02 : kerajaan Park.

713 107 28
                                    

Happy reading🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading🖤

Ayo dong vote komennya😔 aku sedih karena kalian kayaknya kurang tertarik sama sequel asrama yellow ini huhuu~😢 maaf ya kalau emang ga sesuai sama ekspektasi kalian😣

...

"Bu—"

Sunhee menoleh ke belakang begitu mendengar suara Sunghoon, satu alisnya terangkat angkuh, "Ya?"

"Apakah ... ini tidak terlalu banyak?" Sunghoon kembali memperhatikan pakaian, sepatu, celana, dan semua aksesoris yang tidak yakin dia butuhkan. Sejak kecil, Sunghoon diajarkan untuk menghemat, dia sudah terlatih untuk tidak membeli sesuatu yang tidak penting meskipun sesuatu itu sangat menarik perhatiannya.

Sunhee sepenuhnya memusatkan perhatiannya pada Sunghoon, pandangan mata itu masih tetap sama, datar, dingin dan tidak terbaca. Kedua tangannya bersedekap di dada, "Siapa yang membeli semua barang ini?"

Pertanyaan aneh itu membuat dahi Sunghoon mengernyit bingung, "Tentu saja, Ibu ..."

"Lalu kenapa kamu mempermasalahkannya?" Sunhee menghela nafas berat, lalu setelah itu tangannya kembali memilih-milih pakaian yang akan dia beli lagi untuk kebutuhan anak angkatnya, "Tidak usah peduli berapa banyak pengeluaran yang Ibu keluarkan untuk membeli kebutuhanmu, ini tidak seberapa. Lagipula, ingat identitasmu sekarang. Kamu bukan Im Sunghoon, tapi Park Sunghoon."

Pandangan matanya kini beralih lurus ke depan, tepat menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. Benar. Dia bukan lagi Im Sunghoon. Lihat bagaimana dia berpenampilan sekarang ini, rambutnya yang baru saja di potong kini tertata rapih memperlihatkan keningnya. Jas melekat apik di tubuhnya yang sebelumnya tidak pernah Sunghoon pakai. Lalu sepatu dan jam tangan mahal, jangan lupakan wajahnya yang tampak sangat bersih setelah melakukan perawatan.

Dulu penampilannya tidak seperti ini. Sunghoon terbiasa menutup keningnya dengan rambut. Memakai pakaian rumahan murah yang biasanya dia beli dari pasar malam. Sunghoon tidak terbiasa memakai sepatu semacam ini karena sepatu yang biasa dia gunakan hanya sepatu sekolah saja, selebihnya dia hanya memakai sendal rumahan. Lalu jam tangan, Sunghoon tidak pernah menggunakan benda semacam itu.

"Sunghoon!"

Matanya menerjap cepat mendengar suara Sunhee memanggil dirinya dengan nada yang cukup tinggi, "Ya, Bu?" Segera saja kakinya dia langkahkan untuk mendekati wanita paruh baya di depannya.

"Ibu memanggilmu sejak tadi!" Wanita paruh baya itu mendengus, lalu memasukkan kembali black card nya ke dalam dompet.

Sunghoon belajar satu hal lagi. Selain datar dan dingin, Sunhee ternyata cukup pemarah. Wajah hangat dan penuh kasih sayang yang sempat wanita itu tunjukkan saat di panti asuhan kini sudah benar-benar hilang. Bibirnya bahkan tidak lagi terlihat membentuk lekukan senyum indah yang sempat membuat hati Sunghoon berdesir hangat.

Wheel SpinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang