06 : luka yang harus dibayar.

434 85 8
                                    

Happy reading🖤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading🖤

...

Sunghoon kira kehidupan di sekolahnya sekarang tidak akan sama seperti yang dulu. Tapi ternyata apa yang sudah dia bayangkan tidak terjadi, Sunghoon kembali dipaksa menelan pil pahit. Dia harus menerima fakta bahwa dimanapun dia berada, hidupnya memang hanya lelucon untuk orang-orang.

Bugh!!

"Uhuk—!!" Sunghoon terbatuk keras saat Hueningkai lagi-lagi meninju perutnya.

"Hei lihat, sudah kubilang kan. Sunghoon ini lemah—" Dia menunjukkan pada teman-teman kelasnya, "Bahkan sepupu-sepupunya pun tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga Park."

Orang-orang di dalam kelas itu masih terdiam, sedikit terkejut melihat Hueningkai tiba-tiba saja memukuli Sunghoon saat bel pembelajaran berakhir berbunyi dan guru meninggalkan kelas. Siapa sangka bahwa kedua murid baru itu akan memberikan mereka pertunjukan seperti ini?

"Hei Sunghoon! Bangun bodoh! Kamu tidak malu hanya menerima pukulan Kai saja? Lawan dia kalau kamu laki-laki!"

Hueningkai tersenyum miring mendengar salah satu teman kelasnya berkata seperti itu, "Benar. Lawan aku kalau kamu memang laki-laki."

Sunghoon berusaha bangkit, meremat perutnya yang saat ini terasa berdenyut-denyut menyakitkan. Darah kembali mengalir dari sudut bibirnya, padahal dia sudah menyekanya berkali-kali. Ah. Sepertinya luka akibat pukulan Hueningkai cukup parah.

"Lawan dia bodoh!" Kini suara itu terdengar dari segerombolan perempuan, "Kamu ini laki-laki bukan?"

Ejekan itu terdengar begitu jahat. Hati Sunghoon terasa begitu perih, bahkan seluruh luka akibat pukulan Hueningkai tidak ada apanya. Setitik air mata lolos membasahi pipinya, Sunghoon perlahan mengangkat kepalanya, menatap mata Hueningkai yang tampak begitu tajam.

"Pantas saja Park bersaudara tidak mau mengakuimu, ternyata kamu memang selemah ini," Hueningkai lagi-lagi tersenyum miring.

"Kai—"

Bugh!!

Sunghoon tersungkur ke samping, tubuhnya menabrak papan tulis dan itu sangat menyakitkan. Sambil meringis, laki-laki itu mencoba bangkit lagi, tubuh tingginya itu sempoyongan. Demi tuhan, sepertinya dia akan segera pingsan. Kepalanya terasa seperti sedang berputar-putar akibat pukulan yang berkali-kali Hueningkai berikan padanya.

"Apa kita— pernah bertemu sebelumnya?" Sunghoon mengucapkan kalimat itu dengan susah payah diantara rasa sakit di sekujur tubuhnya, "Aku tidak ingat bahwa aku— pernah bertemu denganmu. Lalu kenapa kamu— uhuk!! melakukan hal seperti ini padaku ...?"

Wheel SpinWhere stories live. Discover now