[06] ~ I'm Not a Human

34 3 0
                                    

Dua ratus tahun yang lalu hidup seekor kelelawar di hutan Gunung Salak. Kelelawar itu sangat kuat dan cerdas, hingga dia menjadi pimpinan para kelelawar yang tinggal di daerah tersebut. Ketika malam tiba dia bersama teman-temannya keluar untuk mencari buah segar di hutan, di siang hari mereka hanya tidur bergelantungan dalam gua. Hari-hari berlalu seperti itu terus.

Hampir seratus tahun dia hidup sebagai kelelawar dan melihat satu persatu temannya mati dengan cara yang berbeda. Kematian yang paling dia benci adalah kematian yang disebabkan oleh manusia, karena salah satu sahabat yang paling dia percaya mati akibat perburuan liar.

Kelelawar itu dapat bertahan hidup lama karena dia kuat dan cerdas, meskipun dia hidup sendirian setelah semua kelompoknya mati. Hingga 100 tahun berlalu, tiba-tiba dia merasakan sakit disekujur tubuhnya hal itu terjadi berkali-kali setiap malam. Pada puncaknya, kelelawar itu berubah menjadi seorang remaja.

Dia melihat sekujur tubuhnya telah berubah drastis, sempurna seperti manusia. Dia mencoba menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, itu terasa sangat nyata. Awalnya dia mengira ini mimpi. Tapi ternyata bukan, dia memang berubah menjadi manusia.

Remaja laki-laki tanpa busana itu berjalan menyusuri hutan. Dia tidak bisa melihat apapun malam ini karena matanya sudah berbeda, dia hanya asal berjalan saja mengikuti cahaya rembulan. Hingga akhirnya dia melihat satu cahaya bersinar terang, dia terus mendekat ke sana. Ternyata itu adalah sebuah rumah kayu.

Dia memukulkan tangannya ke pintu di sana sambil mulutnya berusaha mengeluarkan bunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia memukulkan tangannya ke pintu di sana sambil mulutnya berusaha mengeluarkan bunyi. Yang dia katakanya hanya, "Hul hul."

Tak lama kemudian keluar sepasang manusia tua dari sana, mereka agak terkejut melihatnya. Mereka juga berbicara dengan bahasa yang tidak mengerti olehnya. Jadi dia hanya diam hingga mereka menyuruhnya masuk.

"Pakai ini," pria tua itu memberikan sepasang baju kepadanya. "Ba-ju, ini namanya baju," dia menjelaskannya.

"Ba?" dia mencoba mengikutinya.

"Ju," pria itu menuntunnya dengan sabar.

"Baju."

"Aih pintarnya," pria itu mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang.

Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah hampir dua tahun dia dirawat oleh sepasang suami istri yang menyayanginya dengan tulus. Mereka memberi nama anak itu Andrew.

Kecerdasannya dulu sebagai kelelawar tidak pernah hilang, Andrew cepat belajar dan menyesuaikan diri sebagai manusia, bahkan dia sudah lancar berbahasa Indonesia setelah 2 bulan. Karena mereka tinggal di hutan, sepasang suami istri itu tidak bisa menyekolahkannya ke kota, mereka hanya mengajari Andrew pengetahuan umum, etika, dan cara berbahasa.

"Nak," panggil ibunya.

"Iya ibu," jawab Andrew. Dia memanggil mereka ayah dan ibu.

"Sebenarnya kami sudah tau kamu bukan manusia."

My Love is an AhoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang