22

772 96 0
                                    

Dalia menyusuri ruangan yang tak bercat, melihat kearah kanan kirinya para tahanan yang tertutup oleh jeruji besi. Mereka juga menatap kearah dalia dengan tatapan kosong.

Para tahanan tidak selalu seorang pria, ada juga wanita bahkan seorang lansia. Dalia menyapu pandang kesekelilingnya, menatap lorong gelap dan suram juga kumuh, siapa yang mengira ia akan menjadi seorang tahanan.

"Ternyata bener omongan temen-temen di sana, buah jatuh tak jauh dari pohonnya." Batin dalia menerima fakta bahwa nasibnya sama seperti ayahnya yang menjadi tahanan. Apakah ia juga akan mengakhiri nasibnya sama seperti ayahnya? batin dalia bertanya.

Prajurit menghentikan langkahnya di hadapan penjara kosong, lantas membuka gemboknya dan menendang dalia hingga ia tersungkur kedalam.

Dalia tidak bisa berbuat apa-apa dengan kedua tangnya yang di borgol. Ia lihat keadaan tangannya yang memerah akibat gesekan kulitnya dengan borgol itu, meskipun perih, ia tak bisa melakukan apa-apa.

Disisi lain ada Alcen yang juga dikurung didalam kamarnya, ia tak bisa membayangkan bagaimana keadaan dalia saat ini.

Membayangkan ruangan yang kotor, tidur hanya beralaskan tumpukan jerami ia dapat membayangkan dalia pasti tak akan tidur dengan nyenyak.
Alcen benar-benar merasa bersalah, tau akan berujung seperti ini ia akan berpura-pura tidak melihat dalia saat dihutan waktu itu.

"Dalia.. maafkan aku" batin alcen cemas, ia takut dalia marah padanya, ia takut dalia tidak mau lagi berbicara dengannya, ia takut dibenci oleh dalia.

"Dalia.. " bisik alcen sambil menatap kearah jendela dengan tatapan kosong.

****

Malam ini hujan turun, ini kali pertamanya dalia merasakan hujan didunia ini, meskipun ia tak dapat melihat rinai hujan, tapi setidaknya ia dapat mendengar nyanyian hujan yang jatuh diatas genting.

Seorang prajurit mengantarkan makan malam lewat celah sel di bagian bawah. Dalia hanya sempat meliriknya namun tak menyantap bahkan tak menyentuhnya sama sekali.

Ia tak berniat mogok makan, tapi hanya saja nafsu makannya hilang, bahkan makan tadi siang pun tak ia sentuh sama sekali. Jika kalian berada di posisi dalia, apa kalian akan selera makan?..

"Bagaimana keadaan alcen?" Batinnya bertanya, apakah ia harus membenci lelaki itu. Entahlah ia juga bingung harus menanggapinya bagaimana.

Apa pandangan ketiga pangeran lainnya terhadapku, batin dalia. Tadi ia tak berani menatap kearah mereka, ia yakin semuanya kecewa. Apa lagi mereka selalu memperlakukannya dengan spesial.

Ia baru tersadar, mereka berlaku baik karena mereka menganggapnya sebagai elena, bukan dalia. Itulah faktanya, bagaimana bisa perasaannya terombang-ambing menganggap bahwa dirinya spesial padahal mereka memperlakukan dalia seperti itu karena mereka menganggap dirinya adalah elena.

"Haha" kekeh dalia renyah, apakah ia semenyedihkan itu.

Ia jadi kembali teringat dengan ratu athena, apakah ia menyesal telah mengakui bahwa dalia adalah anak perempuan satu-satunya yang selalu ia banggakan.

Ia ingat, saat itu ratu athena mengatakan jika ada sesuatu yang ingin diceritakan maka ceritakanlah padanya karena ia siap mendengarkan, kira-kira apakah kalimat itu masih berlaku sekarang, pikir dalia sambil terkekeh menyedihkan.

"Menyedihkan sekali" batin dalia sambil memejamkan matanya diatas tumpukan jerami yang menjadi alas tidurnya. Tak ada selimut yang dapat menghangatkannya malam ini, padahal malam ini hujan.

****

"Elena Azalea, Dalia Azalea" gumam sbastian sambil menatap langit yang sedang menurunkan air hujan.

Ia ingat dalia (elena) paling sering menemaninya mematap langit malam, karena mereka sama-sama mengidap insomnia.Sbastian menggeleng-gelengkan kepala, menepis kenangannya bersama dalia.

"Bagaimana mungkin aku mengenang semua kejadiannya bersama seorang penipu." Gumam sbastian, ia tak alergi fakta bahwa semua kegiatan bersama dalia adalah yang paling ia ingat, gadis itu tau caranya memberi kenyamanan pada orang sekitar.

Sbastaian mencoba memejamkan matanya meski tak bisa. Pikirannya berkecamuk. Pikirannya saat ini justru mempertanyakan dari mana asal dalia, ia sama sekali tak memikirkan tentang dalia yang menyamar menjadi sahabat masa kecilnya, bahkan jujur saja ia tak begitu kecewa saat mengetahui dalia bukanlah elena yang selama ini menghantui mimpinya.

Ia jadi berfikir, apakah selama ini ia memang tak pernah menganggap dalia sebagai elena, batin sbastian bertanya pada dirinya sendiri.

"Elena pasti kedinginan saat ini" gumam sbastaian.

"Eh.. dalia" koreksinya dalam hati.

Sekitar jam setengah satu malam, seseorang menyusup kedalam penjara sambil menggenggam kunci. Ia mencari dimana orang itu ditahan, sampai akhirnya ia berhenti di tempat paling ujung.

Ia melihat gadis itu sedang meringkuk menahan dingin meski sudah terlelap dalam tidurnya.

Dengan perlahan ia membuka kuncinya dan masuk kedalam. Ia tau jam segini tak akan ada penjaga yang keliling maka dari itu ia sedikit lebih tenang, lagi pula ia juga menyamar dengan mengenakan pakaian penjaga.

Ia membawa kantong yang cukup besar dan mengeluarkan selimut yang disimpan didalamnya. Ia tau gadis ini pasti kedinginan, maka dari itu ia nekat masuk hanya untuk membawakannya selimut.

Sebenarnya itu menjadi salah satu alasannya, alasan terpentingnya adalah karena ia merindukan gadis ini.

Perlahan ia duduk di tumpukan jerami itu sambil perlahan mengangkat kepala dalia agar tertidur di atas pangkuannya, dalia tidak terbangun, justru ia mencari posisi nyamannya sambil meringkuk didalam selimut.

Ia tersenyum melihat wajah dalia yang menggemaskan sambil mengusap rambut gadis itu, namun tiba-tiba tatapannya jadi sendu. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia bahkan tak menyangka akan berbuat sejauh ini untuk gadis yang katanya seorang penipu.

Entah apa yang sudah dalia lakukan padanya, yang jelas gadis ini yang membuatnya mau melakukan segala hal untuknya.

"Apakah sekarang aku jadi bodoh?" Tanyanya dalam hati karena masih percaya dengan gadis penipu ini, meskipun tangannya masih mengusap lembut rambut dalia.

Maaf banyak typonya


jangan lupa vote,komen&follow...mampir di ig @callista_ra mari kita berkawann
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang