16 : akulah tempat kalian berteduh.

397 80 36
                                    

Happy reading🖤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading🖤

...

Jake menarik napas panjang setelah berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring. Peluit ditiup oleh guru olahraganya, dan dengan itu tim Jake menang, berhasil mengalahkan tim lawan dengan skor beda tipis. Dia menyeka keringat yang mengucur di lehernya, Jake kemudian berlari ke arah tempat duduk untuk mengambil botol air minum yang sudah disediakan disana.

"Jake, lihat, Jay melihatmu dengan matanya yang tajam."

Mendengar ucapan dari salah seorang temannya, Jake langsung menatap Jay di sebrang sana. Benar. Jay menatapnya tajam sambil meneguk air minum. Tentu saja laki-laki itu akan marah karena tidak terima dengan kekalahan yang dia dapatkan. Jake kemudian tersenyum remeh, mengangkat kedua alisnya pada Jay yang masih belum mengalihkan pandangannya.

"Mau bertanding lagi dan membuktikan siapa yang lebih unggul?" Jake berteriak, karena jarak antara dirinya dan Jay cukup jauh.

Jay menyimpan botol minum itu di samping tubuhnya dengan agak kasar, terlihat jelas dari gelagatnya pun bahwa saat ini emosinya mulai tersulut, "Satu lawan satu?" Tantangnya balik.

Jake berdiri, "Baik. Satu lawan satu."

Dengan itu Jake dan Jay kembali bertanding. Suara decitan sepatu mereka yang beradu dengan lantai lapangan terdengar sangat ribut. Mereka memperebutkan bola basket itu dengan cara yang cukup kasar, saling mendorong, saling menyenggol, bahkan sampai beberapa kali jatuh tersungkur karena terlalu kasarnya permainan mereka.

Seluruh anak kelas lagi-lagi hanya menjadi penonton, mereka meneriakkan nama Jake dan Jay sehingga ada dua kubu disana. Yang satu yakin bahwa Jake akan kembali menang, dan yang satunya lagi yakin bahwa kali ini Jay yang akan menang.

Dan sorakan itu rupanya semakin membakar mereka. Maupun Jake dan Jay, keduanya terlihat semakin kasar. Sejauh ini belum ada satupun di antara mereka yang bisa memasukkan bola basket itu ke dalam ring, yang ada malah mereka terus silih bergantian jatuh tersungkur setelah mendapatkan dorongan ataupun senggolan keras dari lawan main.

Jake berlari sekuat tenaga saat melihat Jay jatuh tersungkur, sementara itu tangannya tidak henti mendribble bola basket. Mendengar suara decitan langkah kaki Jay yang kian dekat, dia langsung melempar bola basket itu ke dalam ring karena tidak ingin Jay mengambil alih.

"JAKEEEE!!! SUDAH KU BILANG JAKE YANG AKAN MENANG!!" Anak-anak semakin bersorak, berteriak kegirangan karena Jake pada akhirnya berhasil mencetak skor.

Dada Jake naik turun cepat, mengais udara karena dia sudah terlalu banyak berlari. Menoleh ke belakang, mendapati Jay menatapnya dengan tatapan penuh amarah, "Masih mau melanjutkan pertandingan?" Tanya Jake meremehkan.

Wheel SpinWhere stories live. Discover now