah menghabiskan waktu beberapa minggu untuk dalia sedikit menguasai ilmu memanah ini, meskipun jauh dari kata mahir, apalagi jika disandingkan dengan keempat pangeran avantazia, tapi setidaknya ia bisa.

"Mau mencobanya dihutan?" Tanya reiga pada dalia.

"Boleh.."balas dalia.

Mereka berdua pergi kehutan, seperti kejadian alcen membawa dalia. Mereka menunggangi satu kuda dengan dalia yang berada didepan.

Kali ini mereka pergi ke hutan bagian utara kerajaan, reiga memilih hutan itu karna tempatnya lebih nyaman dan lebih sejuk dari hutan yang lain.

Selama perjalanan, dalia sibuk dengan pikirannya sendiri, ia jadi kembali mengingat kejadian dimana awal ia berada di tempat ini dan bertemu alcen. Entah ia harus berterima kasih atau marah pada alcen tapi tanpanya ia tak akan bertemu pangeran yang lainnya, ia juga tak akan bertemu ratu athena dan raja leander.

Kira-kira apa sekarang ia akan berada di dunia ini selamanya? Bahkan ia tak tau cara untuk kembali. Tapi setelah berada di sini cukup lama ia sadar, ternyata meninggalkan tempat ini juga bukan hal yang mudah.

Apa kabar zora? Apa kabar sekolah.. bukan, maksudku neraka, bagaimana kabar penghuninya saat ini? Batin dalia.

"Elena.." panggil reiga lembut. Mau didengar bagaimana pun suara itu tetap candu, sulit untuk dijelaskan kombinasi suara yang hasilnya membuat nyaman, kurang lebih begitulah deskripsi suara Reiga, memabukan...

"Iya pangeran.." balas dalia.

"Mm.. tidak, tidak jadi" ucapnya. Dalia tidak menimpal apa-apa, ia masih terdiam.

Sampai dalia dibuat takjub saat ia diperlihatkan air terjun yang begitu indah. Airnya jernih dan ada tebing kecil di dekat air terjun dan tumbuh pohon murbei disampingnya.

"Cantik bukan?" Tanya reiga.

"Iya.., apa kita akan memanah disini?" Tanya dalia.

"Tidak, setelah memanah kita akan beristirahat disini, tempat kita memanah tak jauh dari sini" ucap reiga sambil menunjuk kearah hutan yang terlihat begitu lebat.

Tak lama mereka menyusuri hutan itu, reiga menghentikan kudanya lantas mengikatnya ke pohon agar kudanya tidak hilang.

Hutan ini benar-benar hijau dan bersih, seolah kau berada di dalam lukisan. Banyak serangga yang berwarna terang disini, kurang lebihnya sama seperti hutan-hutan yang bisa kalian lihat di film avatar.
Dalia bahkan tak menyangka jika ia benar-benar dapat melihat hutan seindah ini.

Suara angin menerpa dedaunan seperti suara seruling, ini terdengar begitu menyejukkan.

"Jangan terlalu terbuai dengan kenyamanannya elena, karena terkadang tempat tenang adalah tempat paling berbahaya." Ucap reiga memperingatkan, dapat ia pastikan dalia(elena) pasti akan terkesima dengan pemandangannya.

Dalia langsung menyiapkan busurnya dan memastikan anak panahnya sudah fit dengan string.

Tak lama dari itu, ada yang bersembunyi dibalik semak-semak lantas berjalan kearah mereka, dalia tidak tau hewan apa itu.

"Sepertinya ini babi hutan, siap kan panahmu elena" ucap reiga yang sudah siap membidik.

Dakia mencoba rileks meski takut, sambil membidik anak panahnya kearah mahluk yang masih bersembunyi di semak belukar.

"Hitungan ketiga, lesatkan" perintah reiga yang langsung diangguki dalia.

"1.." ucap reiga menghitung. Dalia menelan salivanya, ini pertama kalinya baginya.

"2.." hewan itu semakin mendekat.

"3.." mereka melesatkan anak panahnya, sontak hewan tersebut meraung kesakitan.

Babi hutan tergolong cukup liar, ditambah babi hutan bermata biru, hewan liar khas hutan Avantazia. Hewan ini cukup dikenal sebagai babi iblis, karena dua panah saja tidak akan cukup.

Kelemahannya adalah mata birunya maka para pemburu harus mengincar matanya agar hewan ini tewas. Mata birunya juga dapat dijadikan obat segala penyakit, namun spesies mereka cukup sulit untuk ditemukan, ini bisa dijadikan rasa syukur dan musibah bagi mereka berdua, karena menaklukannya bukan hal yang mudah.

Babi hutan tadi mengamuk dan berlari cepat kearah dalia dan reiga dengan cepat mereka berlari menjauh meski sulit. Tepat hanya tinggal benerapa detik saja mereka sudah bisa jadi santapan babi hutan.

"Pegangan dengan erat"!!" Reiga menarik pinggang dalia dan meminta dalia untuk berpegangan kelehernya.

Ia mengeluarkan tali jangkar dengan pengaii yang begitu tajam lantas melemparnya keranting pohon besar yang tinggi, lantas mengayunkan tubuhnya sampai terloncat keatas ranting tersebut sebelum babi hutan menghampirinya.

Degupan jantung dalia tak terkontrol , rasanya seperti kalian menaiki wahana biang lala, dimana kalian berputar seperti jarum jam.

"Lesatkan lagi anak panah mu elena!" Perintah reiga dalia hanya menurut meski tangannya gemetar, tapi mau bagaimana lagi karena yang meminta ingin menjadi wanita kuat adalah dirinya sendiri.

"Bidik matanya" ucap reiga yang sudah mengarahkan anak panahnya kemata babi hutan itu.

Mengincar matanya juga bukan hal yang mudah, babi hutan tersebut sudah terbiasa dengan para pemburu, instingnya mengatakan bahwa incarannya adalah mata birunya, jadi ia sengaja menggeleng-gelengkan kepalanya agar bidikannya meleset.

"Gimana ini" ucap dalia gemetar khawatir.

"Tenangkan dirimu elena!" Ucap reiga tegas, membuat dalia tersadar jika dalam memanah ia harus rileks. Ia mencoba meregangkan ototnya dan menenangkan tubuhnya.

"Perhatikan ritme setiap gelengannya, ada titik dimana ia menggeleng sedikit pelan" jelas reiga, babi hutan tersebut ada kemungkinan mengalami luka sehingga membuat pergerakannya sedikit terganggu.

Dalia dapat melihat babi hutan tersebut sedikit berhati-hati saat menggelengkan kepalanya kearah kanan. Berarti ia harus melesatkan anak panahnya saat kepala babi tersebut baru mulai menggeleng kearah kiri sehingga jarak waktunya pas mengenai mata saat kepalanya menoleh kekanan.

"Lesatkan!" Titah reiga. Mereka berdua melesatkan kedua anak panah tepat di kedua mata babi tersebut. Tak beberapa lama babi hutan tersebut mematung lantas terkapar mati. Mereka berdua baru bisa bernafas lega sekarang.

"Wahhh gila!! Keren banget gw!!" Jerit dalia heboh saat dilihatnya mangsa pertamanya tewas.
Reiga yang melihat dalia kegirangan hanya terkekeh sambil mengacak-acak pucuk rambut gadis dihadapannya, meski ia tak paham apa yang dalia (elena) ucapkan tadi.

Maaf banyak typonya😔😔

Jangan lupa vote+komen+follow sama mampir di ig @callista_ra mari kita berkawannn
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Where stories live. Discover now