[03] ~ Kindness from Evil

34 3 2
                                    

Malam itu cukup gelap, hanya rembulan dan beberapa lampu jalanan menyinari jalan gadis yang akhirnya merasakan suasana pulang kerja itu. Wajahnya berseri-seri lebih terang daripada rembulan malam itu, hatinya begitu bahagia mengalahkan rasa lelahnya. Baginya, lebih baik lelah bekerja daripada lelah menunggu panggilan interview.

Sebelum menuju apartemen, Nadira berniat untuk mampir ke warung penyetan pinggir jalan untuk merayakan hari pertama bekerjanya. Dari radius seratus meter gadis itu bisa melihat tenda dengan khas oranye, apalagi kalau bukan penyetan purnama, makanan favoritnya sejak di Surabaya. Wajahnya makin sumringah melihat itu.

cittt citt citttt

Langkahnya terhenti mendengar suara itu. Mirip suara tikus. Nadira menunduk, ternyata tidak ada apa-apa di kakinya, ia pikir kakinya menginjak tikus.

cittt cittt citt!!

Suara itu semakin keras membuatnya penasaran. Gadis itu akhirnya berjongkok untuk mendengarkan suara itu. Kini matanya tertuju pada batu di dekat pohon, perlahan gadis itu mendekat dan suara itu terasa lebih keras lagi di dekat sana.

"Eh?" Nadira terkejut melihat seekor kelelawar terjepit di antara batu itu.

Nadira tergolong manusia yang tidak tega melihat binatang apapun berada dalam kondisi yang sulit. Tanpa ada keraguan sedikit pun, gadis itu menarik batu yang cukup besar itu dengan kedua tangannya. Perlahan-lahan namun pasti, akhirnya kelelawar itu bisa terbang kembali.

"Yey!" Nadira merasa bangga sudah membebaskan kelelawar malang itu, kemudian bangkit kembali.

Anehnya, kelelawar itu masih terbang tepat di depan matanya. Nadira merasa kelelawar itu memerhatikannya.

"Oh.. Mungkin dia mau bilang terima kasih.."

"Sama-sama kelelawar!" Nadira tersenyum lebar sambil mengacungkan satu jempolnya.

"Sudah terbang sana! Cari buah buat makan, jangan minum darah manusia lohh," ucapnya.

Entah kenapa Nadira merasa kelelawar itu nampak marah dengan ucapannya.

"Nggak kok bercanda! Mana ada kelelawar minum darah manusia hahaha."

Tak lama kelelawar itu pergi dari hadapannya, terbang jauh entah kemana.

krucuk~~~

"Astaga sampai lupa mau makan!" Nadira menepuk jidatnya. Sejurus kemudian gadis itu berjalan cepat menuju tenda oranye di sana, sebelum dia kehabisan kepala bebek!

Sesampainya di sana dia sangat bersyukur masih bisa melihat satu kepala bebek tersisa. "Buk nasi kepala bebek satu sama es teh! Makan sini ya!" Ucapnya dengan semangat.

"Oke siap mbak, ditunggu ya!" Balas ibu itu tidak kalah semangatnya.

Sambil menunggu Nadira membuka ponselnya untuk melihat pesan yang belum sempat dibukanya. Gadis itu tersenyum malu melihat isi grup kerja yang berisi dukungan untuknya. Dia merasa beruntung sekali mendapat rekan-rekan kerja yang menyebar energi positif.

Sejenak matanya mengintip bapak-bapak yang sedang menggoreng, ternyata masih belum. Nadira kembali fokus pada ponselnya, kini dia membuka aplikasi instagram. Ada 4 pengikut baru, ternyata semua rekan divisinya.

Pak Gio ada ig gak ya?

Nadira iseng mengetik nama lengkap pria itu di kolom pencarian, ada banyak sekali nama Giovano di sana. Satu persatu akun dibukanya, namun dia tidak menemukan satupun akun dengan wajah bosnya.

"Gak punya akun instagram kali ya," gumamnya.

"Buk tempe penyet satu sama air putih,"

"ALLAHUAKBAR!" Reflek Nadira menyembunyikan ponselnya

My Love is an AhoolWhere stories live. Discover now