05 : proses adaptasi yang sulit.

388 80 34
                                    

Happy reading🖤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading🖤

Ayo dong ramein, biar aku makin semangat😞👆🏻 btw feliana_ makasih loh dah ngingetin aku up🤫💖

...

Malam yang panjang kembali menghampiri Sunghoon, mata laki-laki itu masih terbuka lebar padahal jarum jam sudah menunjuk pada angka sepuluh malam. Pandangannya beralih menatap pintu kamar, haruskah dia kembali berkeliling mansion untuk menghilangkan rasa bosannya?

Tidak. Sepertinya itu bukan ide yang bagus. Semua sepupunya ada di mansion, Sunghoon tidak tau mereka sudah tertidur atau belum, jadi keadaan diluar belum tentu aman untuknya keluar. Tapi sialnya dia merasa bosan, suara jarum jam yang bergerak berpindah membuatnya muak.

Baiklah karena sepertinya memang tidak ada cara lain untuk menghilangkan rasa bosannya sejak selesainya acara makan malam, Sunghoon segera bangkit dari duduknya, dia menarik nafas panjang sambil meyakinkan dirinya bahwa keadaan diluar pasti sudah tenang, tidak akan ada siapapun disana karena sepupunya pasti sudah bergelung dengan selimutnya masing-masing. Bukankah seharusnya mereka kelelahan setelah seharian belajar di sekolah?

Lagi-lagi Sunghoon keluar dari kamarnya sendiri seperti seorang pencuri. Kakinya mengendap-endap dengan kepala yang terus menoleh ke depan, samping dan belakang. Ayolah Sunghoon, kamu bagian dari keluarga Park juga. Suara dalam pikirannya itu membuat dirinya berhenti melangkah, matanya menatap lurus ke depan.

“Benar. Ibu bilang aku tidak boleh terlihat lemah kalau tidak mau menjadi tikus jalanan di mansion ini.”

Ya. Sunghoon mendapatkan kata kata itu dari ibunya tepat sehabis selesainya acara makan malam. Dia sempat dimarahi habis-habisan karena sepertinya wanita paruh baya itu tau bahwa dirinya diperlakukan tidak baik oleh semua sepupunya. Sunghoon tidak tau ucapan itu keluar dari mulut ibunya karena merasa khawatir pada dirinya atau karena takut harga dirinya jatuh.

Ibu membawamu kesini bukan untuk menjadi mainan mereka, Park Sunghoon.” Matanya yang tajam itu masih terekam jelas diingatan Sunghoon, ada sepercik kobaran api yang entah apa maknanya, “Ibu ingin kamu duduk di kursi itu, kursi tahta Park. Dan kuasai semuanya, karena kamu pantas untuk itu. Kamu mengerti apa yang ibu katakan?!”

Matanya terpejam saat kejadian beberapa jam yang lalu kembali terlintas dalam benaknya. Lagi. Sunghoon menghela nafas panjang. Laki-laki itu kemudian melanjutkan langkahnya dengan tubuh yang tegap, dan pandangannya lurus ke depan. Mulai sekarang, Sunghoon harus mencoba beradaptasi dengan semua sepupunya, dia harus bisa membuat mereka semua luluh padanya.

Lalu bagaimana caranya? Itulah pertanyaan yang terus berputar dalam pikirannya. Bagaimana cara membuat sepupu-sepupunya yang ganas itu menjadi luluh dan mau berbaur dengannya yang hanya anak dari panti asuhan pinggir jalan?

Wheel SpinWhere stories live. Discover now