14 : batas yang tidak bisa dilewati

401 72 34
                                    

Happy reading🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading🖤

Komen juga dong🙁 aku tuh suka banget baca baca komen yang ikut nimbrung berteori tentang cerita yang aku tulis. Seru aja gitu bacanya, jadi tambah semangat membaduti xixi🤡

...

Heeseung menoleh ke arah suara gaduh dari belakang tubuhnya, seketika gerakan kunyahan giginya terhenti saat melihat beberapa siswa mengerubungi satu meja yang entah sedang di duduki siapa. Matanya menyipit, memperjelas pandangannya sendiri ketika melihat sepatu seseorang yang sedang dikerubungi itu.

Empat siswa itu menumpahkan sisa makanan mereka ke tempat makan yang ada di atas meja, kemudian salah satu diantara mereka menyuruh seseorang yang sedang mereka kerubungi itu untuk segera memakannya dengan waktu dua menit. Heeseung melirik makanan yang bertumpuk di atas tempat makan itu, bagaimana bisa makanan sebanyak itu habis dalam waktu yang singkat? Tanyanya dalam hati.

Berdecak sambil menggeleng pelan, Heeseung kemudian kembali menghadap ke depan, tepat ke arah makanannya dan dia kembali makan dengan tenang. Tidak ingin ikut campur dan lagipula kenapa dia harus peduli? Yang harus dia pedulikan adalah dirinya sendiri.

Dari arah pintu kantin terlihat Sunoo, Jungwon dan Ni-ki melangkah masuk. Heeseung melihat mereka bertiga, dan sempat bersitatap beberapa detik, tapi kemudian mereka langsung mengalihkan pandangan seperti tidak mengenal satu sama lain. Ketiga sepupunya itu duduk di sebrang sana, hanya terhalang satu meja dengan mejanya saat ini.

"Ada keributan apa di meja ujung sana?" Sunoo yang memang dasarnya selalu merasa penasaran dengan apa yang dia lihat langsung melontarkan pertanyaan begitu matanya melihat beberapa orang mengerubungi satu meja.

Ni-ki mengedik acuh, dia mulai memakan makanannya sendiri tanpa menoleh sedikitpun ke arah yang dibicarakan oleh sepupunya. Sementara itu Jungwon tampak begitu tertarik dengan apa yang terjadi di ujung sana, kepalanya terus menerus menoleh untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Kurasa mereka sedang membully seseorang," Sunoo berujar dengan santai sambil mengunyah makanannya.

Kepala Jungwon langsung terangkat, sepenuhnya memusatkan pandangannya pada kaki seseorang yang sedang dikerubungi oleh empat orang siswa, "Kenapa kamu bicara seperti itu?" Tanya Jungwon pada saudara kembarnya.

"Hanya perasaanku," Sahutnya acuh, "Kalau bukan sedang membully, lalu mereka sedang apa berdiri mengelilingi meja seperti itu?"

Mendengar kata bully membuat Jungwon menjadi khawatir karena beberapa hari yang lalu dia mendapati Sunghoon ditendang oleh seseorang dengan mata kepalanya sendiri. Jungwon ingin sekali melihat siapa siswa yang sedang duduk di kursi itu, tapi sialnya empat siswa itu menghalangi pandangannya. Jungwon tidak bisa melihat bagian tubuh yang lain selain kaki seseorang itu yang terbalut celana seragam sekolah.

Wheel SpinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang