[16] - Say It

24 1 0
                                    

"Pak," panggil Nadira dari sofa pada Gio yang berbaring di kasur. Pria itu menoleh dan menaikkan kedua alisnya.

"Saya boleh nanya?"

"Apa?"

"Pak Gio umur berapa sekarang?" Tanyanya karena dia sudah tau Gio bukan manusia bisa saja yang ada di KTP itu semua palsu.

"100 tahun saya hidup sebagai kelelawar, 98 tahun saya hidup sebagai siluman kelelawar. Anggap saja sebagai manusia saya 98 tahun."

Sama kakek-kakek 98 tahun gak mau? Nadira tiba-tiba ingat dengan pertanyaan Gio saat di tepi bukit itu.

"Ah.. Ternyata kakek-kakek itu Pak Gio sendiri maksudnya?" Nadira tertawa.

Gio menggaruk-garuk rambutnya, "..Ya"

Sebuah pikiran iseng terlintas di pikiran Nadira.

"Kakek Gio nih?"

Gio langsung melotot padanya dan Nadira langsung tertawa terjungkal-jungkal. Baru kali ini dia melihat bosnya itu melotot segitunya. Bukannya seram, malah terlihat lucu dimatanya.

"Di mana-mana orang lihat saya melotot takut, bisa-bisanya kamu malah ketawa ya," ujarnya saat Nadira mulai berhenti tertawa. Pria itu rela menunggu hingga Nadira puas tertawa.

"Jadi sekarang saya panggil Kek Gio aja ya? Umur Bapak beda jauh banget sih," godanya lagi.

"Ganteng-ganteng gini dipanggil kakek, gak ah." Gio memalingkan wajahnya.

"Terus saya panggil apa dong? Buyut?"

Gio mendengus dan menoleh pada Nadira lagi, "Panggil sayang aja gimana?"

"Idih modusnya," wajah Nadira mengejeknya.

"Di luar kantor saya kurang nyaman kalau kamu panggil saya Pak terus, apalagi Kakek, Buyut. Mau saya makan?"

Nadira menyengir, "Bercanda Pak.. Saya tau umur Pak Gio 32 tahun aja merasa harus panggil Pak, apalagi 98 tahun."

"Masa setelah nikah sama saya tetap panggil Pak?"

"Kenapa sih Bapak ngebet banget nikah sama saya?" Nadira agak kesal saat mendengar kata nikah.

"Karena kita berjodoh."

Nadira tercengang, "Pak Gio bisa lihat masa depan?"

"Bisa, tapi sebatas satu jam kedepan."

Gadis itu mengernyit, dia tidak paham hubungan dari jodoh dan melihat masa depan satu jam kedepan.

"Saya tau kamu jodoh saya bukan karena itu, ada hal lain," pria itu menjelaskan kembali.

"Apa itu?" Nadira makin penasaran.

"Rahasia."

"Lha kok rahasia sih, kan saya pengen tau kok bisa bapak nyebut saya jodoh bapak." Nadira cemberut.

"Kali ini rahasia, intinya kamu jodoh saya. Tanya pertanyaan lain aja."

"Ish." Nadira memalingkan wajahnya, padahal itu yang paling ingin dia tau.

"Oh iya," Nadira teringat kejadian semalam. "Pak Gio kemarin habis berantem?" Tanyanya.

Gio mengangguk dan mulai menceritakan semuanya dari awal hingga akhir bahwa kemarin sebenarnya dia sudah ada di cafe saat Nadira akan turun. Namun, dia melihat seseorang mengamati Nadira dan Gio mengetahui bahwa itu bukan manusia, melainkan vampire. Tanpa basa basi Gio menyeret vampire itu dan membawanya terbang ke hutan. Di sana mereka adu kekuatan, Gio mendapat luka yang cukup banyak tapi itu setimpal dengan apa yang vampire itu dapat, dia mati ditempat dengan tangan Gio.

My Love is an AhoolWhere stories live. Discover now