30

796 101 2
                                    

Tak terasa sudah lima hari ia tak makan dan tidur, ia hanya meneguk air itupun tak seberapa. Ia tak bisa tenang sebelum melihat dalia terbebas dari hukumannya.

Ia terus menatap keluar jendela sepanjang hari, meskipun pikirannya tak berada disana. Ia hanya berpura-pura tidur jika ibunya masuk ke kamar dan memeriksa keadaannya, setelah itu ia terbangun kembali, meskipun sebenarnya ibunya mengetahui itu.

Seseorang masuk kedalam kamarnya. Ia sedang tak ingin diganggu oleh siapapun itu, lagi pula pasti tak jauh dari pelayannya yang mengantarkan makanan.

"Pergilah aku tak ingin makan" ucap alcen mengusir dengan nada halus. Tapi ia bisa mendengar langkahan orang itu tak beranjak pergi justru malah mendekat kearahnya. Baru saja ia mau mengusirnya lagi tapi orang itu mendahuluinya bicara.

"Alcen.... ini aku" ucapnya pelan, ia kenal suara itu tapi tak mungkin gadis itu berada disini, ini pasti hanya pikiranya saja. Alcen tak berkutik sama sekali.

"Alcen... ini aku.. dalia" ucapnya lagi membuat alcen sedikit menoleh.

Alcen terdiam tak berkutik, ia melihat seorang gadis yang selama ini ia rindukan, gadis yang membuatnya tak nafsu makan, tak bisa tidur karena terus mikirkannya.

"Apa ini mimpi?" Batin alcen masih tak percaya. Sampai gadis itu mengelus rambutnya pelan barulah ia sadar jika ini bukan mimpi.

"Dalia..." lirihnya sambil menatap gadis itu. Ia masih tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.

Dalia tak kuat melihat keadaan alcen saat ini sampai ia menitikan air mata. Mata alcen merah, kelopak matanya menghitam, bibirnya kering dan terkelupas, pipinya tirus tangannya bergetar. Ia kehilangan banyak berat badannya.

Alcen memeluk pinggang dalia yang masih berdiri dihadapannya. Wajahnya ia tenggelamkan di perut kecil dalia, ia merasakan tubuh dalia yang mengurus tanpa sadar bahwa keadaannya lebih parah.

Dalia mengusap rambut alcen pelan sambil menenggakkan wajahnya ke langit-langit untuk menaha air mata jatuh lebih banyak lagi. Dalia tak tau jika alcen akan semenderita ini karenanya.

Didalam kamar alcen hanya ada mereka berdua, sementara ratu athena berada diluar kamar meskipun mengintip dibalik pintu bersama ketiga anaknya yang lain.

"Kaka merasakan sakit dibagian dada juga?" Tanya aresh pada reiga. Ia merasakan sakit dan sesak di bagian dadanya saat melihat alcen memeluk dalia. Reiga hanya tersenyum pada adik polosnya yang terakhir sambil mengangguk. Aresh baru pertama kali merasakan cemburu karena seorang wanita.

Sbastian yang memperhatikan kedua adiknya hanya bisa tersenyum.

"Ada apa dengan kalian, Alcen sedang membutuhkan Dalia untuk menghilangkan rasa bersalahnya, kenapa harus cemburu" ucap Sbastian sambil mengacak-acak rambut kedua adiknya lantas menarik mereka berdua untuk pergi dari kamar Alcen agar tak mengganggu mereka berdua.

Padahal dalam hati Aresh sama-sama rapuh. Sebenarnya kalimat yang ia ucapkan tadi hanya penenang untuk dirinya sendiri.

"Ya, hanya untuk menghilangkan rasa bersalahnya. Kenapa juga aku harus cemburu" batin sbastian menenangkan hatinya.

Sementara itu ratu athena juga ikut meninggalkan tempat itu, dan membiarkan dalia untuk menyembuhkan anak ketiganya.

"Makan... kau tidak makan selama aku ditahan bukan" ucap dalia karena alcen tak kunjung melepaskan pelukannya. Alcen hanya menggelengkan kepalanya yang masih tenggelam di perut dalia, dalia terkekeh pelan, setidak nya ia tak rugi merindukan lelaki ini.

"Makanlah...." ucap dalia pelan tapi tak ada respon dari alcen.

"Kalau begitu aku pergi lagi" ucap dalia berbohong, lagi pula ia mau pergi kemana.
Alcen sontak menggeleng lantas menenggakkan wajahnya menatap kearah dalia.

"Kalau begitu makan" ucap dalia, alcen langsung mengangguk mengiyakan.

Dalia mengambil makanan yang sudah disiapkan tadi lantas duduk disamping alcen sambil menyuapi sedikit demi sedikit kemulut alcen. Lelaki itu makan dengan lahap meski tak berbicara apa-apa, dalia harap nafsu makan alcen kembali dan memulihkan staminanya.

Setelah menghabiskan makannya, alcen tak membiarkan dalia pergi. Lelaki itu menggenggam tangan dalia dengan erat seolah tak membiarkannya pergi. Dalia hanya menurut sambil membiarkan kepala alcen bersandar di bahunya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya alcen pelan sambil menatap wajah dalia yang hanya berjarak beberapa senti saja dengan wajahnya.

"Tentu saja, kau bisa lihat sendiri aku baik-baik saja bukan" ucap dalia bohong lagi, padahal ia juga sama kehilangan berat badannya karena tak pernah makan meskipun tak separah alcen karena ia tertidur dengan benar.

"Syukurlah" ucap alcen kembali menatap kearah depan. Dalia mengusap pipi alcen lembut.

"Kembalikan lagi stamina tubuhmu kau jelek kurus begini, seperti kakek-kakek" ucap dalia mencoba menghibur. Alcen hanya terkekeh mendengar ucapan dalia yang menghinanya.

"Tapi tetap tampan bukan?" Balas alcen kembali bertanya. Dalia bersyukur setidaknya alcen sudah kembali meski dengan kesombongannya itu, tapi tak apa yang penting alcen senang, batin dalia.

"Tidak, kau jelek saat ini... sangat jelek aku bersumpah" ucap dalia sambil mengacungkan kedua jarinya, jari telunjuk dan jari tengah.

"Kalau begitu aku akan mengembalikan ketampananku lagi, mungkin akan jauh lebih tampan" kekeh alcen. Dalia senang melihat alcen kembali pulih. Ia mengusap rambut alcen pelan.

"Tidurlah" ucap dalia.

Alcen langsung merubahkan tubuhnya dan menjadikan paha dalia sebagai bantalannya.

"Dalia...." bisik alcen.

"Hmmm..."

"Kau bau sel penjara" celetuk alcen sambil terkekeh. Bagaimana tidak, dari kemarin sore ia belum mandi karena begitu mengantri dan dalia benci menunggu, bahkan rambutnya belum ia cuci selama lima hari ini.

"Apa sekarang kau yang ingin dipenjara?" ucap dalia semakin membuat alcen terkekeh.

"Meskipun bau, kau tetap cantik dalia" lanjut alcen masih terkekeh.

"Kalau begitu saat ini juga ku tendang kau kepenjara" ucap dalia.

"Tak masalah.." balas alcen menantang, padahal ia tak tau bagaimana rasanya dipenjara.

"Sungguh?" Tanya dalia memastikan.

"Ya... asal bersamamu" balas alcen membuat pipi dalia menghangat. Buaya sudah sembuh ternyata, batin dalia sambil terkekeh.

Maaf banyak typo

Jangan lupa vote, komen&follow...jangan lupa mampir di ig @callista_ra mari kita berkawan
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Where stories live. Discover now